Gais mohon do'anya ya, besok anak sulungku ada jadwal operasi. Doain anakku sembuh dan sehat seperti sediakala 🙏🏻
***
SUDAH hampir tiga bulan Arash menetap dan bersekolah kembali di Indonesia, dan sudah tiga bulan pula, Arash memerhatikan Helza diam-diam. Benar, ternyata Arash memang pengecut. Terbiasa didekati perempuan lebih dulu nyatanya membuat Arash kesulitan untuk mendekati perempuan. Beberapa kali Arash mencoba mendekati Helza, tetapi ada saja kendalanya. Jadi, Arash memutuskan untuk tetap diam, selain tidak pandai mengambil first move, Arash juga sebenarnya masih insecure karena bokongnya yang tepos.
Hari ini, sekolah diramaikan dengan adanya sayembara yang Auris lakukan. Perempuan judes itu memang sengaja mengadakan sayembara untuk Bastara yang terlihat menyedihkan karena tidak punya pacar.
Arash tidak terlalu suka ikut campur urusan orang lain, namun, karena Nanggala mengajaknya untuk bermain di rumah Bastara hari ini, dan kebetulan Arash sedang malas di rumah, jadilah sepulang sekolah tadi Arash memilih untuk pulang ke rumah Bastara.
Ngomong-ngomong soal Bastara, cowok itu sedang jatuh cinta pada Dara. Sejak satu bulan lalu, Billy, Noah, Nanggala selalu mengejek Bastara pengecut karena tidak bisa mengutarakan sukanya pada Dara. Arash tidak ikut-ikutan mengejek. Ia sadar diri bahwa dirinya juga pengecut karena tidak bisa mendekati Helza. Kembali pada Bastara, sepertinya cowok itu harus berterima kasih kepada Auris karena ternyata, sayembara tersebut dimenangkan oleh Dara. Di mana Dara adalah gadis yang Bastara suka. Beruntung sekali si vampir itu, dia punya cara untuk menjadi pacar Dara tanpa mengungkapkan rasa sukanya.
Bastara tampak gelisah sejak pulang sekolah, itu karena Dara akan mendatangi rumahnya untuk mengajaknya berpacaran. Apakah Arash juga akan bertingkah sama jika Helza mendatanginya?
Ah, andai saja bokong Arash berisi. Mungkin Helza akan mengejarnya dan dengan senang hati Arash akan memberikan bokongnya untuk Helza. Tunggu…, pemikiran gila macam apa itu?!
Bastara akhirnya keluar dai rumah gedungnya dan pergi ke rumah pohon, sementara Arash, Billy, Noah dan Nanggala memutuskan untuk bermain PS di ruang sayap kiri rumah Bastara.
“Si Bara kayaknya langsung unboxing si Dara deh, lama banget njir?!” Billy bangkit dari posisi lesehannya setelah hampir satu jam bermain PS. “Gue susulin ah, mau ngintip mereka lagi ngapain.”
Billy, adalah satu-satunya manusia menyebalkan di antara mereka berlima. Sumpah, Arash tidak akan menceritakan hal apa pun mengenai privasi hidupnya pada kelima temannya, apalagi bercerita pada Billy. Arash tidak mau diledek setiap hari seperti Bastara.
Tidak lama, Billy kembali masuk sambil tertawa. “Lo tahu, si Bara cuma bengong aja lihatin si Dara ngomong. Kalian harus lihat wajah bucin si Bara. Dia bahkan enggak kedip mata, secinta itu dia sama Dara?!”
Arash diam-diam berpikir, apakah dia akan terbengong juga jika Helza berbicara dengannya dan mengajaknya berpacaran? Ah sepertinya Arash tidak akan sebodoh itu. Mungkin Arash akan langsung mencium Helza begitu dia diajak berpacaran. Ah, jangan. Helza pasti akan berpikir bahwa Arash hypersex. Bagaimana jika nanti Helza menyesal dan memilih putus?
Arash mengumpat menyadari ia sudah banyak berpikir, padahal boro-boro berpacaran, menyadari bahwa Arash hidup dan bernapas di tempat yang sama saja, Helza sepertinya tidak begitu peduli.
Arash menghela napas dan memilih main PS daripada terus menerus memikirkan Helza. Ternyata cara itu cukup efektif, Arash sampai lupa waktu. Entah berapa lama ia bermain, sampai ia tidak sadar bahwa Bastara sudah bergabung bersama mereka.