"Queenaaaa kamu anak siapa sih?! Lucu banget!" ujar Ilona.
Hari ini, Ilona kembali berkunjung ke rumah Hazel untuk bermain dengan Queena.
"Suami lo mana jel?" tanya Ilona.
"Kerja" balas Hazel.
"Tapi gak tau beneran kerja atau..." lanjutnya.
"Sabar ya, namanya juga jodoh sesuai cerminan diri sendiri. Berarti lu 11/12 sama Shaka." balas Ilona.
"Lu minta baku hantam sama gua?" tanya Hazel.
"Nggak dulu deh, hehehe." balas Ilona.
"Queena, nanti kalo kamu udah gede jangan ngikutin sifat tantemu ini ya..." bisik Ilona kepada Queena.
"Ngomong apa tadi? Ulang!" Hazel yang sedang kesal pun berusaha menjambak rambut Ilona. Sayangnya, Ilona sudah kabur lebih dulu.
"Damai mbak damai! Saya menyerahkan diri!" ujaf Ilona sambil mengangkat tangannya.
Queena yang melihat adegan kejar - kejaran itu tertawa terbahak - bahak. Entah apa yang lucu menurutnya.
"Buatin Queena temen jel, cowo atau cewe terserah lo dah. Kalo cewe gua ajak nari balet, kalo cowo gua ajak basket!" ujar Ilona.
Hazel heran, apa yang membuat temannya seberani itu? Apakah temannya ini lupa tentang Hazel yang handal dalam taekwondo?
*****
Hari sudah mulai sore, Queena sudah di jemput oleh orang tuanya untuk kembali ke rumahnya. Kini hanya tersisa Hazel dan Ilona.
"Bosen gua jel," ujar Ilona.
"Eh, motoran yok!" ajak Ilona.
"Yang bener aja lo! Mau pake motor siapa?" tanya Hazel.
"Lo lupa? Gua kesini kan bawa motor! Anak motor abiezzz!" ujar Ilona bangga.
"Oke! Gua ngambil motor gua dulu."
"Siap!"
Hazel dan Ilona pun memutuskan untuk pergi ke restoran yang jaraknya cukup jauh. Itu memang tujuan mereka, menikmati perjalanan naik motor berdua. Sudah lama mereka tidak melakukan hal ini.
Setelah puas berkeliling, mereka tiba di restoran.
"Rame banget, untung gua udah booking tempat." ujar Hazel.
"Tau aja lo bakal rame, thanks Jejel sayang~"
"Jijik lon." Ilona pun hanya tertawa.
Mereka pun duduk di tempat yang sudan di siapkan.
"Jel, coba lu liat kesana." Hazel mengarahkan pandangannya ke arah yang Ilona tunjuk.
"Loh?! Itu Kelia kan? Sama Hesa? Hah? Gimana gimana? Otak gua gak konek!" ujar Hazel.
"Iya anjir, itu si Kelia...tapi kok mukanya kayak keliatan panik gitu?" tanya Ilona.
"Gua samperin dulu," ujar Hazel.
"Jangan, jangan lu yang nyamperin. Lu duduk manis disini, pokoknya sebisa mungkin Hesa gak ngeliat lu. Biar gua aja yang nyamperin."
Ilona melarang Hazel, ia khawatir masalah akan menjadi panjang. Hesa tentu tidak tahu tentang pernikahan Hazel dengan Shaka.
Ilona pun menghampiri Kelia dan Hesa yang sedang duduk di meja mereka.
"Loh? Kelia? Hesa? Kalian di sini?" tanya Ilona.
"Kak Ilona?" tanya Hazel.
Kelia memberikan isyarat kepada Ilona untuk membantunya. Ilona pun langsung paham dengan apa yang dilakukan Kelia.
"Kel, tadi mama kamu nyariin kamu tau! Katanya mau belanja bareng, eh anaknya malah ngilang." ujar Ilona, tentu saja ia berbohong.
"Oh iya! Yaampun, mama pasti butuh bantuan aku banget." ujar Kelia.
"Memangnya Hazel kemana?" tanya Hesa.
"Palingan lagi sama cowo barunya." balas Ilona asal.
"Hah?" tanya Hesa.
"Kelia, kita bareng aja yuk! Gua anter," ujar Ilona.
"Oke!" balas Kelia.
Setelah berhasil menghindari Hesa, Ilona mengajak Kelia untuk pergi ke mejanya dan Hazel. Meja itu, memiliki jarak yang cukup jauh dengan meja Hesa.
"Kelia, sekarang ceritain semuanya ke kakak!" tegas Hazel.
"I-iya kak..."
"Waktu itu, kak Hesa tiba - tiba dateng ke rumah buat nyari kakak. Aku udah berusaha buat ngusir kak Hesa secara halus. Aku juga udah coba hubungin kakak, tapi malah kak Shaka yang angkat." ujar Kelia.
"Hah?! Shaka yang angkat?" tanya Hazel.
"Iya kak, tapi telfonnya langsung aku matiin. Tiba - tiba kemarin kak Hesa chat aku untuk ngajak ketemuan. Aku udah nebak, kak Hesa bakal nanya banyak hal tentang kakak ke aku. Makannya aku seneng banget, waktu ngeliat kak Ilona nyamperin kita tadi." jelas Kelia.
"Masalahnya agak rumit ya?" tanya Ilona.
"Rumit banget." balas Hazel.
"Gua tau harus ngapain!" Ilona tahu apa yang dapat ia lakukan untuk membantu sahabatnya.
P, balap
Kalian tim Shaka atau Hesa nih?
Jangan lupa vote & komennya!
Bisa gak ya, kalo chapter ini vote nya lebih banyak dari chapter sebelumnya? Hehehehe
Paling males sama silent reader.