berakhir

434 21 0
                                    

Biasakan klik vote dulu baru baca🤗🤗🤗.
.
.
.
.
.

_____________________________

Wowo menatap lurus pintu tamu.  Dia duduk di atas sofa sembari menggenggam kuat ponsel Arthur. Matanya tak berhenti mengeluarkan air mata.

Usai berbicara dengan bian . Dia memilih duduk di ruang tamu menunggu kedatangan Arthur. 

Kenapa dia baru mengetahui fakta itu sekarang?.  Dirinya bemar benar merasa bersalah sekarang. Dia yakin pasti tidak semudah itu bagi Arthur untuk bisa percaya pada orang lain.

Setelah di khianati sang kekasih dirinya juga harus kehilangan kedua orang tuanya sekaligus. Hati mana yang siap menerima takdir itu.

3 jam sudah berlalu tapi Arthur sama sekali belum kembali. Dia tetap memilih duduk disana. Perut nya yang kosong bahkan dia abaikan.

Cek lek

Pintu ruang tamu terbuka lebar. Senyum wowo mengembang dia berdiri menghampiri Arthur.

" Arthur wowo rindu" Ujar wowo memeluk Arthur yang masih berdiri di depan pintu.

Kening Arthur mengernyit dia mendorong pelan tubuh wowo, menatap mata wowo yang mengeluarkan air mata.

" Ap.. "

" Ayok masuk" Sela wowo menarik tubuh Arthur masuk. Tak lupa wowo menutup pintu.

" Ini. Ponsel mu tadi ketinggalan di kamar. Maaf aku tidak berusaha mencari mu tadi. "  Uujar wowo berusaha tenang.

"Mm" Sahut Arthur menerima ponsel itu dari tangan wowo.

" Bian tadi menelpon"

Arthur segera menoleh ke arah wowo yang masih mengeluarkan air mata.
" Apa dia mengatakan sesuatu? " Tanya Arthur . Entah kenapa dia merasa ada yang tidak beres sekarang.

" Tidak. Hanya saja dia menitip pesan padamu"

" Apa? "

Wowo tersenyum menghampiri Arthur.
" Namaku wowo Alexandria. Anak kedua dari pasangan Alexander dan yuki Alexandria.  Aku hanya memiliki satu saudara. Dia kakak laki lakiku yang bernama Hiroaki Alexandria. "

Arthur membiarkan wowo berbicara tanpa menyela. dia sedikit tidak mengerti apa maksud wowo mengenal kan diri. Sampai menyebut nama sialan itu.

" Aku adik dari orang yang merebut kebahagiaan mu. Aku sekarang mengerti kenapa kamu bersikap seperti ini padaku. Aku bisa paham bagaimana perasaan mu. Kamu pasti merasa tidak nyaman jika bersama dengan orang yang satu darah dengan musuh mu. "

Mata Arthur menatap wowo. Pasti bian sudh memberitahu semuanya pada wowo tadi saat dia pergi.

Tangan wowo menarik kedua tangan Arthur. Menggenggam nya erat lalu kemudian mengecup kedua tangan Arthur.  Dia menatap Arthur lalu tersenyum tulus.

" Jangan kotori tangan mu untuk membalaskan dendam pada ku. Jika keluarga Alexandria tau. Kamu bisa habis terbunuh secara sadis.  Aku tidak mau itu terjadi. Biar aku saja yang membalaskan dendam mu. "  Ucap wowo lembut.

" Apa maksud mu? " Beo Arthur tak paham.

" Sebelum itu terjadi. Aku ingin mengatakan sesuatu. Aku benar benar sangat mencintai mu Arthur. Terimakasih sudah memberi ku kesan terindah walau itu singkat.  Namun aku akan tetap mengenang nya.  Maaf jika hadir ku semakin membuatmu menderita.  " Wowo melepaskan pegangan nya.

Langkah wowo mundur sedikit menjauh dari Arthur.  Dia berbalik memunggungi Arthur. Tubuhnya bergetar menahan tangis. Ingin rasanya dia memeluk Arthur. Namun dia tidak bisa. Dia akan semakin membuat Arthur menderita.

Tangan nya masuk ke dalam kantong bajunya. Mengambil  botol kecil yang dia beli setelah usai menelpon dengan bian tadi.  Membuka tutup botol itu lalu meminum cairan itu habis.

Setelah meminum nya dia berbalik menghampiri Arthur dengan wajah yang memucat.

" Aku mencintaimu Arthur. Sampai kan salam ku pada keluarga Alexandria. Beritahu mereka. Aku mati karna keracunan  saat makan. A...." 

Brakk

Tubuh wowo yang pucat jatuh . Dengan sigap Arthur  membantunya. Jantung Arthur berdetak kencang melihat wajah pucat wowo.

" Wowo.... Wowo" Panggil Arthur khawatir melihat tubuh wowo yang tidak merespon nya lagi. Dari mulut nya keluar buih.

" Tidak mungkin.. Kau tidak akan meninggalkan ku kan" Lirih Arthur dia mengangkat tubuh wowo membawanya keluar.

" Rudi" Teriak Arthur memanggil satpam rumah.

Dengan sigap rudi datang menghampiri Arthur.

"  kita kerumah sakit sekarang " Titah Arthur.

Rudi langsung masuk kedalam mobil  setelah membuka pintu mobil untuk Arthur.

" Hikss ku mohon jangan pergi. Kenapa kau melakukan ini? " Tangis Arthur menatap wowo yang hanya diam di dalam dekapan nya.

Sekitar 20 menit akhirnya mereka tiba di rumah sakit. Arthur dengan cepat menggendong tubuh wowo masuk ke dalam rumah sakit.

" Dokter tolong lakukan yang terbaik untuk pasangan saya  dok".

" Akan kami usahakan. Tapi tolong tunggu di luar. Kami akan melakukan pemeriksaan sekarang " Ujar dokter sin.

Arthur keluar menatap ruangan darurat itu sendu.  Tanganya mengepal . Rasanya ingin sekali dia berteriak. Mencoba mengulang waktu . Dia tidak tau ini yang di maksud wowo.  Jika tau begini akhirnya dia tidak akan membiarkan wowo pergi.

" Aku mohon bertahan lah untuk ku. Kau semakin membuat ku hancur karna kepergian mu. Jadi ku mohon tetap hidup bersama ku. Maaf aku terlalu bodoh dalam mengambil tindakan kala itu. Kenapa saat aku ingin berdamai kau malah ingin mengambilnya  Tuhan? "

Ya. Arthur tadi pergi meninggalkan wowo berniat untuk menenangkan diri. Dia pergi ke rumah kedua nya di restoran Tiongkoknya.

Dia mencoba kembali menonton CCTV kecelakaan kedua orang tuanya dan Hiro.  Setelah di amati hiro benar benar tidak bersalah.

Jika pun dia putus dengan kekasihnya dulu itu hanyalah masa lalu.  Dan yang dia dengar Hiro sama sekali tidak menerima cinta riri. Jadi kenapa dia harus membenci Hiro.

Tidak ada alasan lagi untuk membenci Hiro. Semua nya sudah berakhir. Saat nya dia harus membuka lembaran baru. Ada wowo yang akan bersama nya. Dia yakin wowo pasti selalu bersama nya.

Tapi mengapa saat dia ingin berdamai rasanya sangat sulit. Dia tidak sempat mencegah wowo untuk tidak meminum racun itu.   Apa yang akan dia lakukan setelah ini?.  Kebahagiaan nya wowo sedang berbaring melawan takdir di sana.




____________________________

Next time☺☺

👋👋👋


Jangan lupa follow guys🥰🥰


My Hiro  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang