KARENA HARTA ADALAH TAHTA

46 4 0
                                    


Sementara itu di belahan bumi yang lain. Evan baru saja masuk ke apartemennya yang ada di Los Angeles, Amerika Serikat. Dia melempar tasnya dengan emosi, lalu menghempaskan bokongnya di atas sofa dengan keras. Kedua tangannya mengusap wajah lelah Evan yang baru saja menempuh perjalanan udara kurang lebih 18 jam Jakarta-Los Angeles. Orang tua Evan yang kaya raya langsung mengirimkan anaknya itu ke luar negeri karena musibah yang menimpa keluarga mereka. Di mana Evan sudah menabrak pejalan kaki sampai meninggal. Anak berusia 18 tahun itu terpaksa menuruti kemauan ayahnya demi menghindari skandal yang akan mencoreng nama baik keluarga mereka.

Padahal sebelumnya, Evan menolak mentah-mentah perintah sang ayah. Namun, setelah dia diberitahu risiko apa yang harus dihadapi kelak, barulah Evan setuju untuk pindah sekolah mendadak ke Los Angeles. Dia bahkan tidak sempat berpamitan dengan teman-temannya di sekolah lamanya di Indonesia.

Evan mengembuskan napas dengan suara keras, dia merebahkan kepalanya di punggung sofa sambil membayangkan kejadian dua hari yang lalu. Karena kelalaiannya dia menabrak seorang pria yang sedang berdiri di pinggir jalan hingga terpental jauh dan tidak bergerak lagi setelah itu, kemudian dia tahu bahwa pria itu meninggal. "Ck! Lagian tu orang ngapain sih berdiri di pinggir jalan subuh-subuh gitu?! Aneh banget!" Evan mendumal malah menyalahkan korbannya. Saat itu, Evan baru pulang dari acara pesta yang diadakan temannya sampai pagi buta. Suasana masih gelap dan Evan memang melajukan mobilnya cukup kencang, apalagi saat itu jalanan sangat lowong. Kecelakaan terjadi ketika Evan tidak sengaja menjatuhkan ponsel di bawah kakinya dan dia berusaha untuk mengambilnya. Hanya hitungan detik saat matanya berpindah melihat ke bawah kakinya kejadian naas itu terjadi, mobil Evan oleng ke kiri dan 'BRAKK' Suara mobil menghantam sesuatu terdengar jelas di telinga Evan dan dia makin terkejut ketika disusul bunyi 'BUGH' di depannya, sesuatu yang berat jatuh ke jalan. Jantungnya berdebar sangat kencang ketika melihat bahwa yang jatuh tadi dan sekarang tergolek lemas di atas aspal jalanan adalah tubuh manusia.

Jalanan cukup sepi ketika itu. Alih-alih mencari tahu keadaan si korban yang dia tabrak, Evan malah langsung melajukan lagi mobilnya semakin kencang sebelum orang-orang sadar bahwa dialah yang sudah menyebabkan seseorang tergeletak tidak berdaya di atas jalanan itu. Dia memasukkan mobilnya ke garasi dan langsung mencari ayahnya untuk menceritakan kejadian yang dialaminya. Evan dimarahi, tapi sang ayah selalu punya solusi untuknya. Dan Evan harus menerima syaratnya demi tidak mendekam di bui karena perbuatannya.

Pagi itu, ayah Evan langsung memerintahkan seseorang untuk menyiapkan tiket pesawat buat Evan hari itu juga. "Sekali jalan! Dia akan menyelesaikan sekolahnya di sana!" putusnya dengan tegas saat itu. Evan sempat membantah tapi tidak ada gunanya.

Sekalipun sang ibu saat itu juga keberatan jika anak semata wayangnya dipisahkan darinya. Namun, wanita itu juga tidak punya pilihan lain selain menuruti sang suami memutuskan yang terbaik untuk si anak.

"Anak kita baru saja menabrak orang, Ma. Dan kita tidak tahu korban masih hidup atau meninggal," jelasnya. "Kalau Papa tidak memikirkan Mama, Papa akan biarkan Evan bertanggung jawab atas perbuatannya sekarang. Tapi Papa tau Mama bisa sakit-sakitan kalau melihat Evan masuk penjara. Belum lagi skandal yang akan timbul, efeknya buat perusahaan dan lain sebagainya. Ini yang terbaik... tapi tetap kita harus bertanggung jawab pada keluarga korban," beber ayah Evan, menurutnya ini adalah keputusan yang bijak.

"Mama tau, Papa pasti tau yang terbaik. Mama ikut saja," lirih sang mama sambil menatap anak semata wayangnya itu dengan ekspresi cemas, "semoga korbannya masih hidup ya, Van."

Kepala Evan menggeleng, "Evan enggak tahu Ma... gelap juga, tapi yang Evan liat dia enggak gerak sama sekali," ujarnya sambil menelan ludah.

"Ya Tuhan...." Sang Mama mencari sandaran untuk menopang tubuhnya yang lemas. Dia melihat ke arah suaminya.

KIRANI, JANDA CANTIK ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang