D U A

64 19 7
                                    

Skaisy berjalan memasuki rumah nya yang terlihat sepi, seperti tak berpenghuni. Skaisy mengacuhkan situasi ini, Skaisy sama sekali tak peduli.

"Darimana aja lo, anak tiri? sampe jam segini baru pulang," tajam nya mulut seseorang itu berucap pada Skaisy.

Ya, Skaisy anak tiri. Mama nya menikah dengan seorang pria, tak lama pernikahan mama nya di panggil sang kuasa. Hidup Skaisy hanya bergantung pada keluarga ini, sehingga Skaisy tak berani macam-macam.

"Maaf kak, Ais ikut rapat OSIS dulu," ucap Skaisy sembari menunduk.

"Alasan lo! Bilang aja nge jalang kan lo?" sentak Charine--- kakak tiri Skaisy.

Skaisy terdiam, walau Skaisy sudah biasa dengan perkataan Charine tapi tetap saja tak urung Skaisy sakit hati. Kalau Skaisy di beri pertanyaan apa yang ia inginkan, dapat di pastikan Skaisy menjawab ingin keluar dari rumah neraka ini.

Skaisy berjalan dontai menaiki tangga dengan bibir yang melengkung menahan tangis. Sesampai nya di kamar, Skaisy melihat foto mama nya yang tengah tersenyum di pajang di dinding kamarnya.

"Mama, Ais kangen. Dunia jahat sama Ais, mama juga ikut jahat karena ninggalin Ais!" Skaisy berpura-pura merajuk sembari berbicara sendiri, Skaisy menghela nafas berat.

Skaisy berjalan menuju kamar mandi, mendudukkan dirinya di bawah guyuran shower. Hal ini bisa menenangkan nya dalam kesedihan yang mendalam.

Setelah selesai membersihkan badan, Skaisy berjalan menuju meja belajar. Skaisy membuka handphone nya terlebih dahulu melihat group chat yang sedang ramai, ternyata sedang membicarakan Jevano. Skaisy tak peduli, ia langsung mematikan handphone nya dan memulai kegiatan belajarnya.

Setalah sekitar 2 jam belajar, Skaisy menoleh ke arah pintu kamar nya yang di buka oleh seseorang. Disana nampak laki-laki berumur 54 tahun, papa tirinya. Hansel menatap datar Skaisy yang menoleh ke arahnya.

"Ga masak? Kamu jangan gatau diri ya, saya sudah mau biayain kamu karena saya cinta istri saya. Kamu malah ngelunjak ya, enak-enakan tanpa melakukan kewajiban!" sentak Hansel membuat Skaisy menundukkan kepalanya.

Hansel menutup pintu kamar Skaisy dengan kencang, membuat Skaisy terperanjat kaget. Skaisy mengeluh dalam hati.

Skaisy bergegas turun ke dapur untuk memasak makan malam, Skaisy tahu mereka tidak menyewa ART karena mereka sengaja memperbudak Skaisy dengan alibi harus melakukan kewajiban dan membalas budi alias tahu diri.

Setelah makanan jadi, Skaisy langsung menghidangkan makanan di atas meja makan. Skaisy makan di belakang karena Skaisy tahu ia akan di tolak lagi. Seperti dulu, Skaisy kapok tidak mau mengulang kejadian itu.

Flashback

Skaisy mendudukkan dirinya di kursi tempat meja makan, setelah kematian sang ibu, Skaisy baru berani berbaur dengan sekitar lagi. Tetapi gebrakan di meja makan mengalihkan perhatian Skaisy.

BRAK!

"Suruh siapa lo makan disini?" Charine bertanya dengan nada songong.

"K-kan biasanya juga disini, lagipula Ais yang masak kok kak," Ais membela dirinya.

"Anjing lo ya! Lo tuh cuma dianggap pembantu disini sekarang! Jangan belagu lo!" tatapan tajam Charine layangkan pada Skaisy.

"Terlalu jijik satu meja dengan sampah dunia," ucapan menusuk tersebut bersumber dari Hansel yang baru memasuki ruang makan.

Setelah kejadian itu, Skaisy tak pernah makan di meja makan lagi. Skaisy bersyukur mereka masih mau menanggung beban hidup Skaisy.

•••

Jevano mendapatkan panggilan dari
Kevin bahwa Jevano harus ke basecamp karena ada sangkut paut dengan kematian kakaknya.

Jevano menancapkan gas nya menuju basecamp, tak berselang 15 menit Jevano sudah tiba di basecamp nya.

"Gue nemuin bukti baru," Jevano di sambut dengan perkataan Denta.

Denta memberikan laptop yang berada di meja pada Jevano, laptop itu menampilkan video pelaku membuka masker nya di kawasan pasar terpencil. Mukanya terlihat tak asing bagi Jevano, seperti pernah bertemu.

Dengan video kualitas seperti 180p Jevano sedikit susah mengenali wajah perempuan itu. Tetapi Jevano yakin bahwa dia pernah melihat perempuan itu di sekolahnya.

"Mukanya ga asing buat gue, cari tau wajah yang mirip sama ni cewek di sekolah kita!" ucap Jevano tanpa mau di bantah.

Malik menoleh pada Jevano, "emang lo yakin dia satu sekolah sama kita?" tanya Malik.

"Gue kaya pernah ketemu di sekolah," jawab Jevano.

Malik mengernyit heran, "Bukannya Galaksi bilang pelaku pake kaos angkatan 23?"

"Hmm, itu masih teori. Gimana kaos nya punya kakak atau sodara gitu?" Denta menerka-nerka.

"Lo dapet bukti baru ini darimana Ta?" tanya Jevano.

"Gue kemarin ikutin jejak terakhir tuh pelaku, eh gue nemuin pasar dan disitu posisi nya ada toko yang pasang cctv. Gue beli noh video," jelas Denta.

"Lo emang paling bisa di andelin," Jevano menepuk bahu Denta sebagai tanda terimakasih.

"Gue nemuin!" Seru Kevin.

Sontak semua nya menoleh, dengan ekspresi agak terkejut bahwa pelaku ada di sekolah yang sama dengan mereka. Apa motif pelaku untuk menghabisi pada orang yang lebih tua?

"Namanya Skaisy Daisy Tuesday, lahir hari Selasa, anak kandung dari Talita dan Jeremio, anak tiri dari Hansel, lahir tanggal 17 July 2005 di Jakarta Selatan. Oh iya, Talita udah meninggal setahun yang lalu, Skaisy kelas 11 IPA 2," jelas Kevin panjang lebar.

"Pelakunya adik kelas? gue.. kurang percaya," Galaksi berkomentar.

"Sekarang teknologi udah canggih, bisa aja dia dapet cara bunuh dari mana pun," Malik tiba-tiba menjadi provokator.

Kevin men-scroll data tentang Skaisy, dan menemukan fakta baru juga foto dari Skaisy. "Skaisy di kenal cewek yang lemah lembut, pokok nya cute girl gitu," jelas Kevin.

"Manipulatif gitu? Tcih, zaman sekarang muka imut dalem psikopat," Malik berkomentar lagi.

"Nih fotonya, emang mirip banget!" Denta berseru untuk menyuruh teman-temannya melihat fotonya.


"Bangsat! Imut-imut najisun!" Malik me-roasting Skaisy kesekian kalinya.

"Dia yang nabrak gue, tadi pagi di koridor," Jevano mengingat nya sekarang.

Mereka semua manggut-manggut paham, lalu menyusun strategi apa yang harus mereka lakukan kedepannya.

Tetapi Jevano mengucapkan, "Gausah, gue bisa urus semua ini sendiri. Kalian ga usah khawatir."

Galaksi masih ragu akan Skaisy bahwa pelakunya, "Gimana, kalo bukan Skaisy pelakunya?"

"Lo kenapa sih anjing?! Suka lo? Sama tuh manusia? Lo munafik bangsat!" Kevin menyentak Galaksi, kesal dengan Galaksi yang ragu padahal bukti sudah di depan matanya.

"Apapun yang lo lakuin buat balas dendam nya, inget dia cewek. Lo juga lahir dari cewek No," peringat Denta.

"Buat apa gue harus segitunya sama pelaku pembunuhan orang yang gue sayang?" tanya Jevano pada Denta.

Denta terdiam, ia kelu untuk berbicara. Dari antara teman-teman Jevano, Denta paling bisa menghargai perempuan. Namun setelah melihat Jevano yang sangat amat di kabuti oleh dendam, Denta pasrah.

"Kapan?" Julio si cuek, mulai membuka suara.

"Maksud apa jir?" tanya Kevin terheran-heran.

"Besok," jawab Jevano membuat mereka mengernyit heran, apa yang dua kutub ini bicarakan?

WRONG REVENGE [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang