9. Penjelasan Untuk Nathan

51 11 0
                                    

" Hei. What wrong with you guys? " tanya Nathan saat menemukan wajah ketiga sahabatnya yang nampak muram dan ada masalah.

" nothing. " ucap Ridho menghela nafas dan membuat Nathan berjalan mendekati nya sembari duduk di samping tubuh jangkung Ridho.

" what the problem? " tanya Nathan tak mengerti.

Dirinya bingung dengan sikap ketiga temannya ini. Karena tak biasanya mereka bertiga nampak muram seperti ini. Apalagi Justin dan Rafa, dua manusia yang biasanya tak bisa diam. Yang kini bahkan sama - sama diam tak menggoda dirinya saat dirinya baru datang.

" Lau nangis. " sahut Rafa akhirnya buka suara dan memberitahu sahabat nya ini. Membuat Nathan segera menoleh ke arah pintu kamar ku dan wajah Ridho beberapa kali.

" apa? "

" Lau nangis. " ulang Rafa sekali lagi.

" kenapa Lau menangis? Ada apa? " tanya dirinya khawatir.

Tanpa bisa di tahan oleh dirinya, Nathan mulai di landa rasa kecemasan mendengar jika aku menangis. Apalagi melihat keseriusan di wajah ketiga sahabatnya. 

Membuat dirinya yakin jika mereka bertiga tak berbohong di saat ini, termasuk Rafa dan Justin yang biasanya sering menggoda dirinya dengan ku.

" i dont know. Dia datang ke rumah dengan wajah merah dan mata yang sembab. Saat ku tanya ada apa, dia langsung menangis. Aku jadi mengkhawatirkan dirinya. " jawab Ridho akhirnya buka suara. Dirinya pun memberitahu Nathan tentang apa yang terjadi sebelum dirinya datang.

" dia menangis sampai bergetar. Pasti ada hal yang berat yang membuat dia menangis seperti itu. Baru kali ini aku melihat dirinya menangis sampai seperti itu. " gumam Justin menambahkan.

Dan ucapan Ridho juga Justin ini membuat Nathan memandang kamar ku cukup lama. Dirinya semakin di landa rasa khawatir karena ucapan dua sosok pria di dekatnya ini.

" anak nya baru istirahat Nath. " ujar Rafa tiba - tiba. Dan membuat sang empunya nama berbalik memandang Rafa dengan tatapan bertanya atas ucapan Rafa yang tiba - tiba ini.

" hm? " ucap Nathan bingung dengan ucapan Rafa yang begitu ambigu barusan.

" anaknya lagi istirahat. Tadi di bawa Ridho ke kamar buat istirahat. Percuma kamu pandangin gitu kamarnya. Dia gak akan keluar. " jelas Rafa menggeleng.

Dirinya mencoba untuk sekali lagi menjelaskan pada sahabatnya itu. Pasalnya bukan rahasia umum lagi di antara Ridho, Rafa dan Justin, jika salah satu sahabatnya ini memiliki rasa yang berbeda dengan ku.

Dari perlakuan Nathan yang berbeda khusus pada ku, pandangan Nathan, juga sikap Nathan jika berada di sekitaran ku. Mereka cukup tahu jika sosok introvert ini benar - benar memiliki rasa yang lebih pada ku. Bukan hanya sebagai adik atau pun teman. Tapi perasaan lebih di antara pria dan wanita.

Itulah yang terkadang membuat Justin dan Rafa sering kali menggoda kami berdua jika ada sesuatu di antara aku dan Nathan. Bahkan terkadang Ridho juga ikut - ikutan menggoda kami berdua. Tertular dua teman nya itu dalam hal menggoda ku dan Nathan. Apalagi melihat wajah ku yang mulai memerah jika di usili oleh mereka, membuat mereka semakin suka menggoda kami berdua.

*****

" apa aku bisa masuk ke kamarnya? " Tanya Nathan memandang Ridho setengah meminta izin pada sahabatnya itu untuk masuk ke kamar ku.

" mau ngapain? " Tanya Justin menggantikan Ridho yang bertanya. Sedangkan Ridho hanya memandang Nathan dengan tatapan bertanya.

" Cuma mau check keadaannya. Aku khawatir. Aku takut suhu tubuhnya naik kalau dia habis menangis. " jawab Nathan jujur. Rasanya dirinya sudah tak perlu berpura - pura lagi saat ini untuk bersikap biasa saja dengan ku.

" Gak usah Nath, Lau tadi ku minta untuk istirahat. Dia gak papa. Nanti aja kalau mau ngecheck. Kasian dia kalau dia baru istirahat malah kebangun gara - gara kamu masuk ke kamarnya. " tolak Ridho menggeleng.

Pasalnya dirinya takut jika aku saat ini tengah beristirahat dan justru akan merasa terganggu jika Nathan yang membuka pintu kamar ku. Dan mau tak mau ucapan Ridho ini pun di setujui Nathan walau setengah hati. Apalagi dirinya masih merasa khawatir dengan keadaan ku.

" baiklah kalau begitu. " Ujar Nathan terus saja memandang ke arah pintu kamar ku.

" kata siapa suhu tubuh Lau akan naik jika dia habis menangis? " tanya Justin merasa aneh dengan ucapan Nathan tadi. 

Pasalnya dirinya tahu dengan sangat, jika sosok di dekatnya ini adalah satu sosok yang cukup jarang berinteraksi dengan perempuan. Bahkan mungkin persentasenya di bawah sepuluh persen. Karena sebegitu jarangnya Nathan dekat atau berinteraksi dengan perempuan.

Sangat jauh berbeda dengan dirinya dan rafa yang memang cukup sering berinteraksi dengan perempuan di luaran sana. Karena itulah dirinya merasa heran jika Nathan mengetahui hal seperti itu.

" bukan kata siapa - siapa. Biasanya kan memang begitu. kalau perempuan menangis pasti suhu tubuhnya akan naik. " jawab Nathan dan membuat Justin mengangguk - angguk paham.

" By the way, kamu dari mana? " tanya Rafa memandang Nathan.

Karena memang saat di minta untuk ke sini, Nathan mengatakan dirinya akan terlambat karena ada urusan sebelum datang ke rumah ku. Dan membuat Nathan menoleh ke Rafa karena mendengar pertanyaan Rafa barusan.

" Aku habis mengajak adik ku ke toko buku. Terus mengantarnya pulang ke hotel. Baru aku ke sini. " jawab Nathan.

" Hah? "

" Melinda? " Tanya Rafa terkejut dengan fakta yang baru di sampaikan oleh Nathan ini.

" Iya. Melinda. " ujar Nathan mengiyakan.

" Dia ke sini? " tanya Ridho dan membuat Nathan mengangguk.

" iya. " Jawab Nathan singkat.

" Tumben? Ada apa dia sampai ke kota ini? Bukannya kamu tak mau? " Tanya Justin pada pria itu.

" Tidak apa - apa. Dia hanya minta temani ke toko buku untuk mencari buku - buku kuliah. Lalu kami berdua makan siang bersama, dan setelah itu ya sudah. Dia lalu ku antar pulang ke hotel tempat dia menginap. Katanya di tempatnya buku yang dia cari tak ada. Makanya dia ke sini. " jawab Nathan.

" udah mau masuk kuliah ternyata adik mu. Udah gede ternyata. " kekeh Justin. 

Dirinya kembali mengingat sosok adik perempuan Nathan yang mereka bicarakan ini dan masalah yang terjadi di antara Nathan dan juga adik nya itu. Rasanya sudah lama dirinya tak mendengar nama adik perempuan Nathan itu.

"Dia tinggal bersama mu? Bukannya kau tak mau tinggal bersamanya? Tumben sekali. Udah nerima? " tanya Rafa lagi.

" Melinda tidak tinggal dengan ku. Dia tinggal di hotel. Aku masih tak nyaman jika harus tinggal bersama. Dan untungnya Melinda juga mengerti mau ku. " beritahu Nathan dan kini membuat ke tiga pria selain dirinya pun mengangguk pelan.

" your Father? gak masalah Melinda tinggal di hotel sendiri? " tanya Justin sekali lagi.

" Melinda yang memaksa dia. Dan aku juga tak mau. Aku tak perduli. " sahut Nathan masa bodoh.

" beliau tak marah? Bukannya Melinda anak kesayangan? " tanya Ridho melirik ke arah Nathan. Tahu mengenai masa lalu Nathan dan Melinda.

" marah. Tentu saja dia marah pada ku. Tapi dia bisa apa? Aku dan Melinda sudah bersikeras. " Ucap Nathan menghendikkan bahunya.

Dan setelah mendengar nada enggan dari Nathan ini lah membuat Ridho, Justin dan Rafa berhenti membahas Melinda. Tak lagi membahas atau mengungkit tentang adik Nathan itu. Karena mereka bertiga sudah mengetahui duduk perkara permasalahan Nathan dan adiknya.

*****

Pesona Pria Introvert (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang