Bab 21 - boneka beruang besar

41 22 14
                                    

"Ini arah ke mall?" Tanya Nada karena ia mengenali jalur jalanan yang sedang mereka lewati.

"Iya, sekarang ada film bagus yang baru rilis lo, kita nonton ya." Ucap Adit dengan pandangan mata yang fokus ke arah depan.

"Film apa?"

"Film horor."

"Hah! Jangan dong, saya takut nonton film horor." Nada menampakkan wajah ketakutannya hingga membuat Adit tertawa kecil.

"Kalau takut bisa ngumpet dibalik tubuh aku, atau peluk aku juga boleh." Adit berucap dengan tanpa merasa bersalah pada Nada, wanita itu pun terkejut hingga dengan spontan mencubit lagi pinggannya dan membuat Adit meringis kesakitan.

"Udah hobi ya cubit pinggang aku sekarang." Pria itu terus mengusap-usap pinggang untuk meredakan rasa sakitnya.

"Ya kamu ngeselin sih, pokoknya kalau kamu pesan tiket film horor, saya akan pulang sendiri." Nada memalingkan wajah kesembarang arah.

"Iya, iya deh ku gak akan ajak nonton film horor." Akhirnya mereka pun tiba di pintu masuk dan melajukan mobilnya ke arah belakang menuju area parkir kendaraan, dan setelah adit berhasil menyimpan kendaraannya dengan baik, ia pun segera mengajak Nada untuk mencari makan terlebih dahulu.

"Mau makan apa mbak?" Tanya Adit sambil menangkap wajah Nada yang sedang berjalan dengan manik matanya yang berkeliaran menyusuri setiap objek dalam tempat ini.

"Gak tahu, gak ada yang selera."

"Tuh ada stand burger." Adit menunjuk ke arah selatan dari tempat mereka berdiri saat ini.

Nada menoleh pada objek yang Adit tunjuk, seketika senyuman manis bibirnya muncul hingga membuat Adit segera menarik tangan dan menuntunnya menuju tempat penjual burger tersebut.

"Double chesee burger dua, beef burgernya satu ya." Ucap Adit yang segera memesan sebelum Nada berucap.

Nada menoleh dengan tatapan heran pada pria itu, "kok punya saya dua?"

"Biar kenyang, kata orang cewek kalau perutnya kenyang mood-nya jadi bagus."

"Ih sok tahu!" Nada memalingkan wajah kesembarang arah.

Setelah mereka mendapati pesanan burger tersebut, mereka pun menyantapnya di atas kursi yang di sediakan tepat di depan stand burger tersebut, area ini cukup ramai, hampir seluruh meja yang total keseluruhan berjumlah 10 itu penuh, hanya saja tersisa 2 pasang meja yang kosong, namun tiba-tiba saja ekspresi wajah Nada berubah ketika ia melihat kebersamaan sebuah keluarga kecil yang duduk tidak jauh dari pandangannya, sepasang pria dan wanita yang usianya mungkin sama seperti Nada sedang bersenda gurau bersama gadis kecil berusia 5 tahun menurut pendapat Nada, keluarga kecil itu nampak bahagia dengan seorang suami yang sesekali menyuapi istri makanan yang perbuatannya diikuti oleh gadis kecil itu. Tanpa terasa air dalam kelopak matanya muncul dan menggenang, namun Nada dapat mengatasinya dengan cara menutup kedua lubang telinga dengan jari telunjuk sambil menatap ke arah atas.

Tentunya Adit menyadari akan hal itu, sebelumnya ia pun menoleh ke sumber objek yang Nada lihat, dan ia sedikit berpikir mengapa Nada hampir menangis ketika melihat sebuah keluarga kecil yang bahagia itu? Apakah ia iri dengan kehangatan sebuah keluarga atau ada hal lain?

"Mbak?" Adit memanggil dan Nada menoleh, "mbak gapapa?"

Wanita itu hanya menggeleng pelan sambil mengusap sedikit air mata yang menggenang pada kedua matanya, "Gapapa kok!" Ia pun kembali menyantap burger miliknya namun kini pergerakan mulutnya sedikit melambat.

"Burgernya abisin mbak, dikit lagi." Adit mencoba mencairkan kembali suasana agar Nada tidak lagi merasa sedih, ternyata burger miliknya telah habis sedangkan milik Nada tersisa sebagian dari burger keduanya.

"Iya, sebentar lagi."

Setelah Nada selesai menghabiskan kedua burgernya, Adit pun segera meraih tangan Nada kembali dan menuntunnya ke area aneka permainan, Adit mengajak Nada bermain melempar bola basket pada ring yang jaraknya sekitar 3 meter dari tempat mereka berdiri, dan ketika mereka dapat memasukkan bola itu pada ring maka akan mendapatkan poin yang nantinya jumlah poin tersebut akan ditukar pada hadiah yang telah ditentukan.

Mereka hanya di berikan masing-masing 10 buah bola, Adit lebih dulu memulainya karena Nada belum terbiasa melakukan hal ini, dari jumlah 10 bola yang Adit terima ternyata ia mendapatkan 7 poin dari 7 bola yang berhasil masuk, dan jumlah poin tersebut dapat ditukar pada sebuah boneka berukuran sedang saja, ketika Adit berniat mengambilnya, ternyata ia menangkap wajah Nada yang pandangan matanya tertuju pada boneka beruang besar yang tingginya kira-kira dua meter berwarna coklat.

"Kalau mau boneka yang itu gimana bang?" Adit bertanya kepada penjaga permainan ini.

"Harus bisa masukan 10 bolanya dengan durasi waktu maksimal 15 detik."

Nada membulatkan matanya sempurna, kemudian ia pun segera melempar semua bola yang ia dapatkan namun ternyata dari semua itu tak bisa satupun ia memasukkan aneka bola tersebut ke dalam ring hingga membuat ia sedikit marah dan tentunya Adit menertawakan hal itu sehingga membuat amarah Nada semakin menjadi-jadi, kemudian Adit menghela nafas dalam-dalam dan memulai melempar bola-bola baru dengan kecepatan yang lebih cepat lagi, hingga akhirnya....

Ia dapat memasukkan 10 buah bola pada ring dalam waktu 12 detik.

Sungguh ini hal yang sulit dipercaya, namun Adit senang akhirnya ia menyelesaikan misi dan mendapatkan hadiah utama yang juga Nada inginkan. Nada nampak terlihat sangat bahagia ketika ia terus saja memeluk boneka beruang besar  yang telah diberikan Adit padanya.

Karena kini suasana hati Nada semakin merasa sangat baik, ia pun menerima ajakan Adit untuk mencoba beberapa permainan lainnya, mulai dari melakukan balap mobil kecil, bermain game yang terdapat pada layar monitor yang mereka atur sendiri permainannya menggunakan game stik, dan aneka permainan lainnya.

Setelah mereka merasa puas dengan mencoba beberapa permainan yang membuat Nada sedikit kelelahan namun ia masih bisa tersenyum sambil terus memuji Adit dalam kemampuannya mengatasi setiap permainan pada tempat ini, bahkan kini Nada sedikit kerepotan karena mendapat beberapa hadiah dari beberapa permainan yang berhasil Adit raih.

"Mbak senang?" Ucap Adit menangkap wajah Nada yang belum berhenti tertawa sambil memberikan sebuah ice cream coklat pada Nada.

Nada meraih ice cream itu sambil sedikit menghilangkan tawanya, "ya, terima kasih ya sudah buat hari saya kini berkesan."

"Sama-sama mbak, yang penting mbak selalu merasa bahagia seperti ini terus. "

Kali ini Nada dapat menangkap wajah Adit dan menatap kedua matanya dalam -dalam, "apa sepenting itu kebahagiaan saya untuk kamu?"

"Ya, bahkan lebih dari itu."

"Kenapa?"

"Karena jika mbak bahagia aku juga akan merasa lebih bahagia, dan aku akan selalu mencari cara agar seseorang yang berharga bagiku selalu berbahagia apa pun yang terjadi, sekali pun aku harus mengorbankan kebahagiaanku untuknya, setidaknya perjuanganku gak akan sia-sia."

Life After Break Up [Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang