Skyla tengah berada di halte bus yang tak jauh dari sekolah, sebenarnya ia sudah di tawari Tera untuk pulang bersama tapi karena masih ada yang harus ia kerjakan makanya Skyla menolak dan berakhir lah dia di halte bus seorang diri.
Rencananya tadi ia akan memesan ojek online tapi ponselnuugzztJya lowbat alhasil cuma bus yang bisa membawanya ke suatu tempat.
Bus sudah tiba ia memasuki bus itu dan mengambil tempat duduk yang kosong. Matanya mengedar di sepanjang jalan, memikirkan bagaimana dengan penelusuran hari ini? Apakah akan membuahkan hasil atau justru nihil.
"Dek.." Skyla terlonjak kaget saat seseorang menyentuh lengannya.
"Tujuan pemberhentian kamu di mana? Saya takut kamu kelewatan karena tidur."
"Makasih Bu sudah di beritahu, saya berhenti di halte berikutnya" jawab Skyla sopan. Ibu itu hanya menganggukan kepala.
Setelah turun dari bus Skyla duduk sebentar di halte, ia memikirkan langkah pertama yang akan ia ambil.
Saat sedang melamun matanya menatap siluet seseorang yang amat ia kenali tengah berjalan ke arah mobil. Tak membuang kesempatan Skyla segera mencari ojek untuk mengantarnya membuntuti mobil itu.
"Pak ojek" sebuah keberuntungan bagi Skyla saat melihat pangkalan ojek tak jauh dari halte bus tempatnya berada.
Setelah menerima sodoran helm dari pemilik motor Skyla lantas naik dan memberitahu ojek itu untuk mengikuti mobil merah yang baru saja keluar dari butik.
Mata hazel itu tak lepas memandangi mobil merah yang melaju tak jauh dari dirinya, mobil yang di tumpangi sang Bunda.
Mobil itu mengarah ke sebuah perumahan elit dan tentunya untuk masuk harus memiliki akses. Skyla yang sedang tertahan di pos keamanan hanya bisa berdecak saat mobil itu hilang memasuki perumahan.
"Sial, kali ini gue gagal tapi lain kali gue harus bisa masuk ke sana. Siapa tau ada jawaban tentang itu semua di dalam sana."
Skyla kembali menaiki ojek dengan tujuan pulang ke rumah. Ia memutuskan untuk kembali karena kalo menunggu Bundanya keluar pun pasti percuma karena itu akan memakan waktu yang tidak pasti.
Tanpa di ketahui dirinya, kepergian Skyla di perhatikan oleh sepasang mata yang menatapnya begitu tajam.
Malam telah tiba, Skyla turun kebawah untuk makan malam. Ditatapnya hidangan yang masih tersaji utuh. Sepertinya Bunda belum pulang.
Menarik kursi yang berada di dekatnya lalu duduk, mengambil sepiring nasi kemudian lauk ia makan dengan tenang tanpa tahu seseorang tangah menatapnya tajam.
Skyla mengangkat kepalanya, mata hazel itu bersitatap dengan netra hitam Bunda. Tak seperti biasanya Bunda melewatinya begitu saja. Tanpa tamparan dan kalimat pedas yang sering ia lontarkan.
Skyla memandangi punggung wanita itu yang hilang di balik pintu ber cat coklat.
"Sky kangen Bunda."
Setelah menyelesaikan makan malamnya Skyla kembali ke kamar. Melewati kamar Bunda ia dapat mendengar suara tangis karena pintu yang tidak tertutup rapat.
Mata Skyla ikut berkaca-kaca mendengar tangis pilu wanita itu. Rasanya ia ingin menerobos masuk dan memeluk wanita itu lalu mengucapkan kalimat penenang agar wanita itu berhenti menangis. Tapi ia kubur dalam pemikiran itu karena jika melakukannya pun bukan hanya penolakan yang ia dapat tapi juga cacian dan makian bahkan lebih parahnya tamparan.
Skyla melanjutkan langkahnya menuju kamar, mengunci pintu dan naik ke atas ranjang dengan posisi meringkuk. Ia menangis dalam diam, hal yang selalu Skyla lakukan setiap malam.
«★★★★»
Pagi ini Skyla terbangun sedikit terlambat, dengan terburu-buru gadis itu turun ke lantai bawah. Di sana ia bertemu Bi Ana yang sudah siap dengan bekal di tangannya.
"Bi Ana masak ini buat Non. Dimakan ya, Bibi tau Non kesiangan dan gak sempet sarapan" Skyla tersenyum ia meraih kotak makan hitam dan memasukannya ke dalam tas.
"Makasih Bi, Sky pergi dulu."
Sebuah mobil putih sudah menunggu di depan rumah Skyla. Itu mobil Tera untung saja ia berangkat bersama temannya itu kalo tidak pasti akan memakan waktu lagi untuk menunggu ojek online.
Mobil Tera sudah sampai di parkiran sekolah. Mereka berdua keluar dari mobil dan hendak berjalan ke arah koridor menuju kelas. Tapi teriakan histeris para siswi membuat mereka berbalik untuk menyaksikan apa yang membuat mereka histeris.
"Mereka lagi" gumam Skyla yang bosan mendengar teriakan itu.
"Lo kenapa sih Sky? Gak suka banget sama mereka?"
"Semenjak kehadiran mereka semua orang jadi suka teriak gak jelas, sakit tau gak sih kuping gue dengernya."
"Hahaha... iya Lo kan penyuka ketenangan" Skyla mendelik mendengar penuturan Tera. Ia melanjutkan langkah menuju kelas meninggalkan Tera yang mengumpat karena di tinggal sendiri.
"SKY!" Skyla yang sudah berada di ujung lorong berbalik badan menatap pelaku yang memanggil dirinya.
"Huff....Lo jalan cepet bener, kayak di kejer setan. Capek gue ngejer Lo."
Ia menatap Tera yang masih mengatur nafas. "Secara gak langsung Lo ngakuin kalo diri Lo itu setan."
Tera membulatkan mata mendengar nya. Baru sadar akan apa yang ia katakan tadi.
Setelah menghabiskan energi dengan belajar, kini waktunya mereka mengisi kembali energi agar dapat menjalani aktifitas selanjutnya.
Skyla dan Reta sudah berada di kantin dengan masing-masing makanan yang mereka pesan. Saat sedang menikmati makan. Kantin di buat heboh dengan teriakan siswi yang melihat kedatangan Leeronza dkk. Skyla yang hendak menyuapkan bakso ke mulutnya kaget alhasil ia tersedak kuah bakso yang menurut Tera tak manusiawi bagaimana tidak Skyla menambahkan langsung 5 sendok cabai, membuat kuah beningnya menjadi merah pekat.
Ukhuk
"A-air Ra..." Tera langsung menyodorkan jus jeruk yang di pesannya tadi. Sky menerima sodoran jus jeruk itu dan meminumnya hingga tandas.
"Anjing.... Goblok bener tuh orang-orang, kalo gue keselek terus mati gue gentayangin mereka semua!"
"Hush mulut Lo. Kalo malaikat denger terus di kabulin gimana? Mau Lo mati muda?"
"Gak!"
"Makanya jangan asal ngomong" Tera menyentil kening Skyla membuat ia meringis kesal.
"Wahh kenapa tuh? Kok jadi ribut bukan nya tadi aman aja."
"Liat. Itu bukannya Fellin kakak kelas yang centil itu kan?" Sky mengangguk dengan pandangan mengarah ke sumber keributan.
"Lo tuli hah! Gue udah bilang jangan coba buat sentuh gue!" Suara pria itu begitu menggema di kantin yang ramai tapi tidak ada seorang pun yang berani mengeluarkan suara karena aura mencekam dari pria itu.
Di keheningan kantin tiba-tiba saja ponsel Skyla berbunyi, semua penghuni kantin lantas mengalihkan tatapan ke arah dua orang gadis yang duduk di pojok kantin.
Tertera nama Bi Ana di layar ponsel Skyla, karena tidak ingin membuang waktu dan tak memperdulikan tatapan penghuni kantin Skyla menjawab panggilan itu.
"Non nyonya pingsan! Bibi udah bawa nyonya ke rumah sakit. Nanti Non nyusul aja setelah pulang sekolah."
"Sky mau kesana sekarang Bi! Sky takut Bunda kenapa-napa."
Sky cemas dengan keadaan Bundanya, walaupun Bi Ana sudah mengatakan baik-baik saja tapi ia harus memastikan secara langsung.
"Non percaya sama Bibi. Nyonya pasti baik-baik aja."
Skyla tidak menyadari ada tatapan seseorang begitu lekat terhadapnya.
"Sky titip Bunda Bi."
Tbc.
«★★★★»
Nextt??
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYLA
ChickLitHidup penuh tekanan! Bertemu dengan orang-orang yang hanya bisa memberikan luka! Bagaimana bisa bertahan dengan hidup yang seperti neraka itu. Inilah yang di alami gadis cantik yang memiliki iris mata hazel yaitu SKYLA ASKARA NISHA. Gadis penyuka la...