hiro😹

979 28 0
                                    

Selamat membaca🤗🤗🤗
.
.
.
.
.

________________________________

Pagi hari yang cerah. Sinar matahari menyingsing di permukaan bumi.  Tepat pukul 9 ryota baru selesai bersiap untuk berangkat. Hari ini ada jadwal praktek nanti di kampus. Jadi kemungkinan dia akan selesai kuliah di  jam 5 sore.

" Bunda. Tolong buatkan ryota bekal Susu juga ya" Ucap ryota masih fokus merapikan penampilan nya tanpa memperhatikan sekitar.

Sedangkan laki laki yang duduk sedari tadi di sofa hanya terkekeh geli melihat wajah ryota yang penuh dengan bedak tepung.

" Tidak perlu terburu buru. Waktunya masih panjang" Ujar Hiro mengagetkan ryota.

" Hi.. Hiro" Bola mata ryota membola. Merasa heran mengapa Hiro ada disini.

Jangan heran mengapa ryota tidak memanggil Hiro dengan embel embel kakak atau om. Karna Hiro sendiri yang menegur nya. Dia merasa sedikit tua jika di panggil om. Panggilan kakak menurutnya hanya untuk wowo saja.

" Ryota kemari. Tidak baik mengabaikan tamu" Ujar  ayah ryota bernama Danar.

Ryota menghampiri ayahnya dan duduk dengan tenang di samping Danar.

" Kenapa kesini? " Ryota menatap Hiro bingung.

" Huss. Jangan bicara seperti itu kepada tamu. Tidak baik sayang" Tegur bunda nya suzi yang baru datang sembari membawakan bekalnya.

" Oh itu. Sebelum nya aku sudah meninggalkan pesan.  Kau belum membaca nya. Jadi aku datang saja kesini. Wowo bilang kalian masuk jam 10 pagi. " 

Mendengar itu ryota segera memeriksa ponselnya dan benar saja ada 25 pesan masuk dan 10 panggilan. Dan itu dari orang yang sama Hiroaki.

" Maaf. Aku belum ada memeriksa ponsel ku dari tadi pagi" Ucap ryota merasa bersalah.

Hiro tersenyum lalu mengangguk
" Tidak masalah"

" Oh iya nak Hiro Terimakasih sebelumnya sudah menjemput anak kami.  Tapi sebaiknya tidak perlu repot repot nak. Ryota bisa naik bus atau di antar ayahnya. "

Ryota memang lebih senang jika naik bus dari pada di antar ayahnya. Karna dia bisa menikmati suasana kota Jepang  bersama  orang lain di dalam bus.

" Mm tidak apa apa tante.  Kebetulan pekerjaan saya sejalan dengan kampus ryota. " Jawab Hiro

" Terimakasih ya. Kalau begitu ayah berangkat duluan. Hati hati di jalan ya baby" Pamit Danar tak lupa memberi kecupan di pipi sang anak dan istrinya.

" Hati hati juga ya ayah" Ujar suzi dan ryota bersamaan.

" Nah. Anak bunda jangan nakal ya di sekolah. Ini bekal nya bunda bawakan jangan lupa di makan ya sayang" Ujar suzi lembut mengusap wajah ryota meratakan bedak my baby nya.

" Iya bunda" Ryota mencium pipi bunda nya pamit berangkat sekolah

" Kami jalan dulu ya tante" Hiro membungkuk sopan pada suzi.

" Iya. Hati hati dijalan ya nak Hiro."

Hiro dan ryota berangkat bersama. Hanya mereka berdua.  Setelah menutup pintu mobil Hiro memutar kunci mobil agar hidup.  Kali ini Hiro mengendarai nya dengan laju yang sedang.

" Dimana wowo? "  Tanya ryota tidak melihat keberadaan wowo.

" Sudah berangkat " Jawab Hiro singkat.

" Kenapa tidak berangkat bersama?. "

" Wowo sudah berangkat bersama supir pribadinya. Jadi untuk apa aku  mengantarnya lagi"

My Hiro  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang