Pagi telah tiba, Skyla mendudukan dirinya di atas ranjang, ia sangat lemah sekedar hanya untuk berdiri.
Matanya menatap pintu kamar yang baru saja di buka, Bi Ana masuk dengan kompres di tangannya.
"Non udah mendingan? Mau Bibi buatkan sesuatu?"
Skyla menggeleng kemudian Bi Ana masuk dan duduk di sebelah ranjang Skyla. Tangannya terangkat menyentuh dahi gadis itu, panas masih terasa walau tidak sepanas semalam.
"Masih panas Non. Non yakin gak mau Bibi bawa ke dokter?"
"Gak usah Bi." Jawab Skyla dengan nadah lemah.
Bi Ana kembali menempelkan kompresan di dahi Skyla. Ia juga membawa bubur dan obat penurun panas.
Dengan telaten Bi Ana menyuapi Skyla layaknya ibu yang menyuapi anaknya.
Flashback
Semalam setelah pulang membeli kebutuhan rumah Ana di kejutkan dengan pecahan guci yang berserakan di dekat tangga. Ia kira ada maling yang menyelinap masuk, nyatanya tidak ada kerusakan lain selain itu.
Ana yang khawatir dengan keadaan Nona nya memutuskan untuk mengecek keadaan gadis itu. Untungnya pintu kamar gadis itu tidak terkunci jadi ia bisa masuk tanpa mengganggu waktu istirahat Nona nya.
Saat pintu terbuka pemandangan Skyla yang tidur dengan badan meringkuk dan penuh dengan bekas pukulan membuat hati Ana teriris.
Ia mendekat ke arah gadis itu, telinganya mendengar gumaman kecil yang berasal dari gadis itu. Cairan bening langsung menetes tak kala matanya bersitatap dengan netra hazel yang memancarkan luka.
"Bibi." Skyla masuk kedalam pelukan hangat Bi Ana. Ia menumpahkan semua kesedihan yang ia rasakan.
"Non kenapa? Ya Allah Non...badan Non panas! Non demam."
Bi Ana melerai pelukan mereka, ia berjalan keluar kamar, tak butuh waktu lama Bi Ana datang dengan kompresan dan obat yang ia bawa dari dapur.
"Sini Non biar Bibi pasang ini." Setelah selesai memasang kompresan Ana memberikan obat penurun panas kepada Skyla.
Flashback off
"Non jangan sekolah dulu ya, nanti Bibi yang minta izin sama wali kelas Non." Skyla hanya mengangguk, tubuhnya juga masih lemas.
Sesudah memberi makan dan obat pada Skyla, Ana kembali menuju dapur, saat akan menuruni anak tangga ia berpapasan dengan Arabela yang tampak emosi.
"Di mana anak itu!" Tanya Arabela dengan nada yang sedikit membentak.
Bi Ana diam, ia kembali mencemaskan keadaan Nona nya. Karena geram dengan keterdiaman asisten rumah tangganya Arabela melangkah menuju kamar Skyla berada.
BRAK!
Arabela membuka pintu dengan keras membuat Skyla yang sedang tertidur terperanjat kaget, ia menatap takut ke arah Arabela.
"B-Bunda mau apa...?"
Arabela maju lebih dekat dengan Skyla. Ia melayangkan tamparan yang membuat wajah Skyla tertoleh ke samping. Sudut bibir gadis itu bahkan sampai robek mengeluarkan darah.
"Akhhh...."
"Kamu tanya saya mau apa? SAYA CUMA MAU KAMU MENGHILANG DARI KEHIDUPAN SAYA!"
"Kenapa Bunda gak bunuh Sky aja! Sky juga capek Bunda....Sky hidup tapi kayak gak hidup!"
"Berani kamu melawan saya hm!"
Tamparan kembali di dapat oleh Skyla. Bahkan kini rambutnya di Jambak kuat oleh Arabela, membuat wajahnya mendongak ke atas.
"Sky juga menderita Bunda...tapi kenapa Bunda selalu lampiasin kemarahan Bunda sama Sky! Hiks...Sky cuma pengen di sayang Bunda."
"Kamu tau? Kesalahan terbesar saya yaitu melahirkan kamu!"
Deg
Bagai di sambar petir, hati Skyla sangat sakit mendengarnya. Ia menutup mulut menggeleng tak percaya. Bagaimana bisa seorang ibu mengatakan penyesalan karena melahirkan anaknya sendiri.
Hancur sudah harapan Skyla dan alasannya bertahan sampai sekarang. "Bilang sama Sky kalo itu gak bener kan Bun? BILANG SAMA SKY KALO ITU GAK BENER! BUNDA BOHONG KAN! Bunda sayang kan sama Sky" lirih gadis itu di akhir kalimatnya.
Arabela yang mendengar bentakan Skyla membuat emosinya kembali memuncak, ia menarik kuat rambut gadis itu menariknya ke arah kamar mandi.
Skyla yang memang masih lemas hanya mampu berdoa semoga ia bisa bertahan dengan siksaan ini.
Arabela mengisi bath tub dengan air hingga penuh. Kemudian ia menceburkan kepala Skyla berulang kali hingga gadis itu merasakan pusing di kepalanya. Semula air yang bening itu berubah warna menjadi sedikit merah.
Arabela awalnya kaget tapi ia tutupi dengan bentakan lalu meninggalkan Skyla yang duduk bersandar pada sisi bath tub.
Skyla kembali menangis, membiarkan darah mengalir dari hidungnya. Luka yang kemarin bundanya buat saja belum sembuh bukannya mengobati ia malah manambahkan luka baru.
Tbc.
«★★★★★»
Nextt?Dapet gak sih sedih nya menurut kalian?
Yang mau mengumpat mari di persilahkan.
Gimana kalo kalian yang ada di posisi Skyla? Jangan dibayangin oke.
See you All.
04/08/24
KAMU SEDANG MEMBACA
SKYLA
ChickLitHidup penuh tekanan! Bertemu dengan orang-orang yang hanya bisa memberikan luka! Bagaimana bisa bertahan dengan hidup yang seperti neraka itu. Inilah yang di alami gadis cantik yang memiliki iris mata hazel yaitu SKYLA ASKARA NISHA. Gadis penyuka la...