14. Cerita Kelam Nathan

51 10 6
                                    

" Mas mulai ya ceritanya? " ucap Nathan dan akhirnya membuat ku mengangguk. Mengiyakan pertanyaannya barusan.

" Waktu mas berumur sebelas tahun, mama mas meninggal dunia. Dan di hari itu juga, baru mas mengetahui. Jika enam tahun sebelum mama meninggal, papa mas sudah menikah lagi sama seorang perempuan. Yaitu mamanya Melinda. Entah mereka berdua mengenal di mana atau menikah di mana. Mas gak pernah tahu. Dan bahkan saat mama meninggal, papa sudah membawa Melinda ke makam mama. Mengenalkan istri baru dan anak nya pada mas. " Ucap Nathan menjelaskan pada ku. Dan ucapannya ini membuat ku terkejut karena baru kali ini lah aku mengetahui sisi lain hidup Nathan.

" Sejak itulah mas marah sama papa dan memilih tinggal sama kakek dan nenek nya mas. Karena mas merasa kecewa sama papa yang mengkhianati mama. Sampai mama meninggal pun mama gak tahu jika dia di khianati. " tambah Nathan panjang lebar menjelaskan pada ku dan membuat ku memandang dirinya lekat. Membuat ku meraih tangan Nathan dan menggengamnya dengan erat.

" mas? " ucap ku speechless tak tahu harus bersikap seperti apa.

Karena aku benar - benar tak menyangka cerita Nathan seperti ini. Bahkan aku tak tahu harus berkata seperti apa pada Nathan mengenai cerita dirinya saat ini. Dan Nathan pun mengusap jemari ku yang mengenggam erat tangannya.

" Lalu, singkat cerita mas tinggal bersama kakek nenek mas, tiga tahun lalu mas pindah ke Belanda untuk nemenin nenek mas berobat. Dan setelah nenek mas meninggal, mas balik lagi ke sini. Mas di tawarin kerja sama ridho di perusahaan papa kalian. Dan akhirnya mas ketemu kamu. " beritahu Nathan seraya memandang ku dan menunggu reaksi ku.

" kakek mas? " tanya ku.

" kakek mas udah meninggal beberapa tahun sebelum nenek mas sakit. " jawab Nathan tersenyum tipis.

" Terus Melinda? Kenapa bisa sekarang? " tanya ku.

Aku tak habis fikir mengapa sejak aku mengenal Nathan dan dekat dengan dirinya, tak pernah mendengar atau aku mengetahui nama Melinda. Termasuk dari abang ku sendiri dan teman - temannya.

" sebenarnya papa mas sudah suruh mas buat tinggal mereka dari lama. Sebelum kakek dan nenek mas meninggal malah. Tapi mas gak mau. Mas gak bisa akrab sama keluarga barunya papa. Mas menolak lebih tepatnya. Dan begitu papa mas tahu mas mau ke Belanda bersama nenek, papa jelas menolak. Papa gak mau mas semakin jauh dari papa dan keluarga papa yang baru. Padahal justru itulah alasan terbesar mas buat pergi. Mas mau tinggalin semua kenangan buruk mas di sini. " Jelas Nathan.

" papa juga sengaja meminta mas untuk tetap tinggal di sini karena Melinda mau lanjut kuliah di sini. Yang tentu saja mas tolak. Sampai akhirnya Melinda sendiri yang memberanikan diri menelepon mas. Memberitahu jika dirinya baru mengetahui semua hal yang terjadi antara papa dan mas semua nya tanpa terkecuali. Dirinya juga meminta maaf sama mas perihal kesalahan mama nya dan papa yang begitu menyakiti mas. Dan hal itu lah yang membuat Melinda menolak keras keinginan papa untuk dirinya tinggal di sini sama mas dan berkuliah di sini. Dirinya cukup bisa di anggap sebagai adik ku. Dan itu sudah cukup baginya. " Tambah Nathan lagi. Panjang lebar dirinya menceritakan pada ku semua tentang hidupnya.

" lalu? " tanya ku mengusap jemari tangannya yang terus saja mengenggam tangan ku. Mencoba untuk memberi sedikit kekuatan padanya.

" sejak itulah Melinda seringkali menghubungi mas. Mencoba membangun komunikasi sama mas. Sampai akhirnya ketika nenek mas meninggal, mas balik ke sini. Mas mulai mencoba menerima jika Melinda adalah adik mas walau pun sebatas ikatan darah dari papa. Tak lebih dari itu. " jelas Nathan.

" lalu begitu tahu mas balik ke sini, papa mas minta Melinda buat kuliah di sini. Tinggal sama mas. Tapi mas yang lagi - lagi menolak. Mas masih mengingat bagaimana papa yang mengkhianati mama dan menikah dengan mama nya Melinda. Mas tahu bagaimana pun mas berusaha untuk menganggap Melinda adik mas sendiri, mas tak akan bisa akrab dengan Melinda. Apalagi sampai harus tinggal bersama dengannya. Dan lagi - lagi Melinda juga ikut menolak. Maka dari itu dia memilih kuliah di kota tempat dia tinggal bersama papa dan mama nya. "

" akhirnya dia memilih ke sini hanya untuk iburan dan menemui mas. Juga mencari buku - buku yang bisa menunjang perkuliahannya di sana nanti. Tapi itu malah membuat mu melihatnya dan salah sangka dengan mas. " beritahu Nathan menjelaskan semuanya pada ku.

Dan kini puing - puing puzzle yang memenuhi otak ku pun menjadi tersambung menjadi cerita yang utuh yang di ceritakan oleh Nathan.

" jadi mas baru pertama kali ketemu Melinda kemarin? " tanya ku dan membuat Nathan mengangguk.

" iya. Mas memang sudah sering video call dengannya atau pun lewat telepon. Tapi untuk bertemu, baru kemarin pertama kali. Dan itulah saat kamu lihat mas berpelukan dengannya. " ucap Nathan mengiyakan pertanyaan ku barusan pada dirinya.

" tapi kenapa dia tahu Lau? " Tanya ku tak habis fikir. Padahal dia tak pernah mengenal ku, tapi mengetahui siapa diri ku.

" iya, tanpa sengaja, mas malah sering menceritakan mu padanya. Dan selalu menyebut nama mu di setiap kami saling berkomunikasi. Dan mungkin masalah ini lah yang membuat mas menjadi orang yang tertutup. Mas gak bisa menceritakan semua yang mas rasakan ke semua orang. " jawab Nathan tersenyum dengan sebelah bibirnya yang sedikit naik. Senyum khas nya yang memang selalu ku suka dari wajahnya.

Ucapan juga senyuman Nathan saat ini berhasil membuat dada ku bergetar. Dan aku mulai merasakan sensasi ribuan kupu - kupu yang terbang di dalam perut ku. Menghasilkan getaran aneh yang entah mengapa menyenangkan di dalam tubuh ku.

*****

" hm? Mau ngapain? " Tanya Nathan saat melihat ku yang merentangkan ke dua tangan ku di hadapan nya saat ini.

" Mau peluk mas. " sahut ku sembari tersenyum memandang ke arah dirinya. 

Meski bingung dengan permintaan ku yang tiba - tiba ingin memeluknya seperti ini, tapi Nathan tetap memenuhi keinginan ku untuk memeluk nya. Dan dirinya pun memeluk tubuh ku dengan erat. 

Dan beberapa kali aku pun mulai mengusap juga menepuk punggung pria yang selalu membuat ku jatuh dalam pesonanya, apa pun yang dirinya lakukan. Di luar dari kesalahpahaman yang terjadi di antara kami berdua kemarin.

" Makasih ya mas Nathan sudah bertahan sejauh ini. Makasih sudah jadi sosok laki - laki yang hebat dan kuat. Makasih juga sudah mau cerita sama Laura. Makasih sudah jadi sosok yang mau mencoba buat berubah buat Lau. Sudah mau sabar sama Lau dan menjelaskan semuanya. " ucap ku berterima kasih dengan semua hal pada Nathan. 

Termasuk dirinya yang bisa bertahan dengan semua situasi ini. Tentang keluarganya, tentang dirinya dan tentang kami berdua. Aku tahu tak mudah menjadi Nathan di masa muda saat dirinya tahu hal yang menyakitkan untuk keluarganya. 

Tapi aku juga bersyukur, setelah di tempa oleh semua masalah berat ini di dalam hidupnya, Nathan berhasil tumbuh menjadi sosok yang dewasa dan menjadi sosok yang mampu mengambil hati ku.

" Habis ini, semoga punggung dan pundaknya lebih kuat lagi ya mas. " tambah ku sekali lagi terus mengusap punggungnya dengan perlahan.

" Temani mas ya? " pinta Nathan lirih dan membuat ku mengangguk. 

" Iya. Lau akan temani mas selama yang mas mau. " jawab ku mengiyakan permintaannya ini.

" oh god. I really love this girl. Bantu aku membahagiakannya, Tuhan. " batin Nathan mengetatkan pelukkannya pada ku.

" Terima kasih Lau. Mas beruntung punya kamu. " ucap Nathan pada ku dan membuat ku terkekeh pelan dan mengangguk pelan. 

*****

Pesona Pria Introvert (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang