CALON MERTUA

119 4 0
                                    

Langkah Kirani terhenti saat melihat rumah megah bak istana milik orang tua Evan. Wanita itu menelan ludahnya dan hendak memutar tubuhnya untuk kembali pulang. Namun, Evan menahannya dan mengaitkan jari-jari tangannya di antara jemari lentik Kirani, lalu membawanya masuk ke dalam rumah.

"Van, kayaknya ini enggak bener deh," cemas Kirani merasa rendah diri. Lalu dia melihat ke dirinya sendiri. Perasaan di depan kaca tadi Kirani sudah merasa penampilannya malam ini adalah yang tercantik, tapi setelah menginjakkan kaki di rumah megah ini, dia merasa tidak ada apa-apanya sama sekali. "Liat aku, enggak pan—"

"Kamu cantik banget! Sumpah... kamu cewek paling cantik yang pernah aku liat." Evan dengan mulut manisnya paling bisa membuat hati Kirani berbunga dan melayang.

Decakan kecil lolos dari bibir Kirani yang diselimuti lipstik merek menengah berwarna pink muda. Kirani hampir saja melepaskan tangannya ketika dia melihat seorang wanita paruh baya yang masih menyisakan kecantikan masa muda di wajahnya. Dia mendengar Evan menyebutnya dengan 'Ma'.

"Hai Ma. Ini Kirani...." Evan melepaskan genggaman tangannya dan membiarkan Kirani menyambut uluran tangan ibunya.

Dengan sikap yang canggung, Kirani memberanikan diri menyalami wanita itu. "Kirani...." Begitulah, Kirani hanya sanggup menyebutkan namanya dengan suara yang pelan, lalu dia tersenyum kikuk.

"Cantik sekali. Ayo masuk... kita ngobrol sambil makan malam," kata Carlina ramah.

Kirani tidak tahu apa yang disampaikan Evan mengenai dirinya. Apakah pria itu mengatakan bahwa Kirani adalah anak konglomerat, dari keluarga kaya raya seperti mereka atau apa. Pasalnya Kirani heran dengan sikap dan sambutan ayah ibu Evan yang sangat ramah dan rendah hati.

Awalnya mereka menikmati ketenangan makan malam di hari ulang tahun Evan itu, hanya saja ternyata ketenangan itu tidak berlangsung lama. Karena satu jam setelahnya datanglah seorang gadis dengan rambut bergelombang warna coklat dan bersikap sangat akrab sekali dengan ibu Evan. Kirani tidak perlu diberitahu siapa wanita itu, karena gadis itu sendiri yang memperkenalkan dirinya.

 Kirani tidak perlu diberitahu siapa wanita itu, karena gadis itu sendiri yang memperkenalkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallooow Evaaan sayaang. Happy birthdaaay, dear." Gadis itu langsung saja memeluk Evan dari belakang dan mencium pipinya. Evan terlihat jengah dan menghindar. "Kenapa kamu enggak pernah balas chat aku sih? Kamu masih marah ya?" Dia membelai pipi Evan, tapi Evan menepisnya pelan.

"Please Teresa," tegas Evan sambil melotot tajam ke arah mantan pacarnya itu.

"Owh hello...." Teresa melihat ke arah Kirani, "akyu Teresa... pacar Evan, kamu siapa?"

Evan menarik napas panjang dan melihat Kirani sambil menggeleng, "Mau pergi?" tanyanya pada Kirani sambil mengambil tangan wanita itu dan menggenggamnya.

Mereka berdua berdiri. Edward memberi anggukan pada keduanya dan membiarkan mereka pergi. Carlina memanggil Teresa dan menahan gadis itu untuk mengejar Evan. Dia juga mengatakan untuk tidak mengganggu Evan lagi mulai sekarang. Teresa memberi penjelasan bahwa pertengkarannya waktu di LA adalah kesalah pahaman, dia sama sekali tidak bermaksud mencampakkan Evan. Waktu itu Teresa hanya sedang emosi saja. Namun, Carlina dan Edward lebih percaya pada anaknya sendiri.

KIRANI, JANDA CANTIK ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang