Extra Part (2)

44 6 2
                                    

" di lanjut ya bang. Antar adeknya sampai pelaminan. " pinta papa pada Ridho dan membuat Ridho mengangguk mantap. Papa pun berjalan ke arah samping menuju ke arah mama dan meninggalkan ku berdua bersama Ridho di karpet yang membentang ini.

Papa memang sengaja hanya mengantar ku hingga setengah jalan dan di lanjut dengan Ridho. Karena papa mengatakan takut jika beliau justru akan menangis saat mengantar ku hingga di atas pelaminan. Dan beruntungnya Ridho dengan senang hati mengantar ku hingga di atas pelaminan. Di mana tempat suami ku sudah menunggu.

Bisa ku lihat di atas pelaminan pria ku di apit ke dua sahabatnya yang memandang ke arah ku dengan senyum lebar. Sedangkan sang pengantin pria membelakangi ku dan berdiri dengan gugup. Membuat ku tersenyum geli karena tahu dirinya yang gugup karena inilah kali pertama dirinya akan melihat ku setelah kami berdua berstatus suami istri.

Bahkan kami berdua sudah tidak bertemu selama satu minggu ke belakang karena aku di pingit. Apalagi akses komunikasi kami berdua sangat di batasi. Membuat dirinya pasti merasa sudah cukup lama tidak bertemu dengan ku dan berkomunikasi dengan ku.

Dengan perlahan namun pasti, Ridho pun meminta ku untuk menggamit lengannya agar kami berdua berjalan beriringan menuju ke atas pelaminan di mana suami ku dan ke dua sahabatnya sudah menunggu.

Di ikuti dengan tatapan takjub juga kagum dari ratusan pasang mata yang memang menjadi undangan dan hadir di pesta pernikahan bersama suami ku ini. Dengan alunan musik merdu juga dekorasi indah yang bernuansa baby blue dan white. membuat semua terasa lengkap bagi ku.

Apalagi dengan jas putih yang melekat di tubuh suami ku juga sangat serasi dengan gaun putih yang ku pakai saat ini. Membuat suasana khidmat pun semakin terasa. Aku benar - benar bersyukur karena pria ku ini menyerahkan semua konsep pesta pernikahan ini mengikuti mau ku. Dan apa pun yang ku minta dirinya selalu menyetujuinya. Dan benar - benar merealisasikan dream wedding impian ku sejak dulu.

*****

Kini aku sudah sampai di atas pelaminan dan langsung menghadap punggung pria yang berhasil membuat ku mengiyakan ajakannya beberapa bulan yang lalu untuk serius menjalani hubungan kami berdua dan menikah.

Nathan Noel Romejo Tjoe A On.

Pria yang sudah mengambil hati ku sejak hari pertama kami berdua bertemu dan di kenalkan oleh Ridho. Dirinya berhasil meyakinkan ku untuk menikah muda di saat hubungan kami sudah berjalan beberapa lama.

Aku ingat dengan jelas bagaimana dirinya menghadap ke dua orang tua ku meminta izin untuk menikah dengan ku. Dan mengiyakan semua dream wedding yang ku mau selama ini. Bahkan dirinya dulu langsung meminta Melinda untuk datang ke sini dan berkenalan dengan ku. Sehingga membuat ku cepat akrab dengan adik tiri Nathan itu.

Semua kenangan perjalanan kami berdua, Aku dan dan nathan berhasil menerbitkan senyum lebar di wajah ku saat ini dan membuat ke tiga pria yang kini berada di antara aku pun ikut tersenyum memandang ke arah ku.

Ridho, Justin dan Rafa. Dengan Ridho yang berdiri tegap di samping ku dan Justin juga Rafa yang berdiri di samping kiri dan kanan Nathan. Aku bernar - benar mensyukuri ke empat pria yang ada di hidup ku ini.

Aku menghela nafas pelan dan menyunggingkan senyum ku. Karena inilah kali pertama Nathan dan aku akan saling bertemu setelah kami berdua sah menjadi suami istri. Lalu aku pun mulai mengangkat tangan kanan ku untuk menyentuh bahu Nathan dan mengusap nya perlahan.

*****

" turn around, mas. " pinta ku lembut pada dirinya.

Membuat Nathan sedikit menegang karena sentuhan tangan ku di bahunya dan juga suara ku. Namun dengan perlahan berbalik memutar tubuhnya untuk menghadap ku. Dan tanpa ku duga, saat ke dua mata kami berdua saling bertemu, Nathan langsung terisak pelan dan menundukkan wajahnya seraya ke dua tangannya yang menyentuh lututnya..

Rafa dan Justin segera menepuk nepuk dan mengusap punggung Nathan pelan. Dengan cepat suasana haru pun tercipta karena baik aku dan yang lain tak pernah menyangka jika seorang Nathan akan menangis dan terisak saat berbalik badan dan melihat ku dalam balutan gaun pengantin seperti saat ini.

" hei? Mas kenapa? " tanya ku lembut tak kala ku lihat Nathan sudah dapat mengontrol dirinya dan menghirup nafas panjang.

Nathan pun kembali menegakkan tubuhnya dan membuat kami berdua saling berpandangan kembali. Bisa ku lihat ke dua mata Nathan masih berkaca - kaca. Namun dengan keadaan yang sudah tenang. Membuat Ridho, Justin dan Rafa pun undur diri dan turun dari pelaminan. Sehingga kini hanya ada aku dan Nathan di atas pelaminan ini.

" kamu cantik banget. " ujar Nathan dengan suara sedikit bergetar.

Membuat ku tersenyum karena ucapannya ini. Dan bisa ku lihat dirinya memandang diri ku begitu lekat dari atas hingga bawah dengan ke dua matanya yang berkaca - kaca. Lagi - lagi hal itu membuat dirinya kembali menitikkan air mata. Ke dua bahu Nathan pun bergetar saat ini. Membuat ku tahu jika emosi Nathan saat ini sangat bercampur aduk.

" don't cry mas. " ucap ku mengusap pipi nya dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya.

*****

Namun tanpa menjawab ucapan ku ini, Dengan lembut Nathan menarik ku ke dalam pelukannya. Dan mengubur wajah nya di bahu ku. Dapat ku rasakan air matanya kembali menyeruak saat memeluk ku ini. Aku bisa merasakan dirinya begitu emosional saat ini dan membuat ku segera memeluknya dan mengusap punggung juga bahunya beberapa kali.

" terima kasih sudah menjadi perempuan ke tiga yang mas cintai setelah mama dan nenek. Terima kasih karena sudah menjadi alasan untuk mas hidup sekarang Lau. Terima kasih sudah menerima mas menjadi suami kamu. " bisik Nathan tepat di samping telinga ku dengan suara serak,di dalam pelukan kami berdua.

" terima kasih karena sudah mencintai Lau sampai seperti ini mas. " Ucap ku tulus pada pria ku ini. Aku terus saja mengusap punggung pria yang bisa ku sebut suami ku sekarang.

Tanpa aku dan Nathan ketahui, moment haru di antara kami berdua berhasil membuat beberapa orang menangis bahagia bercampur haru. Termasuk ke dua orang tua ku dan orang - orang yang mengetahui perjalanan aku dan Nathan selama ini.

" Cinta mas benar - benar habis sama kamu. Bahagia terus sama mas ya Lau. " pinta Nathan dan membuat ku mengangguk pelan seraya tersenyum.

Aku benar - benar mengamini permintaan Nathan ini. Agar kami berdua dapat hidup bahagia selamanya. Aku kembali mengingat bagaimana dirinya yang terus mengusahakan kebahagiaan ku dan selalu berusaha ada untuk ku.

Membuat ku benar - benar bersyukur akan kehadiran Nathan di dalam hidup ku sampai saat ini. Dan aku benar - benar berharap dirinya adalah pria yang menjadi sandaran hidup ku hingga kami berdua menutup mata.

*****

Pesona Pria Introvert (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang