T I G A

70 19 8
                                    

Skaisy tengah berjalan santai sembari menggenggam tali tas nya. Sampai ketika senyum nya yang cerah memudar ketika melihat Jevano menatap datar ke arahnya. Skaisy hanya tersenyum kikuk menanggapi Jevano. Batin nya bertanya-tanya apakah Jevano masih ingat pada kejadian kemarin?

Ketika melewati Jevano, tiba-tiba Jevano mencekal pergelangan tangan Skaisy. Hal itu membuat Skaisy sontak menoleh, lalu memasang raut wajah bingung.

Jevano membawa Skaisy ke gudang belakang, lalu menghempaskan tubuh Skaisy pada tembok yang kotor berdebu itu.

"Kak? Ada apa ya?" Skaisy bertanya heran pada Jevano.

"Lo itu manipulatif, gue ga bakal kemakan wajah manipulatif lo!" sentak Jevano.

Skaisy terkejut, ada apa dengan kakak kelas nya yang satu ini?

"Soal kejadian kemarin kan Ais udah minta maaf sama kak Jevano, Ais kan ga sengaja," jelas Skaisy.

"Oke, kalau lo emang orang yang bertanggung jawab dan ngerasa bersalah. Lo harus nurutin apa kata gue, selama sebulan," ucap Jevano membuat Skaisy mengerenyit heran.

"Kesalahan Ais sefatal itu ya kak?" Skaisy bertanya pada Jevano yang menatap nya tajam.

"Kesalahan lo fatal bangsat! Lo bahkan harus di penjara!" ucapan Jevano membuat Skaisy terkejut.

Memangnya, menabrak dengan badan harus sampai masuk penjara? Daripada Jevano terus menghantui hidup nya, Skaisy memilih menjawab iya.

Jevano mencengkram pipi Skaisy yang tembam, lalu meludah di wajah Skaisy. Skaisy sontak terkejut dengan apa yang di lakukan Jevano.

"MAKSUD KAMU APA?!" Skaisy mengeluarkan tisu dari saku nya lalu mengelap ludah yang ada di wajah nya, Skaisy menghampiri Jevano lalu meludahi sepatu Jevano. Skaisy merasa dirinya tak pantas untuk meludah balik di wajah kakak kelas.

"Bersihin anjing!" bentak Jevano.

"Impas! Kamu ga jelas, tau ga?!" Skaisy kepalang emosi sehingga membentak balik Jevano

Kalau Skaisy sudah memakai kata aku-kamu berarti ia sudah emosi. Jevano membawa Skaisy ke rooftop, dan Skaisy melihat teman-teman Jevano sedang bersantai walau bel sudah menyala.

Apa-apaan ini? Jevano membawa nya untuk bolos?

Sampai disana Skaisy berusaha menyentak tangan Jevano, namun tenaga Jevano untuk mencekal tangan Skaisy sangat besar. Alis Skaisy menukik tajam ketika teman-teman Jevano melihat Skaisy dengan tatapan mengintimidasi, lain hal nya Malik yang menatap remeh.

Mengapa ia seperti kriminal disini?

"Aku mau belajar! Kamu ngapain bawa aku kesini?!" tanya Skaisy sewot.

"Heh mana tunjukin dong muka kedua lo!" baru juga Skaisy datang, Malik sudah menyambutnya dengan roasting-an.

Skaisy mengerenyit heran ketika mendengar ucapan kakak kelas nya yang aneh.

Skaisy membuka pintu rooftop dan ingin kabur dari manusia-manusia tidak jelas itu, tetapi Jevano menghalangi niat Skaisy. Jevano membawa Skaisy pada hadapan teman-temannya lalu mengucapkan sesuatu yang membuat Skaisy marah dan sedih.

"Gue titip, salah satu dari kalian pake dia juga boleh."

Skaisy ketakutan dan marah, ia ingin menampar Jevano tetapi Jevano mencekal pergelangan tangan nya.

"KAK JANGAN TINGGALIN AKU DISINI, AKU TAKUT!" teriak Skaisy ketika Jevano meninggal kan dirinya.

Sayang nya tas Skaisy di tarik dari belakang oleh Kevin, sehingga Skaisy tidak bisa mengejar Jevano. Pintu rooftop di kunci dari dalam membuat Skaisy ingin menangis.

Tiba-tiba Galaksi datang lalu membawa Skaisy ke basecamp yang ada di rooftop.

"Anjir! Galaksi langsung gercep kalo ada yang gratisan," Malik terkekeh dengan ucapan nya yang bajingan.

Semua nya pun tertawa ketika mendengar ucapan Malik, lain hal nya dengan Galaksi yang mendengar itu pun langsung menggeram marah walau sudah agak menjauh dari sana.

"Kak, please jangan apa-apain Ais ya kak! Ais masih punya masa depan dan impian!" Skaisy memohon-mohon pada Galaksi membuat Galaksi terkekeh.

"Hei, tenang oke? Gue ga bakal apa-apain lo, gue cuma bawa lo biar ga di apa-apain mereka," ucap Galaksi yang membuat Skaisy ragu.

"S-serius?" tanya Skaisy ragu-ragu.

"Iya, santai. Gue cuma mau bilang, lo harus kuat ya sampe nanti ketika mereka udah tau faktanya," ucapan Galaksi membuat Skaisy terheran-heran.

"Nanti juga suatu saat lo bakal tahu."

Setelah mengucapkan begitu, Galaksi pergi melenggang begitu saja. Meninggal kan Skaisy yang masih memikirkan nasib ke depannya.

•••

Perbuatan Jevano tadi membuat Skaisy tidak belajar seharian. Skaisy kesal dan kecewa dengan dirinya yang tidak bisa melawan.

Saat tiba di rumah, keadaan Skaisy sudah acak-acakan. Baju keluar, yang tadinya warna putih sekarang ada noda-noda kotor. Jangan lupakan rambutnya yang sudah jelek.

"Lo bolos?" tanya Charine.

"Eung-ga kok," jawab Skaisy cepat.

"Papa di tanyain lo kemana noh, sama guru lo! Abis lo sama papa," informasi dari Charine membuat Skaisy takut.

Skaisy melangkahkan diri nya ke kamar nya untuk berniat membersihkan badan. Setelah selesai, ia akan kebawah dan memasak.

Tetapi Hansel sudah menunggunya di ruang tengah, dan menatap tajam Skaisy.

"Darimana kamu tadi? Udah belajar bolos, huh?" tanya Hansel membuat Skaisy menundukkan kepalanya.

"Kamu tidak tau diri ya, sudah di biayai malah membolos. Mungkin pergaulan kamu dengan orang-orang hedon yang tidak menjadi beban orang lain, tidak seperti kamu," kalimat pedas itu terlontar dari mulut Hansel.

Skaisy menundukkan kepalanya lalu meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulang lagi.

Skaisy segera ke dapur lalu memasak dengan air mata yang mengalir. Jika boleh Skaisy akui, ia sangat tertekan. Cacian dan makian seolah menjadi makanan Skaisy setiap harinya, belum lagi biaya yang terus di ungkit. Tetapi Skaisy tidak memiliki teman untuk berbagi cerita, Arila orang nya cuek tidak dapat di bawa berbagi cerita. Alhasil Skaisy hanya memendam ini semu sendirian.

Ketika selesai memasak Skaisy mengabaikan rasa laparnya karena hati nya terlanjur sakit. Skaisy tidak makan dan langsung ke kamar lalu menangis sejadi-jadinya, tentunya di redam bantal.

Lelah menangis membuat Skaisy ngantuk dan langsung terlelap dengan nyenyak walau wajah yang banjir dengan air mata.

•••

"No, rencana lo gimana lagi emang kalo dia udah depresi sampe masuk rsj?" tanya Denta pada Jevano.

"Bodo amat," jawaban singkat di lontarkan Jevano.

Galaksi mendengar percakapan itu lalu merasa iba pada Skaisy, Galaksi yakin bahwa Skaisy bukan pelakunya. Galaksi merasa bahwa Skaisy tak mungkin melakukan itu.

"Tadi beneran lo pake?" Jevano bertanya pada Galaksi dengan alis menukik marah.

"Kaga, gue kasihan sama muka so imut nya dia," ucap Galaksi menjelekkan Skaisy agar mereka tidak curiga bahwa Galaksi hanya ada di pihak Skaisy.

Jevano menganggukkan kepalanya, lalu mengalihkan perhatiannya pada Kevin. Kevin yang merasa di tatap pun mengangkat alis nya seolah bertanya ada apa pada Jevano.

"Bokap lo yang di penjara gimana Vin?" tanya Jevano.

Kevin mendengus malas, "Biarin, bodo amat gue. Dosa apa gue di masa lalu punya bokap gitu."

"Seburuk apapun bokap lo, inget. kalau dia gada, lo juga gada," peringat Jevano.

Kevin hanya mengangkat bahunya acuh tak peduli dengan ucapan Jevano, membuat semua orang disana menggelengkan kepalanya pasrah.

WRONG REVENGE [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang