CINTA & DUSTA

35 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kirani memutuskan untuk menelepon Evan walau dia tahu ini sudah lewat tengah malam. Wanita itu akan menggunakan dalih ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun pada Evan. Suara di ujung telepon terdengar berat dan mengantuk. "Yaa...."

"Evan...."

Pria yang tadinya mengantuk langsung duduk tegap di atas tempat tidur sembari melihat kembali nama penelepon di layar ponselnya, "Kirani?" Nada suaranya sekarang berubah cemas, "kenapa?"

"Vaan... selamat ulang tahun ya. Sekaligus aku juga minta maaf karena bersikap kekanakan banget tadi."

"Astagaa... aku pikir kamu kenapa Kiraa." Evan bisa bernapas lega, dia berdiri menuju tempat air minum dan meneguk airnya. "Aku yang salah, jadi aku juga minta maaf ya."

"Ck, kenapa kamu enggak bilang sih kalau kamu suruh orang pasang-pasang CCTV segala? Jangan-jangan kamu juga pasang CCTV di apartemen aku untuk kamu ya?"

"Iish... ketauan deh," goda Evan.

"Huh? Beneran?" Kirani mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru apartemennya, tapi dia tidak menemukan apa pun yang berbentuk seperti kamera, "jangan aneh-aneh ya, Van."

"Kamu lagi cari-cari di mana kameranya?"

"Evaaan!"

Suara tawa di ujung sana membuat Kirani semakin ingin marah-marah.

***

Pada akhirnya Kirani dan Evan sepakat untuk pergi makan malam di rumah orang tua Evan nanti malam. Kirani cukup lega bahwa anaknya berada dalam pengawasan dua orang penjaga yang sudah disewa Evan dalam beberapa waktu ini. Wanita itu semakin tenang lagi karena tetangga mereka—orang tua teman akrab Harry mau menampung Harry untuk bermain dengan anaknya. Ini membuat Kirani lebih lega untuk meninggalkan Harry.

Tidak ada hadiah yang lebih diinginkan Evan di hari ulang tahunnya hari ini selain setujunya Kirani untuk makan malam dengan keluarganya nanti malam. Kirani merundukkan tubuhnya lebih rendah ketika mobil lain melewati mobil Evan yang tengah parkir di basemen. Evan hanya tersenyum memperhatikan tingkah kekasihnya itu.

Kirani buru-buru turun dari mobil dan berjalan cepat menuju ke lift, tidak lama Evan ikut masuk dan langsung mendorong Kirani ke dinding besi yang dingin itu. "Bisa enggak jangan kayak orang selingkuh gitu tingkahnya?" bisik Evan penuh gairah.

Dorongan sekuat tenaga yang Kirani kerahkan tidak membuat Evan bergerak seinci pun. Evan malah dengan cepat menyambar bibir Kirani dan melumatnya dengan keras. Mata Kirani melotot tajam, terlebih ada sisa lipstiknya di bibir Evan. Dengan jarinya Kirani menghapus noda lipstik itu sambil mengomel dan mencubit setelahnya. Pria itu mengaduh sambil memegangi bibirnya dan di saat yang sama pintu lift terbuka di lobi, beberapa orang masuk dan menyapa Evan penuh hormat. Sementara Kirani masih melotot padanya.

KIRANI, JANDA CANTIK ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang