Galaksi mengerutkan keningnya heran menatap Jevano yang tengah meringis akibat pukulannya. "KENAPA LO LAKUIN KE ANAK PIATU BANGSAT?!"
Denta, Malik, Kevin bahkan Julio pun terkejut dengan apa yang terjadi. Apa ini juga termasuk rencananya Jevano?
Jevano meringis lalu berusaha berdiri dan menatap Skaisy yang di tatap semua orang dengan tatapan jijik sembari menangis sesenggukan. "Ini bukan rencana gue, dan semua ini bukan salah gue! Dia yang ngegoda gue duluan."
Galaksi amarahnya makin menjadi-jadi, mendengar apa yang di ucapkan Jevano. Julio pun tak kalah emosi, begitu juga dengan Denta si king of nge-treat perempuan dengan baik.
Sudah melecehkan, terbukti dalam video malah memfitnah membuat dirinya sendiri malu. Dengan anehnya semua yang berada disitu mempercayai nya.
"AIS GA GITU, JEVANO YANG GITU! JEVANO LECEHIN AIS, JEVANO BULLY AIS KALAU KETEMU, LENGAN AIS MEMAR-MEMAR KALAU HABIS DI BULLY JEVANO!" unek-unek dalam diri Skaisy meluap dengan sendiri.
"Asal Jevano tau! Ais nyesel pernah ketemu kak Jevano!" satu kalimat dari Skaisy dapat membuat Jevano bungkam.
"Gue ga habis pikir sama lo yang emang tolol apa gimana sih? Selalu aja lo buat ulah," tanya Julio.
"Gue ga berulah! Dia yang goda gue duluan, dan ini bukan termasuk rencana gue, gue bilang itu!" Jevano menaikkan nada bicaranya.
"Guys! Pada pulang ya semuanya! Kecuali Skaisy dan Arila biar kita tuntasin dulu masalah ini ya! Jangan di sebarin dulu!" beber informasi dari Denta pada adik-adik kelasnya itu.
Semuanya bubar, tersisa Jevano dan teman-teman yang di selimuti amarah. Juga dengan Skaisy dan Arila, Skaisy menangis sesenggukan karena harga dirinya telah jatuh. Tak terbayang besok di sekolah dia di pandang jijik dan takut oleh satu angkatannya.
Galaksi menghampiri Skaisy lalu mendekap nya dengan erat, seakan menenangkan gadis kecil itu.
"It's oke, masih ada gue yang percaya sama lo. Skai, udah ya.." ucap Galaksi menenangkan Skaisynya.
Arila yang yang berada di samping Skaisy pun lantas merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada Skaisy. Arila merasa bahwa dirinya adalah ikut memicu terjadi nya kejadian ini.
"Ais, sorry ya. Gara-gara gue semua nya jadi gini," ucap Arila dengan penuh penyesalan, Skaisy yang masih menangis pun mengangguk tak apa.
"Jadi maksud dari ini semua apaan hah?! Lo seneng liat dia hancur kayak gitu?" tanya Denta pada Jevano.
"Apalagi kan belum terbukti kalau dia emang pelakunya!" lanjut Denta.
"Ya tapi apa?! Di cctv emang bener kok keliatan kalo itu emang dia?!" sentak Jevano.
Skaisy yang masih menangis pun mendongakkan kepalanya, lalu mengucapkan kata yang selama ini membuat dirinya salah paham.
"Kamu gatau kalo Ais punya kakak."
•••
Di sisi lain, dengan santai nya sang pelaku mabuk-mabukan di kelab malam. Berjoget ria bersama pria hidung belang.
Wanita dengan bergaun merah yang ketat dan di poles make up yang tebal membuat menor, tetapi tak menghilangkan kecantikannya.
"Apapun yang terjadi kedepannya, kalau sekarang lagi enak? Tinggal nikmatin aja ya ga?!" ucap perempuan itu melantur.
"Semalam berapa, dek?" tanya pria gendut yang sedang meminum wine.
"1 juta doang, longgar soalnya!" jujur jalang sekaligus pembunuh itu.
"Cantik-cantik kok longgar, ga dulu deh," jawaban pria itu membuat wanita itu menggeram marah.
Dia yang jujur, dia yang menyesal juga. Tapi dia melakukan ini agar nanti saat melakukan tak di maki-maki karena tak jujur.
"Hidup itu adil, dulu lo di sayang-sayang sekarang lo harus menderita," ucap wanita itu sembari memainkan lidah nya di dalam mulut.
"Ternyata, kekayaan itu emang bisa membuat orang miskin bahagia ya," wanita itu terus ber monolog.
"Gue dulu ga dapet kasih sayang, sekarang gue jadi kriminal. Nanti gue yang harus di penjara, sedangkan yang salah adalah didikan gue!" wanita itu menggeram marah mengingat masa lalu nya yang kelam.
"Gue selalu main rapih, mana mungkin kan bisa ketauan?" tanya nya pada dirinya sendiri.
Tak tahu saja, bahwa ada mata-mata mengintai dirinya saat ini.
•••
"Pa, Charine kangen Skaisy," curhat Charine pada Hansel.
Hansel tersenyum tipis, tak dapat di pungkiri bahwa Hansel juga rindu pada anak itu. Apa kabarnya sekarang? Apakah makannya selalu enak? Kehidupannya yang sekarang lebih enak? Berbagai pertanyaan muncul di benak Hansel.
"Papa juga kangen, telepon aja gih," titah Hansel.
Charine cemberut, dia terlalu gengsi. Bagaimana jika Skaisy malah tidak merespon nya dengan baik sebab kehidupannya yang sekarang lebih baik?
Tetapi, Skaisy tidak pernah seperti itu..
"Apa Charine telepon aja ya?" tanya Charine.
"Heh, kamu emang anak papa. Gengsi kamu sama kaya papa, tapi kalo hidup selalu gengsi itu semuanya bakal gagal," jelas Hansel.
"Contoh nya papa, papa gagal jadi papa yang baik buat Skaisy. Ya walau, papa tiri," lanjut Hansel.
"Papa bener, tapi Charine malu pa," Charine mengerucutkan bibirnya dan mengungkapkan bahwa ia malu jika mengakui rindu pada adik tirinya itu.
"Papa kirim mata-mata dari jauh aja gimana, pa?" saran Charine.
Hansel terlihat berpikir lalu memutuskan untuk mengangguk, lalu dirinya segera mencari laki-laki yang bersedia untuk jadi mata-mata.
Tak ingin berniat jahat, mereka hanya ingin mengetahui apa kabar Skaisy karena kepergian Skaisy sangat tidak jelas dan tak memilki alasan.
Dan sekarang, Skaisy tak pernah mengabari mereka lagi. Sebahagia apa Skaisy setelah keluar dari rumah ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG REVENGE [TERBIT]
Teen FictionThe power of love! Setelah kematian kakaknya, Jevano Danial Aswangga selaku adik kandung mencari tau siapa dalang yang menewaskan kakaknya dengan tega. Hidup Jevano hanya mempunyai satu tujuan, yaitu membalaskan dendam nya. Hingga suatu hari ia bert...