Sekarang sudah waktunya jam pulang sekolah. Skyla kini sudah duduk anteng di mobil Tera, atas paksaan gadis itu akhirnya Skyla mengiyakan ajakan Tera untuk pulang bersama.
"Sky." Skyla yang awalnya fokus ke kaca di sampingnya menoleh saat namanya di panggil.
"Kenapa Ra?"
"Gak mau mampir ke suatu tempat dulu?"
"Enggak, langsung pulang aja. Gue capek"
Setelah menempuh perjalan kurang lebih lima belas menit, mobil Tera sudah tiba di halaman rumah Skyla.
"Mampir Ra?"
"Nanti aja Sky. Gue mau langsung pulang ada urusan sama nyokap."
Skyla mengangguk, ia turun dari mobil setelah mengucapkan terima kasih kepada sahabatnya itu.
Gadis itu berlalu masuk kedalam rumah yang nampak sepi. Tapi saat akan menaiki tangga ia mendengar suara sesuatu dari arah dapur.
Karena penasaran dan mengira ia hanya sendirian di rumah, ia pun memastikan suara apa itu. Kakinya melangkah perlahan ke arah dapur.
Ia dapat menangkap siluet seseorang yang amat ia kenali. Bunda? Satu tanda tanya besar dalam pikirnya. Bukan kah wanita itu masih ada di rumah sakit, kenapa sekarang ia sedang ada di dapur dan kelihatan sedang memasak.
Skyla lebih mendekat, "B-Bunda..."
Wanita itu menoleh, "Apa!" Jawabnya ketus yang langsung kembali fokus pada masakannya.
"Bunda kapan pulang? Kok gak ngabarin Sky?"
"Gak penting! Cepat ganti baju kamu sana!"
Skyla mengangguk dan beranjak ke arah kamarnya untuk mengganti seragam sekolah dengan pakaian santai.
Saat sudah selesai ia buru-buru turun untuk membantu Bunda di dapur. Ini adalah kesempatan agar ia bisa sedikit lebih dekat dengan Sang Ibu.
"Ada yang bisa Aku bantu Bun?" Tanya Skyla saat sudah berada di sisi wanita itu.
"Bawa ini ke meja makan" Skyla segera membawa semangkuk soto dan beberapa lauk lainnya.
Matanya mengedar mencari keberadaan Bi Ana, Bunda yang melihat pergerakan Skyla langsung membuka suara.
"Bibi lagi keluar belanja stok makanan."
Skyla mengangguk. Saat melihat sang Bunda sudah duduk di kursinya ia pun menarik kursi yang berada di hadapan ibunya.
"Jangan liatin saya begitu. Makan!"
Skyla mulai mengambil nasi dan beberapa lauk kedalam piringnya. Hatinya sangat senang karena Bunda sudah tidak marah-marah seperti sebelumnya. Entah apa yang membuat sikap Bunda nya itu berubah tapi yang pasti ia menyukai perubahan itu.
Ibu dan anak itu sudah selesai dengan makanannya. Skyla berinisiatif untuk mencuci piring. "Biar Sky aja Bun yang cuci piring kotornya." Seru gadis itu dengan nada semangatnya.
Selesai mencuci piring Skyla pergi ke kamarnya. Ia menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang dengan senyum yang tak luntur dari bibir gadis itu.
«★★★★»
Pagi hari yang cerah Skyla sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat indah di tubuh rampingnya.
Ia menatap pantulan cermin, mengoles lip balm pada bibir tipisnya, dan meraih tas hitam yang berada di atas meja belajar.
"Walaupun Bunda udah jarang marah sama gue, gue harus tetap telusuri itu."
Skyla sudah kekeh ingin mencari tau semua alasan yang terjadi dalam hidupnya. Walaupun mungkin ia akan sakit hati mengetahui fakta itu yang terpenting ia sudah tidak penasaran lagi.
Saat menginjakkan kakinya di anak tangga pertama ia langsung dapat melihat Bi Ana yang sedang menata makanan di meja. Di sana juga sudah ada sang Bunda yang sudah rapi dengan pakaiannya.
Skyla mempercepat langkah kakinya, ia menggeser kursi yang berada di hadapan Bunda. Sorot matanya memancarkan kebahagian, hingga Bi Ana meletakkan sepiring nasi goreng yang di hadapannya.
"Makasih Bi" ucap Skyla dengan senyum lebarnya.
"Buruan makannya, bentar lagi pagar sekolah kamu tutup!" Titah Bunda yang tidak lepas menatap layar ponsel di genggamannya.
"Sky selesai." Skyla bangkit berpamitan pada Bundanya yang hanya di balas deheman, tak lupa berpamitan juga dengan Bi Ana.
«★★★★»
Setelah belajar seharian kini waktunya bel pulang sekolah. Skyla sudah memesan ojek online sebelumnya jadi ia tinggal menunggu ojek itu datang di gerbang sekolah.
"Mbak Sayla?"
"Skyla Mas. Langsung jalan aja."
Setelah menempuh perjalan yang lumayan jauh, Skyla sudah sampai di kediaman Ayahnya. Di pandangnya rumah yang jauh dari kata terawat itu. Rumput halaman yang begitu panjang, cat rumah yang sudah memudar bahkan teras rumahnya berdebu, rumah ini sudah seperti rumah yang tidak terawat selama bertahun-tahun.
Apa Ayahnya sudah tidak tinggal di sini lagi? Ia harus mencari kemana lagi Ayahnya itu. Satu-satunya tempat yang ia tahu hanyalah rumah ini.
Skyla terduduk di depan pintu pagar berkarat rumah itu. Keringatnya mengucur di bagian wajah. Hari ini sangat lah terik. Membuang nafas panjang ia sudah kehilangan akal, tak tau lagi bagaimana bisa mengetahui semuanya.
"Sky harus gimana lagi Ya Tuhan. Sky udah berusaha tapi semuanya sia-sia. Gak ada petunjuk lain yang Sky punya."
Gadis itu kembali kehilangan semangat, ia meraih ponsel yang di letakkan dalam tas. Membuka aplikasi ojek online. Ia memutuskan untuk menyudahi penelusuran hari ini. Tubuhnya lelah setelah seharian melakukan aktifitas .
Tbc.
Lanjut Scroll yokk
10/06/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYLA
ChickLitHidup penuh tekanan! Bertemu dengan orang-orang yang hanya bisa memberikan luka! Bagaimana bisa bertahan dengan hidup yang seperti neraka itu. Inilah yang di alami gadis cantik yang memiliki iris mata hazel yaitu SKYLA ASKARA NISHA. Gadis penyuka la...