BAB 03

23.6K 2.3K 239
                                    

SEBAGAI anak tunggal, putri semata wayang, Helza mengerti, betapa kesepiannya Mami dan Papinya ketika Helza tidak ada di rumah. Semenjak berusia tiga belas tahun, Helza sudah tidak betah diam di rumah, terlalu membosankan. Kalau tidak mengurung diri di kamar, ujung-ujungnya disuruh menemani Mami menonton drama India yang dubbing nya terdengar aneh.

Ya, benar. Mami Helza penggemar film India. Bollywood till death. Wanita itu sangat tergila-gila pada para aktor dari negeri Aca aca nehi nehi itu, bukan hanya Shah Rukh Khan, Salman Khan, Hritik Roshan –aktor terkenal India karena dramanya yang mendunia— saja, Mami Helza bahkan tergila-gila pada Shaheer Seikh, pemeran Arjuna dalam serial Mahabrata. God, Mami Helza bahkan pernah menjadi pendukung nomor satu couple Shaheer Sheikh dan Ayu Ting-ting. Beliau menangis sampai mogok makan ketika mendengar berita bahwa Shaheer dan Ayu putus.

Kembali pada permasalahan anak, karena kesepian, Mami dan Papi Helza akhirnya memutuskan untuk adopsi. No, jangan berpikir bahwa orangtua Hela mengadopsi bayi dari panti asuhan. Itu salah besar. Alih-alih mengadopsi anak manusia, Mami dan Papi Helza lebih senang mengadopsi bayi monyet. Benar, bayi monyet. Oh, dan tidak sampai situ saja, setelah berhasil mendapat izin mengadopsi bayi monyet, mereka malah ketagihan mengadopsi bayi binatang lain.

Kalau tidak salah ingat, di rumah ini sudah terkumpul empat ekor monyet, dua ekor harimau, tiga ekor Husky, seekor trenggiling, dan satu ekor babi. Rencananya, Mami dan Papi Helza akan mengadopsi burung unta untuk penambahan anggota keluarga mereka selanjutnya.

Yeah, welcome to the jungle. Bagaimana perasaan Helza mendapat adik-adik baru? Ha ha ha, tentu saja depresi.

"Zaaa! Bangun!" suara Mami Helza terdengar dari balik pintu. Helza mendecap, ia mengambil ponsel untuk mengintip jam, pukul lima pagi. Woah, bagus sekali. Helza bisa bangun tanpa alarm di pukul lima pagi. Perubahan luar biasa, patut diapresiasi. Mari kita berterima kasih kepada suara harimau yang mengaum sejak pukul tiga di belakang sana. Berkat suaranya yang menggelegar Helza bisa bangun dengan keadaan segar. Tentu saja segar, Helza berpikir harimau itu kelaparan dan akhirnya berhasil kabur kemudian menerobos masuk ke kamar Helza untuk memangsanya. Baiklah, itu berlebihan. Beginilah jika berteman dengan Dara si ratu overthinking, lama-lama Helza tertular juga.

"HELZA!"

"I'am awake!" balas Helza sebal, ia berjalan untuk membuka pintu lalu mendengus melihat Maminya. "Apa sih, Mam, masih subuh loh udah dibangunin."

"Ayok turun kita temenin Anjeli lahiran."

Helza memutar bola mata. "Males ah!"

"Eeehhh!" kerah baju tidur Helza ditarik secara sadis. "Ayok kita kasih support supaya adikmu itu semangat."

"Sorry!" Helza menghempaskan tangan sang Mami dari kerahnya. "Aku anak tunggal, enggak punya adik. Apalagi adiknya bentukan harimau itu." Ya, Anjeli yang Mami sebut adalah seekor harimau yang sedang hamil dan hendak melahirkan hari ini.

"Za, Anjeli enggak punya siapa-siapa di sini. Ayok cepet turun, atau kredit card kamu mami bekukan!"

Sialan. Harimau sialan. Kenapa manja sekali? Lahiran saja harus ditemani, yang benar saja!

Dengan terpaksa Hela menyeret kakinya ke lantai bawah, tepat di belakang rumah mereka yang memiliki lahan luas, terdapat bangunan terbuka yang dipenuhi kandang-kandang besi. Salah satunya kendang harimau bernama Anjeli dan Rahul. Sepasang harimau suami istri. Tentu saja nama itu terinsiprasi dari film Kuch-kuch hota hai, Helza harap, penulis cerita tersebut tidak mengetahui bahwa nama karakternya dijadikan nama hewan. Helza tidak mau viral jalur dituntut pelanggaran hak cipta.

Bad girl on my bed (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang