Bab 18.

4.3K 588 23
                                    


"Lalu ... kamu apakan nenekmu itu?"

Cleo mengusap air matanya kasar. Dia memandang Logan. "Cleo lempar nenek dengan 2 piring dan satu mangkok kaca berisi soup milik kakek."

"Sayang, lain kali jangan menggunakan kekerasan."

Cleo mengerucutkan bibirnya. Kenapa papinya malah melarang dia menggunakan kekerasan. Dia kan sebal. Cleo memalingkan wajah. "Hmph! Papi nyebelin! Cleo habis di tampar. Nenek menggunakan kekerasan, jadi Cleo harus sama."

"Maksud papi ... jejelin saja kakekmu dengan seafod. Jadi nenekmu akan panik melihat suaminya sudah tergeletak mengenaskan. Kamu tau kan, alergi kakekmu terhadap makanan laut itu sama seperti wanita itu. Mereka akan langsung tepar hanya dengan satu gigitan."

Logan menjelaskan maksud dari perkataannya. Terkekeh pelan melihat wajah cengo Cleo. Kenapa harus terlambat dia menyadari jika putranya menggemaskan.

Walau sedikit berbahaya.

"Ah papi benar!" seru Cleo seolah mendapatkan pencerahan.

"Tapi kalau mati gimana?"

"Tinggal dikubur," ucap Logan enteng.

"Papi adalah menantu durhaka," kata Cleo mencemooh disertai cekikikan.

"Biarkan saja. Dia telah melukai putra papi. Jadi, harus diberi pelajaran. Cleo kan yang mengatakan jika anak nakal harus dihukum."

Cleo mengangguk setuju. "Ibu bahkan tidak melirik pada Cleo papi. Cleo sedih, mungkin Cleo benar. Jika ibu benci sama Cleo."

Pemuda ini tertunduk lesu. Mengundang tatapan iba serta kobaran amarah dimata Logan. "Kamu tidak membutuhkan wanita itu Cleo. Hanya papi saja. Jadi, jangan cemas. Semua kebutuhan kamu pasti terpenuhi."

"Ah papi!! Cleo punya sesuatu!"

Logan melihat Cleo beranjak. Terdengar grusak grusuk dari seberang telepon. Putranya itu sepertinya mencari sesuatu.

Setelah menemukan apa yang dicari, Cleo kembali ke tempatnya. "Tara!!" Dia memperlihatkan dompet.

"Dompet?"

"Iya dompet."

"Dompet milik siapa?"

"Milik Cleo papi."

"Dapat dari mana?"

"Si tua Albert." Cleo mulai mengeluarkan satu persatu black card dari dalam dompet.

"Kamu tidak mengambilnya dari tuan Albert kan boy?" Logan ketar ketir melihat kartu yang di perlihatkan Cleo. Meski dia sudah memberikan Cleo Black card. Tetapi milik tuannya berbeda dengan miliknya.

"Tidak papi. Ini dikasih sama Albert 2, terus abang Aron 1, bang Milo juga ngasihnya 1. Oh iya kak Kania juga satu." Cleo menjelaskan dari mana kartu itu berasal.

"Bahkan para tuan muda dan nona?" Logan tidak bisa untuk tidak terkejut. Albert saja membuat dia ketar ketir. Lalu sekarang di tambah anak tuannya.

Apakah putranya ini memiliki semacam daya tarik kuat?

"Simpan kartunya dengan benar Cleo. Jangan biarkan siapapun mengambilnya kecuali para tuan dan putra putrinya."

Cleo mengangguk lucu. "Siap papi!"

"Papi kapan pulang. Cleo malas kalau harus melihat wajah si tua Albert," keluh Cleo. Menghela nafas berat seakan masalahnya lebih berat dari siapapun.

Sweet but psycho - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang