MENEBUS DOSA MASA LALU

38 4 0
                                    

Jika mereka adalah wanita yang sama, maka Evan merasa takdir telah mempertemukan mereka dengan begitu aneh. Bahkan wanita itu ada di lingkungan gedung apartemen yang sama dengannya, dan sekarang ternyata dia juga adalah karyawan di perusahaannya. Bukankah dua hal ini adalah kebetulan yang cukup aneh? Dia bertanya pada diri sendiri.

Deko masuk dan membacakan jadwal Evan hari ini. Setelahnya Evan balik bertanya, "Deko, gue mau tanya satu hal. Dan gue yakin lo masih inget kasus gue lima tahun lalu."

Dahi Deko berkerut. "Huh?"

"Jangan pura-pura bego. Gue yakin lo pasti tau."

Deko menelan ludahnya sambil mengangguk.

"Kalo gitu lo pasti tau gimana keadaan keluarga dari pria itu sekarang, kan?"

Mata Deko menyipit sambil memiringkan kepalanya, "Kira-kira begitu—lah."

"Janda itu kerja di sini?"

Mata Deko membesar, "B-bagaimana Anda tahu, Pak Evan?" Pria itu menelan ludahnya, sambil mengernyitkan dahi, dia menatap lurus pada Evan. Sementara yang Deko tahu Evan belum pernah bertemu dengan janda Wisnu, korban tabrak larinya itu, jadi bagaimana Evan bisa tahu bahwa wanita itu bekerja di sini? Tidak ada yang tahu hal itu kecuali dirinya, Edward dan istrinya—ibu Evan.

Evan mengembuskan napas, "Jadi benar, wanita yang gue liat tadi adalah janda itu." cetusnya langsung menebak setelah melihat ekspresi Deko.

"Anda bertemu dengan wanita itu?"

Kepala Evan mengangguk, "Ya."

"Bagaimana Anda tau kalau dia adalah 'wanita itu'?"

"Gue tau." Kemudian dia menatap ke arah asistennya tajam. "Ceritain latar belakang wanita itu."

"Entahlah Pak Evan, apakah saya diperkenankan untuk menceritakannya pada Anda atau tidak."

"Duh, jangan mulai sok formal lagi deh," protes Evan. "Gue juga ketemu dia di apartemen tadi pagi," tambahnya lagi.

Deko meletakkan tablet kerja yang sejak tadi dia pegang. Lalu bergerak mendekat ke arah kursi Evan. Sepertinya bos barunya itu memang sudah tahu lebih banyak dari yang seharusnya. "Wanita itu bernama Kirani Luna. Dia melamar bekerja beberapa waktu lalu sebagai staf administrasi. Pak Edward sempat mempertimbangkan dan akhirnya menyetujui dia menjadi karyawan di sini setelah Ibu Carlina memberikan persetujuannya juga. Wanita itu punya anak laki-laki berusia enam tahun dan sekarang tinggal di gedung apartemen yang sama dengan Anda—di Advance City Residence."

"Apa dia tau, kalau perusahaan ini yang menopangnya selama ini?" tanya Evan lagi.

Deko menggeleng dengan pasti. "Wanita itu enggak tau siapa penopangnya selama ini. Itu sangat dirahasiakan, sampai saat ini."

Berkali-kali Evan menghela napasnya menyimak penjelasan Deko. "Apa Papa yang mengaturnya semuanya?"

"Semua terjadi secara kebetulan. Ketika wanita itu sedang mencari tempat tinggal baru, kebetulan Pak Edward mendengar dan memberikan tempat itu dengan harga seminim mungkin. Kami semua tahu bahwa wanita itu berusaha menghindar dari keluarga suaminya yang terus menerus melakukan teror padanya." Deko menghela napas lagi sejenak, "menuntut harta peninggalan suaminya yang tidak seberapa."

"Keluarga suaminya?"

Asisten Evan itu mengangguk, "Mereka menuduh wanita itu sebagai penyebab kematian anaknya. Seluruh harta peninggalan suaminya, rumah dan asuransinya diambil untuk mereka dan malah mengusir wanita itu dan anaknya keluar dari rumah yang dulu mereka tempati. Untung saja mereka tidak bisa mengusik tunjangan ganti rugi yang kami berikan."

KIRANI, JANDA CANTIK ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang