2. Berdua

131 15 0
                                    

" udah udah. Aku keluar sebentar beli cemilan. Titip rumah sama adik ku. " ucap Ridho seraya mengusap puncak kepala ku pelan.

" yang ada, aku yang di titipin duo rusuh ini kalau abang pergi. " ucap ku malas.

" abang bentar aja. " sahut Ridho. Tahu jika emosi ku suka naik jika harus berhadapan dengan dua teman karibnya itu. 

" hm. Ya udah. Titip cadburry aja deh ya? " ujar ku dan langsung di balas anggukkan kepala oleh dirinya. Sepertinya aku harus mengonsumsi makanan manis jika berhadapan dengan dua biang rusuh ini.

" tenang saja. Aku temani Lau di sini. " ujar Nathan mengangguk pada Ridho. Mencoba meyakinkan abang ku ini dan mempercayakan pada dirinya.

Dan itu lah yang membuat Ridho sedikit lega meninggalkan ku di rumah bersama teman temannya. Bukannya tak percaya pada Justin dan Rafa. Hanya saja Ridho sudah terlalu tahu jika mereka berdua akan sangat suka bercanda pada ku dan jarang bisa serius.

" ya udah. Abang pergi sebentar. Kalian berdua, gak usah berulah kalau gak mau kena mulut pedasnya Laura. " tegur Ridho pada Justin dan Rafa.

" ayayay Capt. Siap pak bos. " ucap Rafa lantang seraya memberikan pose hormat pada abang ku satu itu.

" bocah gendeng. " gumam ku seraya meninggalkan ke tiga teman abang ku itu menuju ke arah dapur dengan di ikuti oleh tatapan tajam seseorang.

*****

" Ada yang bisa ku bantu? " tanya Nathan yang tiba - tiba saja sudah berada di area dapur dan berdiri tak jauh dari diri ku yang sedang menyiapkan minuman dingin untuk ke tiga teman Ridho.

" eh? Hah? " aku tersentak kaget karena ucapannya yang tiba - tiba dan cukup mengagetkan ku yang sedang fokus membuat kan minum untuk ketiga teman abang ku, Rizky Ridho Ramadhani.

" ada yang bisa ku bantu? " ulang Nathan sambil berjalan pelan mendekati ku.

Dan jujur saja, semakin dirinya mendekati ku. Aku semakin melihat diri nya begitu membuat hati ku berdebar. Bagaimana tidak? Dengan aroma maskulin yang tercium saat dirinya mendekat, juga dengan pakaian yang saat ini dirinya pakai.

Kaos polo navy dengan celana panjang putih. Tak lupa sedikit kumis dan jenggot yang bersarang di wajahnya. Membuat kesan mature terasa sekali di sosok dirinya. Bodoh rasanya jika aku tak berdebar berada di dekatnya saat ini.

" mas, kayaknya mas jangan dekat - dekat sama aku deh sekarang. " ujar ku pelan seraya menggeleng - gelengkan kepala ku dan membuat kening Nathan berkerut bingung.

" why? " tanya Nathan bingung dengan penolakan ku yang sangat tiba - tiba ini.

" aku nya gak kuat. Damage mas kerasa banget. Ganteng pol. Heran aku. Kok bisa bang Idho ketemu temen ganteng modelan kayak mas. Dingin, kalem, tatapan teduh. Fix beruntung sih yang jadi pasangannya mas Nathan. " ujar ku tetap menggelengkan kepala walau tak sekuat tadi. Dan ucapan ku ini berhasil membuat tawa pelan terbit di wajah Nathan.

Percayalah, wajahnya beribu - ribu kali jauh lebih tampan saat dirinya tertawa barusan. Bahkan suara tawanya berhasil menghipnotis ku dan membuat ku terkesima.

" ketawa mas aku suka. " gumam ku lagi dan kali ini membuat Nathan yang menggeleng kan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

" aku tahu Ridho punya adik. Tapi aku tak tahu jika adik Ridho akan seperti kamu. Apa kata orang - orang? esktrovert? " ujar Nathan mengingat - ingat.

" gak papa deh di bilang ekstrovert kalau modelan cowoknya kayak mas begini. " sahut ku masa bodoh. Toh memang beginilah sikap ku pada orang orang yang dekat dengan ku.

Pesona Pria Introvert (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang