Bab 13

4.7K 595 28
                                    




Mobil yang ditumpangi Cleo masuk kepekarangan rumahnya. Dengan girang dia masuk kedalam rumah itu. Dia rindu kamar bernuansa emas miliknya. 

"Pak Satria!" Teriaknya ketika melihat pak Satria sedang memandikan mobil. 

Pak Satria tentu kaget akan keberadaan Cleo. "Tuan muda!" Dia segera mendekat dan memutar-mutar tubuh Cleo. Takut-takut tuan kecilnya ini terluka di suatu tempat. 

"Anda baik-baik saja kan? Tidak terluka dimanapun?" tanyanya Khawatir. 

Cleo merasa geli, dia tertawa lepas. "Hahahaha pak geli!" 

"Cleo baik, Cleo tadi sudah telponan sama papi!" adunya pada pak Satria. Pertama kali, dia suka seorang pria tua seperti pak Satria. 

Pak Satria menghela nafas lega. Setelah ditinggal kemarin, dia uring-uringan hingga sakit. Untungnya Logan langsung menghubunginya. 

Dia menceritakan semuanya, Logan sudah menebak. Menenangkan pak Satria yang tengah dilanda panik. 

"Ngomong-ngomong pak, motor siapa itu? ada siapa didalam?" 

"Ada kakek dan nenek anda tuan muda. Anda bisa masuk kedalam. Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya dulu." Pamit pak Satria pamit undur diri. 

Cleo pun melangkah masuk kedalam. Dia bisa mendengar suara tawa lepas. Seperti keluarga yang begitu harmonis. 

"Setelah itu, ayah langsung lari meninggalkan garamnya. Ibu marah karena ayahmu pulang tanpa membawa apa yang ibu suruh." 

Sevanya tergelak kemudian. "Hahahaha lucu sekali. Lain kali jangan memancing amarah seekor anjing ayah." 

"Ayah tidak tau kalau disana terdapat anjing." 

Omar dan Dini ... Orang tua Sevanya. Mereka bercerita luwes. Sevanya bahkan tidak tertunduk seperi biasanya. Paras Sevanya menurun dari Dini. 

"Oh iya, Kemana anakmu?" 

Sevanya terlihat menghela nafas. "Dia sudah dua hari tidak pulang." Menunduk sedih. Dini pun inisiatif mengelus punggung putrinya. 

"Sudah biarkan, dia sudah cukup besar. Apalagi anak urakan sepertinya pasti bisa bertahan diluaran sana." 

Cleo sedikit mengernyit, apakah ibu dari ibunya itu sedang menyindir atau bagaimana?

"Iya bu."

"Lalu suamimu kapan pulang?" 

"Luna berkata jika dia akan lama." 

"Itu bagus, kita bisa diam disini beberapa hari sampai dia kembai nanti." 

Sevanya terlihat berbinar. "Benar ayah, kalian harus menetap disini. Aku akan membuatkan kalian banyak makanan enak." memeluk lengan ayah sayang, Sevanya tersenyum bahagia. 

"Aku harap suamimu tidak cepat pulang. Ibu ingin tinggal disini lebih lama. Apalagi sepertinya tidak perlu pusing untuk mencari uang untuk makan." Dini menimpali ucapan Omar. Wanita paruh baya itu mengelus rambut putrinya. 

"Kita juga tidak perlu sungkan. Semoga saja putramu juga tidak pulang. Jika dia pulang, pasti dia hanya bisa marah-marah," lanjutnya sedikit mengeluh mengingat kelakuan Cleo. 

Sevanya sedikit memikirkan ucapan ayah ibunya. Benar juga, jika ada suami dan putranya. Kedua orang tuanya tidak bisa leluasa. 

Cleo mendengar semuanya. Dia melirik sebuah figurah foto dimeja hias. Menyapu habis foto pernikahan Logan dan Sevanya. Kemudian foto Sevanya bersama Cleo kecil. 

Sweet but psycho - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang