18. Red Day

53 6 0
                                    

" Abang. Adek malu. " ucap ku yang langsung memeluk tubuh Ridho begitu aku sudah duduk di samping abang ku satu ini.

Dan ucapan ku ini pun membuat Ridho terkekeh pelan. Aku benar - benar langsung mengubur wajah ku di ceruk leher Ridho saat di bantu Nathan tadi masuk mobil. Aku tak ingin melihat ketiga pria ini karena aku semalu itu saat ini.

" Kaget ya? Tiba - tiba ada abang sama yang lain di mobil Nathan? " Tanya Ridho di sela - sela kekehannya. Seraya memeluk tubuh ku yang masih mengubur wajah ku di ceruk leher Ridho. Aku pun mengangguk pelan.

" Tadi kami memang keluar mau makan siang. Terus Nathan dan abang ingat kamu hari ini pulang siang. Makanya kami langsung jemput kamu tapi gak bilang biar surprise. " Jelas Ridho pada ku sembari mengusap punggung ku perlahan.

" Tapi malah kita bertiga yang di kasih surprise sama kamu. " ujar Justin tertawa pelan.

" Ketahuan deh jadinya. " di ikuti Rafa yang juga menyahut sembari tertawa bersama Justin. Dan kali ini Ridho sendiri yang menegur mereka berdua.

" Udah - udah. Ini nangis anaknya. Udah gak usah di godain lagi. " tegur Ridho yang merasakan jika lehernya basah oleh air mata ku.

Dan akhirnya ucapan Ridho ini berhasil membuat Justin dan Rafa langsung terdiam. Apalagi mereka langsung di beri tatapan mematikan oleh Nathan dari belakang kemudi langsung.

" Tanggal berapa hari ini? " tanya Nathan entah pada siapa.

" erg. Tanggal dua puluh satu. " jawab Rafa mengecheck handphonenya.

" Kenapa Nath? " Tanya Justin memandang Nathan yang duduk di sampingnya.

" gak papa. " ucap Nathan singkat.

" ya udah. Gak usah lagi di bahas lagi ini. Kita makan siang aja dulu, baru anterin Lau pulang. " Putus Ridho yang langsung di setujui oleh mereka bertiga.

Dan Nathan pun segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang untuk mencari tempat makan siang untuk kami semua. Dengan Ridho yang terus mengusap punggung ku yang masih saja mengubur wajah ku di tubuhnya.

*****

" Lau, Mau makan apa? " tanya Rafa yang semenjak tadi melihat ku berdiam diri sembari menyibukkan diri ku dengan handphone di tangan. Kini kami berlima sudah duduk santai di salah satu cafe yang cukup nyaman dan sejuk yang di penuhi dengan tanaman - tanaman hijau.

" Tahu nih. Dari tadi diem mulu. Kenapa Lau? " Tanya Justin ikut memandang Laura.

" enggak. Gak papa. Lau gak mau makan. " jawab ku pelan.

" Ken... " Tanya Justin yang langsung terputus dengan tatapan tajam dari Nathan yang langsung membuat Justin terdiam dan menghentikan pertanyaannya barusan pada ku.

" mas pesenin blackforest sama ice cream Vanilla ya? " tanya Nathan yang duduk di samping ku dan berseberangan dengan Justin, Rafa dan Ridho. Dirinya pun melirik ke arah ku seraya memperhatikan ku lekat.

" ya udah. " sahut ku singkat dan tetap menyibukkan diri ku dengan handphone di tangan dan menyandarkan kepala ku ke sandaran sofa yang sedang ku duduki bersama Nathan.

" Red days. " mulut Nathan bergerak saat menghadap Ridho, Justin dan Rafa yang memandang ku juga dirinya dengan tatapan bingung. 

Dan ucapan Nathan ini langsung membuat mereka bertiga mengerti mengapa aku seperti hari ini. Membuat mereka bertiga mengangguk pelan. Mengerti alasan mengapa hari ini aku seperti ini.

*****

" abis ini langsung abang antar pulang ya? istirahat di rumah. Abang sama yang lain balik ke kantor. " ucap Ridho saat kami beranjak pergi dari cafe tersebut dan membuat ku mengangguk.

" iya bang. " jawab ku singkat dan membuat Justin langsung mengusap puncak kepala ku pelan. Membuat ku dengan segera menoleh ke arah dirinya.

" Hari ke berapa? " tanya Justin.

" huh? "

" red days. " ucap nya pelan dan membuat ku terkejut karena Justin mengetahui jika hari ini adalah masa period ku.

" abang tahu dari mana? " tanya ku bingung.

" Nathan yang bilang sama abang. Kamu hari ini uring - uringan begini, abang godain juga sampai nangis. Jadi kayaknya abang fikir yang di bilang Nathan benar. Iya? " tanya Justin memastikan dan membuat ku kembali mengangguk seraya memadang ke arah Nathan yang sedang membayar semua pesanan kami di kasir bersama Rafa.

Aku tak menyangka jika seorang Nathan mengetahui jika aku sedang dalam masa period. padahal aku sama sekali tak memberitahu siapa pun jika aku tengah red days hari ini. Bahkan pada Ridho, abang ku sekali pun.

" iya. Ini hari pertama. Tadi subuh dapetnya. " jawab ku pelan. 

" ya udah. Nanti sampai rumah langsung istirahat. Nanti kalau mau titip apa apa chat aja abang. Nanti abang anterin ke rumah. " ujar Ridho paham, jika hari pertama period ku akan membuat ku tak nyaman.

"  iya, makasih bang. " sahut ku mengangguk untuk kesekian kalinya.

*****

" Tahu dari mana hari ini Lau red days Nath? " tanya Rafa yang tak bisa menutupi rasa keingintahuannya pada Nathan yang tiba - tiba saja menebak dengan benar jika hari ini aku sedang mengalami masa period.

Mereka berempat baru saja mengantar ku ke rumah dan menyuruh ku istirahat. Sehingga kini di dalam mobil yang di kemudikan oleh Nathan ini hanya di isi oleh mereka berempat.

" hm? " Tanya Nathan balik yang tak siap dengan pertanyaan Rafa barusan.

" Kamu, tahu dari mana Laura red days. " ulang Justin yang duduk di samping Nathan saat ini.

" oh itu. Hari ini tanggal dua puluh satu kan. Biasanya kisaran tanggal  - tanggal segini jadwal period nya Laura. Dia tiba - tiba nangis kayak tadi pas kalian bercandain. Padahal biasanya dia balik ngelawan kalian. Terus juga dia tiba - tiba bete gitu waktu ada temen - temennya ngobrol sama aku. Padahal biasanya Laura bukan orang yang begitu. " jelas Nathan pada Justin, Rafa dan Ridho.

" dan sepertinya kecurigaan ku benar tentang itu. " tambah Nathan lagi seraya memfokuskan dirinya pada jalanan yang ada di hadapannya kini.

" gila aku aja gak tahu sedetail itu tentang Laura. " ujar Justin menggelengkan kepala nya takjub pada Nathan.

" kamu gak tahu atau gak mau tahu? Di bedakan. " ujar Nathan yang membuat Justin terkekeh pelan.

" Bucin mah beda kali. Hal - hal kecil kayak gitu juga di perhatiin Tin. " ujar Rafa menepuk bahu Justin yang duduk di depannya dan mendapat respon kekehan pelan dari Ridho.

" nanti aku habis nganter kalian keluar bentar ya. " izin Nathan yang langsung menyedot atensi tiga pria di dalam mobil lainnya.

" kenapa? " tanya Ridho yang memang duduk di belakang dirinya.

" mau ke mini market. Beli cokelat sama mau ke apotek. Beli hot water bag. " jawab Nathan.

" hot water bag? Apa itu? " tanya Rafa penasaran. Dirinya baru pertama kali mendengar mengenai hot water bag.

" kompres perut buat orang yang sedang red days. Biasanya aku lihat di iklan. Biar ngompres perut Lau sambil dia istirahat. Aku mau ngasih Lau cokelat sama hot wter bag itu nanti. " jawab Nathan menjelaskan apa yang dia sebutkan tadi.

" ya udah, nanti tanyain sekalian Lau titip apa kalau kamu mau mau ke rumah. Kunci rumah biar aku kasih. Kasian kalau Lau harus bukain kamu pintu depan. Takut Bi Ina juga lagi pas gak denger kamu datang. " beritahu Ridho santai dan membuat Nathan mengangguk setuju.

" Gak takut Lau di apa - apain sama Nathan, Dho? Kalau kamu biarin Nathan ke rumah ketemu Lau pas Lau sendirian kaya begini ? " tanya Justin usil. Mencoba mengusili Nathan untuk kesekian kalinya dan mencoba bercanda dengan dirinya.

" Nathan bukan kamu sama Rafa. Aku lebih aman biarin Nathan berdua sama Laura di banding Laura sama kalian berdua. " ucap Ridho yang berhasil membuat Justin dan Rafa misuh - misuh karena jawaban Ridho ini.

Dan jawaban Ridho ini, juga respon Rafa dan Justin yang langsung misuh - misuh ini berhasil membuat Nathan terkekeh pelan. Terhibur dengan sikap ke tiga teman dekatnya itu. Apalagi dengan Ridho yang membela dirinya di banding Justin dan Rafa.

*****

Pesona Pria Introvert (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang