Bab 7 - Cantik

74 34 58
                                    

"Mbak Nada!" panggil Adit dengan lembut sambil melambaikan tangannya sehingga membuat Nada tersadar dari lamunan.

Nada menoleh ke arah pria yang berada dihadapannya itu, "iya."

"Mbak kenapa melamun?"

"Eng-nggak kok, gapapa." Ucap Nada terbata-bata.

Sekitar 60 detik kedua sejoli itu terdiam, tidak ada pembicaraan yang terjalin diantara keduanya, seperti sunyi, tapi nyatanya kebisingan dalam tempat itu sangat amat terdengar karena terdapat live music yang menghadirkan band yang cukup dikenal pada kota itu, netra Nada berpindah posisi, mengarah pada sumber suara merdu yang mengalun berasal dari mulut sang vokalis, ada sebuah kalimat pembuka yang membuat atensinya merasa tertarik untuk mendengarkan sebuah lagu yang sedang dinyanyikan.

Andai sejak awal, kutahu, akhirnya begini,
Ku tak akan mau, mencintaimu, t'lah sedalam ini,
Entah apa salah, dan dosaku,
hingga tuhan pertemukanku denganmu,
Hancurkan diriku..
Hadirmu, hanya menambah luka baru..
Saat hatiku t'lah percaya, cinta ini 'kan selamanya..
Tapi mengapa hatimu berubah
Kau yang berjanji, ku yang terluka..
Masih kuingat kata setia,
Kau bilang takkan buat kukecewa..
Namun kini kau menghilang pergi,
Tanpa rasa bersalah..

Setetes air menggenang pada kelopak mata Nada, kemudian tanpa terasa mengalir dan mengusap lembut pada pipinya, disusul dengan tetesan lainnya sehingga membuat Adit tersadar dan merasa cemas dengan keadaan Nada yang secara tiba-tiba berubah menjadi sedih, ia pun meraih sehelai tisu kemudian menyodorkannya dihadapan Nada, "mbak kenapa?"

Nada terhenyak, ia pun segera mengusap air mata menggunakan tisu yang diberikan Adit, "Gapapa kok."

Tiba-tiba saja Adit teringat dengan perkataan Akbar, bahwa Nada kemungkinan memiliki masa lalu yang kelam hingga membuat wanita itu menutup diri dari pria yang mendekatinya, sehingga Adit dapat menarik sebuah kesimpulan, bahwa Nada pernah terluka oleh pria dimasa lalunya, dan ia yakin luka itu teramat dalam, hal itu dapat Adit pahami lewat tiap bait lagu yang disenandungkan oleh vokalis band tersebut.

Pria itu segera bangkit dari tempat duduknya, kemudian ia berjalan menuju tempat live music itu berlangsung, Nada sempat menanyakan perihal kepergiaannya, tapi Adit malah menghiraukan dan tetap berjalan hingga sampai dan meminta pada sang vokalis untuk menghentikan lagu yang ia nyanyikan, serta ia meminta agar vokalis itu meminjamkannya michrophone.

"Selamat malam semua!" Sapa Adit pada seluruh pengunjung restoran.

"Malam!" Ucap semua pengunjung serentak.

"Sebelumnya saya mohon maaf jika sedikit lancang untuk menyelang lagu barusan, tapi izinkan saya membawakan satu lagu yang saya ingin persembahan untuk wanita yang sedang bersama saya saat ini." Ucap adit yang tiba-tiba menunjuk ke arah Nada hingga seluruh pengunjung restoran tersebut serentak menoleh ke arah Nada, tentunya hal itu sangat membuat Nada merasa malu, ia pun memilih menunduk sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.

Astaga, ini anak mau ngapain sih? bikin malu aja. Ayo Nada, harusnya lo pergi dari sini, percuma juga di sini, yang ada lo dipermalukan sama anak magang ini. Ya tuhan, andai aku diberikan satu permintaan, aku ingin punya keajaiban menghilang dari tempat ini. Gerutu Nada membatin.

Cantik..
Ingin rasa hati berbisik,
Untuk melepas keresahan, dirimu..
Ooh.. cantik..
Bukan kuingin mengganggumu,
Tapi apa arti merindu, selalu.. oooh
Walau mentari terbit di utara,
Hatiku hanya untukmu..

Life After Break Up [Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang