Hyuk tidak terkejut saat Hangyeom memajukan tubuh atasnya dan memiringkan kepala, menyatukan bibir mereka. Yang membuat Hyuk agak terpana adalah, karena setelah itu, Hangyeom mengalungkan lengannya di leher Hyuk, dan merangkak naik, mengangkangi pinggang yang lebih muda.
Hangyeom itu... naif. Ia sering melihat orang-orang bercumbu satu sama lain. Di kafe, di bar, di kampus, di sekolah, dan di banyak tempat lainnya. Saat ia masih remaja, ia pikir berciuman itu menjijikan. Menyatukan bibir satu sama lain dan melumat. Apa yang membuat enak?
Sampai Hyuk datang, dan mencuri ciuman pertamanya.
Selama ini, Hangyeom hanya melihat beberapa drama atau bahkan film yang beberapa scene nya berciuman.
Anehnya, Hangyeom tak merasakan apapun jika yang memerankan adalah pria dan wanita. Berbeda saat ia melihat sepasang pria bercumbu dengan nakal dan tanpa malu-malu, adrenalin Hangyeom naik dengan cepat. Membayangkan hal-hal yang tidak pernah ia bayangkan bahkan oleh otak kecilnya sekalipun.
"Memikirkan apa, hm?"
Hyuk menarik bibirnya, setelah menggigit bibir bawah Hangyeom dengan agak keras. Ia menatap kedua mata indah Hangyeom yang mengerjap.
Menangkup pipi Hangyeom, Hyuk mengecup kening Hangyeom. "Apa ciuman ku tidak memabukan?"
"A-apa?"
"Kau," Hyuk merapatkan tubuh Hangyeom padanya. "Apa yang ada di kepala cantikmu ini?"
Hangyeom merona, membuatnya menunduk. "Tidak."
"Jangan membohongiku, Hyung." Hyuk menggigit dagu Hangyeom pelan, menggunakan bibirnya. Tak ingin menyakiti. "Ada apa?"
Hening.
"Apa kau pernah menonton film laki-laki dan laki-laki, Hyuk-ah?"
Hyuk tersedak. "Apa?"
Hangyeom melepaskan tangan Hyuk di pipinya. "Apa aku terdengar aneh?"
"Tidak." Hyuk menyela, tidak membiarkan saat Hangyeom ingin turun dari pangkuannya. "Aku hanya terkejut."
"Kau tidak menyangka aku akan mengatakan itu?"
"Siapa yang mengajarimu, Hyung?"
Kali ini, Hangyeom yang terkejut. "Apa?"
"Menonton film-film itu..." Hyuk menjelaskan dengan pelan, dan sabar. "Siapa yang mengajarimu?"
Hangyeom memiringkan kepalanya, menatap Hyuk dengan bingung. "Apa aku harus belajar dulu untuk menonton film-film seperti itu?"
"Hyung pernah melihat dua pria berciuman?"
Hangyeom merona. "Jaehanie Hyung dan Yechan, waktu itu."
"Sebelum itu?"
"Apa?"
Hyuk mendesah, tapi tidak marah. "Sebelumnya, pernah melihat orang lain? Seseorang yang kau kenal, misalnya."
Hangyeom tampak berpikir. "Tidak."
"Bagus." Hyuk menjepit dagu Hangyeom dengan jempolnya. "Kau hanya perlu melihat ku, untuk tau bagaimana memuaskan rasa penasaranmu."
Hangyeom mengerjap. "Kau akan mengajariku?"
"Ya."
Hyuk terlalu cepat, sampai Hangyeom merasa sekujur tubuhnya merinding.
"Hyung?"
"Ya?"
"Turunlah. Kau membangunkannya."
Saat Hangyeom belum selesai terperangah, Hyuk sudah menurunkan Hangyeom dan mendudukannya di ranjang. Dengan ia yang mengusak rambut yang lebih tua dan berbisik. "Tunggu disini, aku tidak akan lama."
Setelah mengatakan itu, Hyuk membawa langkah kakinya memasuki kamar mandi. Memutar kran shower nya dengan full dan berdiri di bawahnya. Mati-matian menahan diri untuk tidak berteriak dan mengerang.
Jelas saja, Hangyeom sudah membangunkan serigala. Dan hanya Hyuk yang tau bagaimana rasa sakitnya.
•selenophile•
Tidak sesuai kata-kata terakhir Hyuk, pria itu bahkan belum keluar saat setengah jam berikutnya. Membuat Hangyeom turun dari ranjang dan berjalan memutari kamar Hyuk.
Kesan pertama Hangyeom untuk kamar Hyuk adalah... harum, simple dan sederhana.
Warnanya hitam, dan gelap.
Lampu kamar Hyuk tidak membantu apapun untuk menerangkan seisi ruangan.
Seakan kesan misterius yang memang sering ditunjukkan Hyuk sangat cocok dengan ini.
Mata Hangyeom jatuh pada meja kecil yang ada di tengah ruangan Hyuk. Dengan satu kursi putar. Hangyeom duduk disana, agak terkejut saat menemukan foto kecil dirinya yang berada di atas ayunan dengan tawa lebar yang menghiasi wajahnya.
Hangyeom tau persis foto apa itu.
Foto yang juga ia pajang di dalam kamarnya. Bersebelahan dengan foto Jaehan.
Pelukan di pinggangnya terasa, dengan hawa dingin yang langsung menusuk. Hidung Hangyeom mencium wangi sabun yang sering ia hirup dari tubuh Hyuk. Membuatnya mengerang, dan merapatkan diri pada dada Hyuk.
"Kau sedang melihat apa, hm?"
Tetesan air dari rambut Hyuk jatuh ke wajahnya. Membuat Hangyeom agak menggigil. "Aku."
Hyuk ikut menatap foto yang di tunjuk Hangyeom, dan terkekeh. Memberikan kecupan di bahu Hangyeom yang tertutup kaus, ia bergumam. "Lucu sekali, bukan?"
"Mm." Hangyeom menoleh ke belakang, tidak terkejut saat Hyuk mengecup pipinya. "Kau mendapat foto itu dari mana, Hyuk-ah?"
Hening.
Sampai Hyuk tertawa. "Aku mencurinya dari kamarmu."
Mata Hangyeom melotot. "Kau?"
"Mm. Kau tidak sadar?" saat Hangyeom terdiam, Hyuk semakin tertawa. "Mian, aku berbohong. Aku mempunyai foto itu bahkan sebelum kau mempunyainya."
"Apa?"
"Aku mengirimkannya padamu, dulu, sebagai hadiah tahun pertama mu saat aku tidak ada."
"Apa kita memang sedekat itu?"
"Ya." Hyuk mengangguk, mantap. "Kau percaya?"
"Hyuk-ah?"
"Hm?"
"Ayo bantu aku... mengingat semuanya."
tbc.
alo, bulan is back!🌙
hyukie lg natap semestanya🤏
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile (Hyuk x Hangyeom)
RomanceBerawal dari Hangyeom yang sadar bahwa rumah di sebrangnya sudah kembali di huni setelah satu tahun lebih dan bagaimana kisah di baliknya, yang penasaran bagaimana seseorang bisa hidup hanya saat malam hari. Hyuk dan bekerja adalah satu kata yang ti...