" Hei Lau. " sapa Nathan yang sedang duduk santai bersama dengan Justin, Rafa dan Ridho di ruang tengah rumah ku dan Ridho. Dirinya menyapa ku saat aku baru saja keluar dari kamar ku.
Namun aku sama sekali tak memperdulikannya dan terkesan mengacuhkan dirinya. Sembari aku yang terus berjalan menuju ke arah dapur. Dan ulah ku ini membuat ke empat pria itu saling berpandangan.
" Lau kenapa? "
" masa Lau gak denger di panggil Nathan? "
Tanya Justin dan Rafa secara bergantian dan memandang ke arah Nathan dengan tatapan bertanya. Apalagi melihat respon yang ku berikan terhadap panggilan Nathan pada ku barusan. Terkesan seolah - olah aku mengacuhkan pria satu ini.
" kamu ada apa dengan adik ku, Nath? Ada masalah? " tanya Ridho bingung.
Pasalnya dirinya tahu benar aku tak mungkin tak mendengar saat di sapa oleh Nathan. Apalagi suara Nathan cukup keras dan tak berbisik. Di tambah lagi saat itu mereka berempat sedang tidak berisik. Sehingga Ridho tahu dengan pasti jika aku mendengar panggilan Nathan barusan dan aku memang sengaja mengacuhkannya.
" i dont know. Sudah seminggu lebih ini dirinya mengabaikan pesan chat dari ku dan juga telepon ku. " jawab Nathan.
Dan ucapan pria kalem ini langsung saja membuat Justin juga Rafa langsung bergerak cepat. Untuk duduk mendekat ke arah Nathan dan membuat pria itu merasa risih.
Bahkan mereka berdua rela duduk di lantai dan tepat bawah, menghadap ke arah Nathan dan Ridho yang memang duduk berdampingan di atas sofa. Sehingga kini posisi Justin dan Rafa sedang menghadap Nathan dan Ridho.
" kalian berdua sedang apa? " tanya Nathan pada Justin dan Rafa yang duduk di lantai menghadap dirinya dengan tatapan penuh minat.
" seminggu? "
" Kamu di Acuh kan oleh Laura? Seorang Nathan di acuhkan Lau? Selama seminggu? "
Bergantian Rafa dan Justin berucap serempak mengarah kepada Nathan yang di tatap intens oleh mereka berdua di tambah dengan Ridho yang semenjak tadi diam mendengarkan. Menunggu pria introvert itu bercerita kepada mereka bertiga.
" aku sepertinya mencium bau bau gosip dari diri mu. " jawab Rafa.
" yes. Mengaku lah Nath. Kamu ada apa dengan Lau. " sahut Justin mengikuti ulah Rafa.
" Iya, sudah seminggu semua akses aku untuk menghubungi Lau tak di balas oleh dirinya. Dan aku juga tak ada apa - apa dengan Lau. Aku merasa baik - baik saja dengan dirinya. " sahut Nathan bingung.
Dirinya kembali terdiam dengan cepat, saat netranya kembali melihat aku yang berjalan kembali ke arah kamar. Namun sama sekali tak memperdulikan dirinya. Bahkan pada Ridho, Rafa dan Justin. Aku terus saja masuk ke dalam kamar dan langsung menutup pintu kamar tanpa menegur siapa pun di antara mereka berempat.
" jangan bohong kamu Nath. "
" iya. Jangan bohong. Itu buktinya Lau kenapa begitu sama kamu. " ujar Justin dan Rafa yang lagi - lagi mendesak Nathan bercerita.
" aku benar - benar tak tahu. I swear. " sahut Nathan menggeleng.
" apa kamu ada melakukan sesuatu pada adik ku? " tanya Ridho dan lagi - lagi di jawab gelengan kepala oleh Nathan.
" tidak. Aku sama sekali tidak melakukan apa pun pada Laura. Tiba - tiba saja dirinya menjauh dan menghindari ku. " jawab Nathan.
" coba saja Lau nya nanti di ajak ngobrol dulu. Siapa tahu memang beneran dia gak denger pas kamu panggil. Atau dia emang lagi ada masalah, jadi gak fokus sekarang. " ujar Ridho memberi saran karena dirinya tak sengaja melihat wajah Nathan yang langsung kusut saat mendengar godaan Justin dan Rafa.
*****
" hei Lau. " ujar Nathan yang tiba - tiba saja berada di depan pintu rumah ku saat ini.
Salahkan aku yang langsung membuka pintu saat ada bell rumah berbunyi tanpa memeriksa siapa yang datang, karena aku berfikir itu adalah ojek online yang membawakan pesanan makanan ku yang memang semenjak tadi ku pesan. Dan itu ternyata adalah sosok Nathan Noel Romejo Tjoe A On. Sosok yang selama berminggu minggu ini memang sengaja aku hindari.
" Hei. Kamu kenapa? " Tanya Nathan lagi saat aku mencoba untuk menutup pintu kembali dan langsung membuat Nathan menahan daun pintu dengan sebelah tangannya.
Membuat ku tak berani untuk semakin bersikeras menutup pintu karena takut menyakiti tangan Nathan yang tetap berada di daun pintu untuk menahan pintu itu di antara kami berdua ku tutup.
" Lau? Are you okay? Apa mas ada menyakiti mu? Apa mas melakukan salah pada mu? " Tanya Nathan lagi saat dirinya melihat keterdiaman ku ini.
Dan tanpa membalas pertanyaannya ini aku pun mulai beranjak berbalik ke dalam rumah dan kembali masuk ke dalam kamar ku. Meninggalkan Nathan di depan rumah ku dengan pintu yang masih terbuka. Karena aku tahu dirinya tak akan mungkin macam - macam. Sehingga aku tak khawatir meninggalkan Nathan seorang diri di depan rumah ku.
Aku pun dengan segera meraih handphone ku dan mulai mencari nomor Ridho di kontak handphone ku sembari menghubunginya.
" Hallo dek? Kenapa? " Tanya Ridho saat dirinya mengangkat telepon ku.
" temen abang ada di rumah. Abang mending pulang sekarang. Lau gak mau ketemu dia. " ucap ku tanpa basa - basi yang langsung di mengerti oleh Ridho dari seberang sana.
" Nathan dek? Kamu kenapa sama dia? Dari kemaren - kemaren abang lihat kamu menghindar dan menjauh dari Nathan. Udah berhari hari malah kamu menghindar. Ada apa dek? Apa ada yang perlu abang tahu? " Tanya Ridho kesekian kalinya dan membuat ku menggigit pipi bagian dalam mulut ku sembali menggeleng pelan.
Tak ingin kembali menangis karena pertanyaan dan perhatian Ridho ini pada ku. Belum saatnya abang ku ini tahu mengenai apa masalah ku ini.
" gak papa bang. " jawab ku setelah berusaha keras agar aku tak menangis.
Dan membuat Ridho di seberang sana menghela nafas. Tahu jika aku berbohong saat ini. Apalagi dirinya mendengar nada bergetar dari jawaban ku barusan.
" ya udah. Abang pulang sekarang sama Justin dan Rafa. " jawab Ridho mengalah dan membuat ku langsung mematikan sambungan telepon kami berdua. Tak ingin memaksa ku lebih lanjut dari ini.
*****
" Nathan? " ujar Ridho begitu dirinya masuk ke dalam rumah dan menemukan Nathan yang sedang duduk di ruang tamu. Dan membiarkan pintu depan terbuka.
" oh, Lau menelepon mu ya? " tanya Nathan tersenyum tipis sembari menundukkan kepalanya lesu.
" Kalian benar - benar bertengkar ya? " tanya Rafa yang berdiri di belakang Ridho.
" Kamu belum mencoba bicara dengan Laura? " tanya Justin.
" sudah. Tapi dia tetap mendiamkan ku. Bahkan dia langsung masuk ke dalam kamarnya. " jelas Nathan menghela nafas panjang.
" Beri Laura waktu saja. Mungkin dia akan bercerita nanti. " ujar Rafa memberikan usul.
" Apa tidak terlalu lama? Semakin cepat kita tahu apa yang terjadi, semakin bagus kan. " ucap Ridho duduk di samping Nathan dan di ikuti oleh Rafa dan Justin.
" coba nanti aku bicarakan dengan laura. Siapa tahu dia mau bicara jika ngobrol dengan ku. " sahut Justin memberikan ide dan membuat Ridho, rafa dan Nathan menoleh ke arah dirinya.
" kamu yakin bisa? " tanya Rafa sanksi.
Pasalnya dirinya tahu jika dirinya dan Justin sangat suka menggoda ku. Sehingga dirinya tak yakin Justin bisa mengorek dan mencari informasi dari ku.
" Ya di coba saja dulu. siapa tahu bisa kan. " jawab Justin.
" Aku minta tolong ya? " ujar Nathan dan membuat Justin mengangguk. Pasalnya Nathan bingung harus meminta tolong pada siapa lagi sekali. Dan beruntungnya Justin langsung menawarkan dirinya untuk membantu Nathan.
Mengiyakan ucapan Justin ini. Sembari berharap jika Justin benar - benar bisa membuat ku membuka suara tentang apa yang terjadi.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Pria Introvert (Completed)
RomanceTerbit : 24 Mei 2024 Tamat : 11 Oktober 2024 Terbit setiap hari Jumat ~~~~~~~~~~ " hai. Aku panggil Mas aja ya? Lebih cocok kayaknya kalau di panggil mas. Aku Laura. Adek nya abang Idho. " ujar ku sembari tersenyum memandang pria itu dan membalas ta...