Jam menunjukan pukul 18;24 malam di depan sebuah restoran yang begitu mewah terlihat dua pasang, eh bukan dua pasang tapi empat orang sedang berdiri di sana menatap restoran itu. Mereka adalah Bima, Andra, Sena dan Citra.
"Yakin makan di sini?" Ucap salah satu gadis.
"Ya terus kalian mau makan di mana?" Kata pria di sebelahnya yaitu Bima.
Andra diam saja dia terpaksa menemani Bima yang kalah taruhan. Awalnya Andra berniat meninggalkan Bima sendirian. Tapi setelah pertandingan selesai, Bima langsung menarik Andra ke mobil nya.
"Kalo gitu kalian ikut kita!" Kata wanita itu lagi yang tak lain adalah Sena.
Mereka melaju pergi meninggalkan restoran itu jauh dan berhenti di depan warteg langganan dua gadis itu.
"Nah di sini udah pasti hemat ples kenyang." Kata Sena menunjuk warung yang dia maksud.
"Lu remeh hin gue." Kata Bima yang masih kesal karena kalah dari Sena.
"Ha maksud lo?" Sena memiringkan kepalanya bingung.
"Lo pikir gue gak mampu bayar makanan di restoran tadi." Kata Bima ketus. dia masih kesal dengan kekalahannya.
"Gue gak suka di sana!"
"Kenapa?" tanya Bima.
"Lo gak perlu tau, yang penting Lo traktir gue sama sahabat gue di sini." Kata Sena. Citra yang tau apa alasan Sena tidak ingin makan di restoran mewah itu hanya diam. Mereka pun masuk kedalam warung itu memesan empat porsi lauk lengkap untuk ke empat orang itu. Di sela-sela mereka makan tiba-tiba Andra bertanya.
"Kenapa kalian pilih makan di sini?"
"Ya karena di sini porsinya banyak ditambah murah, di jamin kenyang dan ramah di kantong." Kata Citra menjelaskan.
"Bener banget, lagi pula kita berdua punya prinsip kalo di traktir jangan memberatkan orang yang traktir." Kata Sena di barengi dengan anggukan dari Citra yang membenarkan ucapan Sena.
"Padahal makan di restoran tadi juga gak papa." Kata Bima sombong sedangkan tangannya mencomot kerupuk di meja.
"Gak semua orang suka makan di restoran mewah." Kata Sena ketus.
Andra dan Bima merasa Sena dan Citra bukan cewek yang sering ditemui termasuk cewek langka sulit di temukan.
"Owh ya, kita belom kenalan gue Bima dia Andra." Bima mengulurkan tangannya kepada Sena dengan wajah masam.
"Emang harus ya kenalan?" Kata Sena, memutar bola matanya malas.
"Sen gak boleh gitu, gue Citra ini Sena." Kata Citra memperkenalkan dirinya dan sahabatnya itu. Bima menarik lagi tangannya yang tidak mendapatkan balasan dari Sena.
"Temennya di ajarin ramah ya Cit judes banget jadi orang." Perkataan Bima itu membuat Sena menatap tajam kepada Bima. Dalam hati Sena ingin rasanya melempar sendok yang dia pegang ke arah Bima. Melihat tatapan tajam itu Bima memalingkan wajahnya dengan ekspresi tidak tau apa-apa.
"Lu juga sih Bim, harusnya lo yang sopan sama cewek." Nasehat Andra kepada Bima yang menurut Andra Bima terlalu terbawa emosi karena kalah melawan Sena.
Bima hanya diam dan merenungkan ucapan Andra itu, dia pun sadar bahwa dirinya sudah sangat kelewatan kepada Sena.
Berapa menit kemudian Bima, Andra dan Sena sudah selesai makan, tinggal Citra yang belom selesai makan. Ya seperti julukan yang di berikan Sena 'putri kraton'.
"Sena bisa ngomong bentar enggak?" Tanya Bima tiba-tiba.
"Apa lu gak bisa bayar? cuman 25ribu satu porsi lu gak bisa bayar?" kata Sena asal tebak.
"Bukan, gue mau ngomong berdua sama lu keluar bentar yok." Kata Bima wajahnya menampilkan ekspresi serius.
Sena pun berdiri berjalan keluar warteg dan di ikuti Bima mereka meninggalkan Citra yang sedang berusaha menghabiskan makanannya bersama dengan Andra.
"Temen lu mau ngomong apa sih sama sahabat gue?" Tanya Citra kepada Andra penasaran.
"Entah" Jawab Andra singkat membuat Citra berdecak kesal dan melanjutkan makanya. Sebenernya Andra juga penasaran hanya dia tidak ingin terlalu ikut campur urusan sahabatnya itu.
"Apa?" Tanya Sena ketus saat mereka berdua sudah di luar warteg.
"Jangan judes-judes dong gue cuman mau minta maaf nih!" Kata Bima agak ragu dengan ucapannya.
"Mintak maaf buat apa?" Sena bingung.
"Gue udah kelewatan sama lo. Cuman gara gara Lo cewek yang bisa kalahin gue." Sesal Bima.
"Ya gue maafin, udah sana masuk jangan lupa bayar!" Kata Sena.
"Masih aja ngeselin lu, padahal gue udah Mintak maaf." Kata Bima kembali kesal.
"Sorry!" Ucap Sena sambil menyimpulkan segaris senyuman yang jarang dia tunjukan.
Bima pun berjalan masuk warteg tapi Sena tidak mengikuti langkah Bima.
Melihat itu Bima berhenti. "Lu gak ikut masuk?"
"Enggak gue tunggu di sini aja." Kata Sena sambil mengalihkan pandanganya ke jalan.
Bima pun mengangguk faham dan masuk ke warteg untuk membayar 4 porsi makanan yang di pesan. Setelah itu dia pun keluar bersamaan dengan Citra dan Andra. Karena Bima sudah menepati taruhan yang mereka buat Bima pun mengantar Citra dan Sena ke lapangan basket umum tadi.
Awalnya Bima ingin mengantar mereka kerumah masing-masing namun Citra dan Sena Memilih untuk di antar sampai lapangan basket umum itu karena rumah Sena dekat dari sana juga Citra berencana menginap di rumah Sena.
***
Terima kasih selalu saya ucapkan kepada para pembaca yang setia membaca KING & QUEEN
Sampai bab ini saya harap kisah ini menginspirasi dan bermanfaat.Jangan lupa vote ya ❤️🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
KING & QUEEN
Teen FictionRatu Canada Rantara adalah siswi SMA yang memiliki trauma yang sangat mendalam. Hingga ada sebuah kejadian yang membuat dia bertemu dengan seseorang. Seseorang yang membuatnya sedikit melupakan trauma lamanya itu. Kejadian yang mempertemukan Ratu...