diterima√

242 22 1
                                    

9

Selamat datang di cerita baru saya.

Happy Readinggg!!!

***

Pagi hari Fattah dan temannya sudah berada di panti asuhan al-ihsan, karena hari ini adalah hari libur jadi ia tidak berangkat ke kantor, ia sedang mengajarkan bela diri anak panti, temannya yang lain mengajar mengaji anak panti.

Kanaya duduk di bawah pepohonan sedang memandangi Fattah, tapi tiba-tiba Gladys datang.

"Sini Lu ikut gue" ujar Gladys yang menarik tangan Kanaya.

"Apa-apaan si dys, gua ngk ada waktu buat ladenin lo" Kanaya berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman erat Gladys.

Gladys menarik Kanaya sampai di tempat yang lumayan sepi. "dengerin gue, lu kalau mau keluarga panti asuhan ini selamat, lu turutin kemauan gue."

"Sampai kapanpun, sampai mati pun, gua gak bakal turutin kemauan lo." ujar Kanaya yang masih berusaha melepaskan genggaman tangan Gladys.

"Gue mau lu turutin kemauan gue, kalau lu nggak turutin, lu yang gue habisin." Gladys sembari mengeluarkan sesuatu di dalam saku celananya.

"Lo gila ya, lo mau apa? jangan macam-macam ya lo."

"Gue cuma mau lu jauhin gus Fattah, gampang kan!" ujar Gladys

"Lo siapa? ngurusin hidup gua, lu bukan siapa-siapa." Kanaya sembari menunjuk wajah Gladys.

"Lu berani sama gue, lu liat gue bakalan lakuin sesuatu." ujar Gladys sembari mengangkat pisau yang di bawah nya ia mau menusukkan nya ke perut Kanaya.

Tiba-tiba seseorang datang dan memergoki kelakuan Gladys yang hampir mencelakai Kanaya.

"Berhenti!!! lo mau ngapain, pisau itu! lo mau mencelakai kanaya." ujar Gibran yang memergoki Gladys, ia pun mengambil ponselnya dan segera menelfon teman nya.

"Assalamualaikum, gus kesini cepat, ke belakang panti asuhan."

"Waalaikumsalam, iya gib." ujar Fattah dari sebrang, ia pun terburu-buru pergi ke belakang halaman panti asuhan.

Sesampainya Fattah, "ada apa gib?" tanya Fattah bingung.

"Lihat gus, lihat Gladys, dia mencelakai Kanaya."

Gladys mencari ancang-ancang buat melarikan diri, sebelum ia lari ia sengaja mendorong Kanaya, sampai-sampai kepala Kanaya terbentur tembok yang cukup keras, lalu tersungkur ke tanah.

Bughhh....

"Awshhh. astaghfirullah sakit banget." ujar Kanaya sembari menangis dan tangannya memegang kepalanya yang terbentur.

"Yaallah kepala lo berdarah." ujar Gibran panik.

"Gus kepala Kanaya berdarah, urusin Kanaya dulu, masalah Gladys biar Irsyad dan yang lainnya yang cari." Gibran menahan Fattah yang hendak mengejar Gladys, lalu ditahan oleh Gibran.

About K And Z [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang