16. Permintaan Nathan Pada Ku

35 7 4
                                    

" so Lau, do you want listen to me? " Tanya Nathan pada ku saat kami berdua sudah berada di ambang pintu rumah ku. Sebelum dirinya pergi dari rumah ku.

" sure. Kenapa mas? " ujar ku mengangguk menjawab pertanyaan Nathan barusan.

" boleh mas minta sesuatu sama kamu setelah ini? " tanya Nathan sekali lagi dan membuat kening ku berkerut.

" mau minta apa mas? " Tanya ku balik pada dirinya.

" boleh mas minta untuk kamu jangan jauhi mas lagi? Boleh mas pinta kamu ada sama mas terus? Dan kalau ada yang minta kamu jauhin mas, jangan mau ya? " ucap Nathan tiba - tiba dan membuat ku semakin bingung.

" Mas Nathan ngomong apa deh. Lau gak ngerti arah omongan mas ini ke mana. Ada apa mas? " Jawab ku tak mengerti. Karena aku benar - benar tak paham perihal maksud Nathan berucap seperti barusan.

" Enggak ada apa - apa. Mas hanya takut akan kejadian seperti ini lagi. Kamu menjauhi mas lagi. Dan kamu akhirnya engambil kesimpulan sendiri. Mas gak mau. Mas gak suka posisi mas seperti kemarin. " jelas Nathan menggeleng.

" Apa pun nanti yang kamu tahu dan kamu dengar, beritahu mas. Mas akan jelaskan apa yang kamu ingin dengar dan apa yang kamu mau tahu. Semua nya akan mas jelaskan asal kamu gak menjauhi mas lagi. Because you're very special for me. Ok? " tanya Nathan pada ku.

Dan ucapan juga pertanyaan Nathan ini berhasil membuat ku terpaku seraya memandang dirinya lekat. Kedewasaan yang ku lihat ada di diri Nathan ini benar - benar menambah point plus dirinya di mata ku.

" iya mas. Lau gak akan jauhin mas lagi. Maaf ya mas? Lau childish banget kemarin. Jahat banget Lau sama mas kemarin. " ucap ku tersenyum setelah mendengar semua ucapannya barusan dan membuat Nathan balas tersenyum pada ku.

" No, Lau. Don't say sorry to me. It's my fault. Not you. " ucap Nathan menggeleng.

" ok. Just forget everything that's happened. " balas ku yang akhirnya di setujui oleh Nathan.

Kami berdua memilih untuk melupakan semua yang sudah terjadi dan kembali melangkah ke depannya. Dan tak butuh waktu yang lama, Nathan pun benar - benar berpamitan pulang pada ku.

*****

" Udah selesai dek urusannya sama Nathan? " Tanya Ridho saat aku baru saja masuk ke ruang tengah. Di mana sudah ada Ridho, Justin dan Rafa yang duduk menunggu ku.

" Nathan udah pulang? Aman kan? " Tanya Justin ikut menanyai ku setelah Ridho menyelesaikan pertanyaannya pada ku.

" Gak ikut nanyain Lau, bang? " Tanya ku pada Rafa yang memilih untuk menyibukkan dirinya dengan setoples nastar yang baru saja di bawa bibi ke ruang tengah. Sedangkan sepiring pisang goreng tadi pun sudah tandas di meja yang berada di hadapannya.

" Gak ah. Males. Gak asik. Udah ketebak. " ujar Rafa menggeleng dan berhasil membuat kening ku berkerut.

" hah? Maksudnya? " tanya ku tak mengerti.

" Pasti si introvert itu minta kamu buat komunikasi sama dia apa pun yang kamu rasain dan kamu denger di luar sana tentang dia. " sahut Rafa enteng dan langsung membuat ku menatap dirinya tajam.

" kamu nguping obrolan ku sama mas Nathan tadi ya bang? " Tuduh ku langsung kepada Rafa karena tebakan Rafa ini nyatanya benar seratus persen seperti apa yang Nathan bilang pada ku tadi saat dirinya berpamitan pada ku.

" enggak lah. Enak aja. Dari tadi aku di sini sama Ridho sama Justin. " elak Rafa menggeleng. Menolak tuduhan ku dengan tegas.

" Terus? kok tahu apa yang di omongin mas Nathan ke aku? Kalo gak nguping kenapa bisa tahu? " Tanya ku masih saja tak percaya pada ucapan Rafa ini.

" Ya mau gimana lagi emang. Udah ketebak mah modelan Nathan juga. Lagian abang sama yang lain udah liat gimana pas suntuk nya dia waktu kamu hindari kemaren. Bego namanya kalau dia gak ngomong kayak gitu tadi. " ucap Rafa dan membuat ku berjalan mendekati mereka dan duduk di samping Ridho.

" emang beneran itu dek yang Nathan omongin? " Tanya Ridho memastikan ucapan Rafa dan membuat ku akhirnya mengangguk.

" iya bang. Kayak gitu yang Nathan bilang. " ujar ku mengiyakan ucapan Rafa barusan.

" tuh kan, apa ku bilang. Udah ketebak mah modelan Nathan. Anak polos begitu, gak mungkin macam - macam. " ucap Rafa.

" iya. Gak kayak abang sama abang Justin. Gak beres dua duanya. " sindir ku dan membuat Ridho tertawa karena sindiran ku ini langsung menembak tepat sasaran pada dua temannya. Dan sindiran ku kali ini berhasil membuat ke dua temannya itu mengomel karena ucapan ku ini.

" dih, lupa kamu? Siapa emang yang bikin kamu sama Nathan akhirnya baikan sekarang? Siapa yang mancing kamu buat cerita tentang kamu yang cemburu sama Melinda? Dan mikir kalau Nathan selingkuh sama Melinda. " cerocos Justin yang tak terima dengan sindiran ku ini.

" kata siapa Lau cemburu? Enggak kok. " elak ku dan kali ini Rafa yang berdecih pelan.

" cih, Bohong. Terus ngapain kamu diemin Nathan, Menghindar dari Nathan kalau bukan karena kamu cemburu? Cemburu ya cemburu aja Lau. Gak usah gengsi. " ucap Rafa.

" Gengsi gak usah di pelihara Lau. " ujar Justin lagi.

Dan ucapan - ucapan dari Justin juga Rafa ini lah yang membuat ku berfikir. Apakah benar aku cemburu pada Melinda? Cemburu karena aku melihat Nathan pergi bersama dengan perempuan lain? Dan apakah benar aku melakukan semua itu karena aku cemburu dan tak terima Nathan dengan perempuan lain.

*****

Pesona Pria Introvert (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang