Bodyguard

151 13 1
                                    

23

jangan lupa follow akun wp ku terlebih dahulu, dan tambahkan ke perpus biar tahu kapan aku up🙃

Langsung next ke cerita yah guys👇

Happy Readinggg!!!

***

Di Suatu tempat ada seorang pria yang berjalan mendekati seorang gadis yang sedang beranjak pergi menuju pintu yang tertutup kabut putih.

Pria itu bertanya pada gadis itu. "Assalamu'alaikum, mengapa kamu ada disini, ini kan bukan tempat mu?" ujar pria itu.

Gadis itu membalikkan badannya setelah mendengar suara orang yang berada di belakangnya.

"Wa'alaikumussalam, Gus Fattah!" ujar gadis itu. gadis itu adalah Kanaya, sedangkan pria yang bersamanya adalah Fattah.

"Iya ini saya, mengapa kau ada disini?"

"Aku mau ikut, gus Fattah."

"Tempat mu bukan disini, kembali lah, ada seorang suami yang sedih akan kepergian mu, belum saatnya kamu pergi."

"Tapi...."

"Kembali lah, orang-orang yang berada di sana menunggu mu." Ujar Fattah yang beranjak pergi meninggalkan Kanaya, gadis itu hanya terdiam dan menatap pria yang sudah jauh darinya.

Dokter tekanan jantung pasien melemah" ucap seorang suster yang tengah memantau layar monitor yang semakin lama semakin menurun.

"Cepat siapkan pacemaker segera"

Setelah berkali-kali alat pacemaker digunakan untuk menstimulasi otot jantung untuk berkontraksi guna menghasilkan detak jantung.

Monitor pun kembali berbunyi nyaring, bahkan orang yang berada di luar ruang rawat mendongakan wajahnya melihat kedalam ruangan.

Zaidan sontak terkejut, ia langsung melakukan sujud syukur.

"Alhamdulillah, yaallah." ujar Zaidan berkali-kali.

Dokter yang baru saja selesai menangani Kanaya pun keluar ruangan.

Zaidan berlalu beranjak pergi menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan Kanaya.

"Dok! keadaan Kanaya bagaimana?" tanya Zaidan dengan kecemasannya.

"Alhamdulillah, tuan, Kanaya sudah stabil dan sudah melewati masa kritisnya."

"Alhamdulillah" sahut mereka bersamaan.

"Apakah saya diperbolehkan untuk masuk, dok?" tanya Zaidan lagi.

"Boleh, tuan. tapi maksimal 3 orang saja."

"Ya sudah saya permisi, nanti kalau ada apa-apa bisa panggil saya." ujar dokter itu lagi.

"Baik dok. terimakasih." ujar Zaidan sembari menundukkan kepalanya, dibalas anggukan dokter itu.

Zaidan bergegas masuk tanpa berbicara apapun kepada temanya, raut wajah yang terlihat senang karena Kanaya sudah membaik.

Zaidan menatap wajah Kanaya, yang masih tertidur lelap.

"assalamu'alaikum, ay, gimana hari ini? saya percaya kok kalau kamu kuat, kamu bisa menghadapi semua ini, sayang." ujar Zaidan Sembari mengusap kepala Kanaya dan berkali-kali mencium keningnya.

About K And Z [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang