BAB 16 KEBIASAAN

20 4 2
                                    

Di pagi hari yang begitu cerah yang mungkin sedikit mendung sih berapa anak membawa payung dan jas hujan.

Ratu turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih seperti biasa kepada pak Yono. Lalu dia berlari terburu-buru memasuki gerbang SMA Karya Bakti. Sesampainya dia di dalam gerbang sekolah dia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 07.05.

"Masih pagi ternyata ngapain lari-lari tadi." Kata Ratu bermonolog nafasnya terengah-engah seakan habis dikejar hantu.

"Woi Ra!" Sena menepuk bahu Ratu.

"Astaga Sena!" Ratu terkejut.

"Lo kenapa? Kayak habis dikejar anjing?" Tanya Sena bingung.

"Enggak, gue pikir gue telat." Kata Ratu sambil mengatur nafasnya.

"Kebiasaan." Kata Sena yang tahu kejadian itu sudah sering terjadi kepada Ratu.

Terlihat Citra yang baru turun dari mobil milik Sena yang agak jauh dari tempat Sena dan Ratu berdiri namun masih terlihat.

"Terima kasih ya om udah nganterin Citra." Ucap Citra kepada ayahnya Sena.

"Iya Citra lagi pula kamu sudah kami anggap keluarga." Kata ayah Sena.

Setelah itu mobil itu melaju meninggalkan Citra. Citra pun berjalan kearah Sena dan Ratu.

"loh Sen, Citra nginep rumah Lo lagi?" Tanya Ratu yang melihat Citra.

"Biasa lah dia ribut lagi sama ayahnya" kata Sena dengan ekspresi khawatir.

Citra memang anak yang ceria tapi keceriaannya itu menutupi semua Lukanya. Semua luka itu terjadi setelah ibunya meninggal, kejadiannya 10 tahun yang lalu ibunya menyelamatkan Citra yang hampir tertabrak mobil namun malah ibunya yang tertabrak. Karena kematian ibunya itu ayahnya menjadi sensitif dan selalu menyalahkan hal hal kecil kepada Citra. Itu lah sebabnya Citra lebih memilih menginap di rumah Sena setiap dia ribut dengan ayahnya.

"Hayo ngomongin gua ya, eh Ra nyontek tugas dong." Kata Citra merayu Ratu.

"Nyontek mulu Cit." kata Sena menyindir Citra.

"Wajar otak gua enggak premium kayak Ratu" kata Citra mengakui kemampuannya yang lemot.

Ratu mengeluarkan buku latihannya dan memberikannya kepada Citra.

"Udah jangan ribut, ini Citra bukunya" kata Ratu melerai temannya itu.

"Ini masuk masih 20 menit lagi gimana kalau kita ke kantin dulu?" Kata Sena mengajak Ratu dan Citra ke kantin.

"Ya udah sana ke kantin gue kekelas mau salin tugas. Gue titip somay mang Ujang ya" usir Citra sambil menitipkan pesanan somay.

Ratu dan Sena mengangguk faham dan berjalan meninggalkan Citra sendiri dua orang itu pergi menuju kantin.

Di kantin Ratu melihat Raja dan dua sahabatnya sedang makan di tempat mang Ujang tukang somay. Ratu berbalik arah dan menarik Sena pergi.

"Sen balik ke kelas yuk, tiba-tiba gue gak pengen beli apa-apa." Kata Ratu gelisah.

"Loh Ra seenggaknya kita beliin somay titipan Citra dulu!" Kata Sena yang tidak tahu apa-apa.

"Udah kita bilang aja nggak sempet." Kata Ratu memberi alasan yang sedikit masuk akal

"Tapi Ra gue belum beli sarapan" kata Sena sambil memegang perutnya yang lapar. melihat itu Ratu mengambil 3 bungkus roti dari rak makanan kantin yang lain dan memberikannya kepada Sena.

"Nih pasti kenyang, udah gue bayar." Kata Ratu sambil melangkah pergi dan menarik tangan Sena.

Sebenarnya Raja sudah menyadari kedatangan Ratu dari tadi, senyuman tipis terlihat saat Raja melihat tingkah aneh Ratu.

Ratu dan Sena tiba di kelas. Citra melihat bahwa tidak ada kantong plastik yang dibawa Ratu atau Sena ia pun bertanya-tanya.

"Somay pesanan gue mana?" Tanya Citra kepada dua sahabatnya itu.

"Itu Cit, enggak sempat beli Cit, bentar lagi masuk jadi kita buru-buru masuk ke kelas hehehe" kata Sena sambil tersenyum.

seperti yang sudah direncanakan dari awal bahwa mereka akan memberi alasan tidak sempat kepada sahabatnya itu. Citra tidak percaya dengan perkataan Sena dia pun bertanya kepada Ratu kalau-kalau pesanannya disembunyikan.

"Yang bener Ra enggak sempet?"

"Beneran Cit, tadi itu rame banget mau beli nggak sempet." Kata Ratu meyakinkan.

"oke kalo itu kata Ratu gue percaya!"

"Wah parah lu Cit masa lu gak percaya sama gua temen Lo dari SD nih?" Kata Sena kesal.

"Ya karena itu gue faham sama sifat lo." Kata Citra kembali fokus menyalin tugas.

Ratu hanya tersenyum tipis dan mengigat dirinya awal masuk SMA Karya Bakti dan bertemu Sena dan Citra yang kemudian menjadi sahabatnya.

'Apa gue cerita aja ya tentang masa lalu gue, mereka udah sering cerita masalah mereka sama gue. Tapi gue gak mau buat mereka repot. Lebih baik gue gak usah cerita, gua kuat, gua  pendam sendiri aja' batin Ratu yang ingin menyampaikan sesuatu tapi tertahan hanya di dalam hati.

***
Maaf baru update saya sedang dalam masa lelah menulis dan kurang semangat. Tapi terimakasih untuk dukungannya dan sudah membaca cerita ini jika kalian mau saya akan lanjutkan cerita yang hampir mati ini. Sekali lagi terimakasih ❤️❤️

Komen jika cerita ingin di lanjutkan 🔥🔥

KING & QUEEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang