Bab 3 - Halte Bus

117 28 71
                                    

Dengan sedikit rasa kecewa, Adit pun kembali meneruskan perjalanannya, kali ini ia berhenti mengejar Nada, tapi keberadaannya tetap di belakang mobil taksi yang ditumpangi Nada karena perjalanan menuju ke rumahnya masih satu arah dengan jalur yang mobil taksi itu lewati.

Tiba-tiba taksi itu berhenti di sebuah jalanan sepi penduduk, disekitarnya hanya ada taman dan pepohonan besar saja, Kurangnya pencahayaan membuat suasana di tempat ini semakin gelap, dan tak lama, muncul satu orang pria yang memakai pakaian serta penutup kepala serba hitam yang membuka pintu belakang mobil taksi itu dengan paksa, Adit pun melihat kejanggalan yang terjadi hingga terdengar teriakan suara Nada dari dalam mobil itu.

Ia pun menepikan kendaraannya, dan berlari mendekati mobil itu kemudian menarik kerah baju pria mencurigakan yang ternyata sedang berusaha merebut tas milik Nada. Dan..

Bugh..

Adit melempar tubuh penjahat itu hingga terjatuh dengan sangat keras, dan karena penjahat itu murka, ia pun segera melayangkan kepalan tangannya ke arah wajah Adit, beruntung pria ini memiliki keahlian bela diri, sehingga ia dapat menepis dan balik memukul penjahat itu sesuai kemampuannya.

Nada yang merasa panik pun segera keluar dari dalam mobil itu, tapi ternyata sang sopir mengejar dan meraih tangan Nada agar tidak segera pergi, namun Adit segera melihatnya, sehingga ia berpindah memukul sang sopir hingga tubuhnya ikut tersungkur pada jalanan aspal, kali ini ia berkelahi melawan dua pria yang tubuhnya lebih besar darinya, namun ia meyakini dirinya sendiri bahwa ia dapat melawan kedua penjahat itu dengan kedua tangannya.

"Jangan sok jagoan lo, kalo enggak, lo mati di tangan gue sekarang!" Ancam salah satu dari mereka yang mengeluarkan sebuah pisau lipat dari dalam saku celananya.

Hal itu semakin membuat Nada merasa khawatir, sehingga ia mencoba mendekat pada mereka untuk melindungi Adit, "Adit, awas..." baru dua langkah Nada mendekat, Adit pun memberi peringatan untuknya agar tidak mendekat.

"Jangan mendekat mbak, lari yang jauh sana." Teriak Adit, dan ternyata Nada kembali berjalan mundur karena ketakutan melihat penjahat itu kembali menyerang Adit.

Penjahat itu melayangkan tangannya sambil memegang pisau, ia memanfaatkan Adit yang lengah karena sedang melawan rekannya dengan segera meluncurkan benda tajam itu ke arah Adit, dan...

Srettt...

Benda tajam itu dapat menyentuh lengan Adit, namun masih beruntung lukanya tidak terlalu dalam sehingga tidak terlalu banyak darah yang bercucuran, bukannya setelah itu ia merasa tak berdaya, Adit malah semakin murka dan tiba-tiba saja kekuatannya menjadi lebih banyak dan dalam hitungan detik ia dapat mengalahkan kedua penjahat itu hingga satu orang tak sadarkan diri dan satu yang lainnya berusaha menyadarkan rekannya walaupun mustahil rekannya akan tersadar.

"pergi dari sini, atau gue bisa buat lo kayak dia!" Ancam Adit pada penjahat itu sehingga ia merasa ketakutan, dan akhirnya ia membantu rekannya masuk ke dalam mobil taksi dan membawanya pergi dari tempat itu meninggalkan kedua orang yang seharusnya menjadi korban perampokan mereka.

"Tangan kamu.." Ucap Nada yang berlari mendekat ke arah Adit sambil memegang lengan untuk melihat kondisinya.

Hal tersebut tentu saja membuat lekukan sabit pada bibir Adit muncul, jika hal seperti ini membuat ia dapat perhatian lebih dari wanita yang ia sukai, ia rela jika harus berkali-kali terluka, "Gapapa kok mbak."

"Harusnya kamu jangan nolongin saya, biarin saja saya yang mati di tangan mereka." Ucap Nada sambil mengelap darah dengan tisu kemudian ia mengambil sebuah plester dari dalam tas dan menempelkannya pada luka Adit.

"Mbak kok ngomong gitu? Bukanya terima kasih malah ngomel mulu."

"Jadi kamu berharap saya akan berhutang budi sama kamu? Sudah saya bilang jangan ikuti saya!" ekspresi wajahnya kembali berubah seperti semula, dengan raut wajah yang kesal terhadap Adit, ia pikir dengan ia menolong wanita ini dari penjahat, sikapnya akan berubah, ternyata ia salah.

Life After Break Up [Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang