Rapat kerja kembali dilanjutkan setelah sarapan usai. Masing-masing departemen dan pengurus inti berkumpul di bidang masing-masing. Asyifa, Ridhanu, Faris, dan Tia duduk di ruang depan sebelah pintu. Mereka mulai membahas program kerja pengurus inti untuk satu tahun ke depan.
"Sekretaris, apa cuma ini saja proker-nya?" tanya Ridhanu setelah Asyifa menjelaskan usulan program di bagian kesekretariatan.
"Saya rasa apa yang saya sampaikan tadi tentang penomoran surat keluar masuk, hingga pembuatan buku notulensi dan daftar hadir anggota sudah mencakup ranah yang dikerjakan oleh sekretaris," jelas Asyifa dengan rasa percaya diri. Ia ingin memperlihatkan siapa dirinya yang sebenarnya kepada Ridhanu.
Ridhanu menggelengkan kepalanya membaca lembaran kertas yang diberikan Asyifa. Ekspresi pemuda itu membuat Tia—Bendahara BEM—dan Asyifa saling berpandangan.
"Saya ingin ada yang berbeda di kepimimpinan BEM Universitas tahun ini, terutama di bidang kesekretariatan. Masalah surat menyurat dan notulensi itu sudah biasa, memang wajib dikerjakan oleh sekretaris. Tolong cari program baru yang bermanfaat bagi mahasiswa di luar BEM Universitas."
Asyifa melongo mendengar penjelasan panjang lebar Ridhanu. Selama terjun di dunia organisasi kampus, program keskretariatan memang tidak jauh dari apa yang telah dijabarkannya tadi. Asyifa mulai menyimpulkan bahwa sang ketua memang ingin menyulitkannya.
"Hayo, loh, Syif. Disuruh mikir keras sama Pak Pres." Faris menggoda Asyifa yang sedang berpikir keras.
Asyifa hanya mengangkat satu sudut bibirnya dalam menanggapi gurauan Faris. Ia tidak boleh menyerah. Gengsinya di hadapan Ridhanu semakin meningkat. Ia tidak mau jika pemuda itu memandang remeh kualitasnya sebagai aktivis kampus. Dirinya harus terlihat berkualitas di hadapan laki-laki yang pernah meremehkan perasaannya itu.
Asyifa tersenyum sambil manggut-manggut. Pengalaman saat studi banding bersama Senat Fakultas Psikologi memberi gambaran untuk ide program kerja berikutnya.
"Baiklah kalau memang menginginkan hal yang berbeda dari bidang kesekretariatan. Saya akan mengadakan seminar tentang pengelolaan administrasi organisasi di kampus. Tidak hanya untuk BEM Fakultas dan HMJ tetapi juga UKM dan LSO yang ada di kampus," jelas Asyifa mantap seraya menyebutkan beraneka macam organisasi di kampus, baik yang intra maupun minat bakat.
Ridhanu mendengarkan penjelasan Asyifa dengan saksama. Ia lalu menegakkan tubuhnya. "Bagaimana dengan pemateri?"
"Tentu pemateri adalah mereka yang berkecimpung di dunia administrasi profesional."
"Wohohoho, menyala Asyifa, Rek."
Faris bertepuk tangan disusul Tia. Mereka kagum mendapati ide tidak biasa dari Asyifa. Baru kali ini mereka melihat sekretaris memiliki program kerja untuk pihak luar.
Beda hal dengan Ridhanu, ia hanya manggut-manggut sambil tersenyum simpul. Tanpa ada satu kata pun keluar dari bibirnya.
"Gimana, Ketua?" Asyifa bertanya dengan penuh percaya diri.
"Emm ...." Ridhanu mengusap dagu. "Boleh."
Hah? Cuma satu kata itu yang keluar? Yaa Allah bisa-bisanya aku jatuh cinta sama orang dingin macam dia.
Asyifa merutuki diri sendiri. Gimana lagi, hati tidak pernah berbohong kemana dia akan berlabuh.
***
Menjelang zuhur, rapat kerja telah selesai dilaksanakan. Semua program kerja dari setiap department juga pengurus inti sudah dikemukakan. Kini, giliran untuk berkemas dan kembali ke Malang. Setelah beres, mereka pun melaksanakan salat Zuhur berjamaah.
![](https://img.wattpad.com/cover/368525254-288-k717171.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANSA PERTAMA
RomanceHanya orang beruntung yang bisa saling mencintai lalu menikah. Asyifa merasa bahwa Ridhanu adalah jodohnya. Ia terlalu brutal jatuh cinta kepada aktivis kampus tersebut. Hanya dengan pandangan pertama, jatuh hatinya terlampau dalam pada sosok yang d...