BAB 12

18.7K 2.5K 322
                                    

BENAR dugaan Arash, meski Helza friendly, perempuan itu sulit untuk didekati. Ini pertama kalinya Arash menawarkan tumpangan pada perempuan, dan waw, ia ditolak tanpa pikir panjang. Helza menolaknya dengan senyum manis, yang saat itu juga mengobati harga diri Arash yang sedikit tersentil.

Arash masuk ke dalam mobilnya setelah taksi yang ditumpangi Helza tidak terlihat lagi, ia menyalakan mesin, mengatur suhu AC, lalu memutar playlist dari twenty one pilots untuk menemaninya pulang ke rumah. Arash taruh ponselnya di atas dashboard, baru seratus meter Arash berkendara ketika satu notif dari Instagram mencuri perhatiannya.

Helza Salazar menerima permintaan anda. Arash mendadak menginjak rem, dan klakson dari mobil belakang langsung menyambutnya.

Arash menepi, membelokkan mobilnya di lahan parkir minimarket. Diambilnya gawai yang kini layarnya padam, Arash buru-buru membuka Instagramnya.

Finally, setelah hampir dua puluh jam, Helza menerima permintaannya juga. Hal yang Arash pertama kali lihat adalah profil perempuan itu, hanya ada dua puluh satu foto yang diunggah. Kebanyakan foto anjingnya, ada juga beberapa foto harimau dan seekor babi yang membuat Arash mengernyit. Perempuan itu..., apakah dia pecinta hewan?

Setelah melihat-lihat unggahan foto Helza, Arash lari ke daftar following. Hanya ada dua akun yang Helza ikuti, Dafhina Dara Sagita dan Aruna Zara Ganesha. Keduanya jelas perempuan yang kemungkinan teman dekat Helza. Arash tersenyum tipis melihat itu.

Tidak jadi pulang ke rumah, Arash memilih rumah Bastara sebagai tujuannya. Ketika sampai, Arash lihat Bastara yang baru saja masuk ke dalam rumah pohon bersama Dara. Tidak ingin mengganggu pasangan love bird itu, Arash memutuskan untuk masuk ke dalam rumah Bastara dan memilih ruang sayap kiri untuk ia singgahi.

Ada sebuah televisi berlayar besar yang sengaja Bastara simpan di ruangan itu, biasanya digunakan mereka untuk bermain PS. Tapi karena ada Nona Dara yang kini menguasai segala sisi rumah Bastara, jadi Arash dan yang lain sudah lama tidak bermain PS di sana.

Arash nyalakan televisi itu, ia membuka Netflix lalu mendengus melihat profil bernama Dara paling cantik sedunia terpampang di sana.

“Ngapain?” Arash kaget ketika Bastara duduk di sisinya. Ia perhatikan wajah Bastara lalu tersenyum miring melihat jejak kemerahan di pipi dan di dekat bibir cowok itu.

“Lo kalo mau keluar rumah abis cipokkan, minimal bersihin dulu itu pipi,” kata Arash.

Bastara membuka kamera di ponselnya, terkekeh sendiri melihat jejak bibir Dara di sana.

Arash merinding geli melihat bagaimana lebarmya cowok itu tersenyum. “Mana cewek lo?”

“Tidur, kecapean.”

“Capek lo tidurin?”

Bastara mendelik. “Jangan samain gua dengan cowok macam lo! Gua bukan cowok yang tega ngerusak dia.”

“Lo bukan gak tega, tapi gak dikasih aja,” balas Arash. “Jujur, kalo Dara mau tidur sama lo, enggak mungkin lo nolak kan?’

“Kalo dianya yang mau mana mungkin gue nolak,” decak Bastara. “Dan by the way, dia bukan enggak ngasih. Tapi gua yang enggak pernah minta gituan. Dan enggak akan pernah maksa dia buat ngesex meskipun gua pengen. Emangnya elo.”

Arash mendelik. “Gue enggak pernah maksa, mereka sendiri yang mau gue tidurin. Gala tuh yang suka maksa-maksa,” bantah nya. “Lo kuat emang enggak nyentuh dia?” tanya Arash lagi.

Bastara menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu membuang asapnya selagi memosisikan duduknya untuk menyandar pada sofa. “Enggak kuat sebenernya, gua nafsu banget kalo deket dia. Tapi....“ cowok itu menggantung kalimatnya.

Bad girl on my bed (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang