[03]

434 60 4
                                    

Lanjut gaes
Btw ini sound nya di play sesuai aba² ya.
Enjoyyy

***

Setelah berbincang sejenak, Shasa, Lily, dan Delynn keluar dari ruangan ekskul Modeling dan Kecantikan. Ketika mereka melangkah keluar, mereka berpapasan dengan kakak kelas mereka, Kak Elin dan Kak Cathy.

"Eh, siapa nih teman baru kalian? Aku belum pernah melihatnya sebelumnya," tanya Kak Elin sambil tersenyum.

"Oh, hai Kak Elin! Ini Lily, Shasa hanya membawanya ke sini untuk melihat-lihat," jawab Shasa dengan ramah.

Lily, yang merasa sedikit gugup, tersenyum dan berkata, "Hai Kak Elin, Kak Cathy. Perkenalkan, aku Lily. Senang bertemu dengan kalian."

Kak Cathy menyambut dengan antusias, "Hai Lily, senang bertemu denganmu juga! Semoga kamu betah di sekolah ini."

"Terima kasih, Kak. Aku sudah merasa nyaman, terutama dengan bantuan Shasa dan Delynn," kata Lily, melirik kedua temannya dengan rasa terima kasih.

Kak Elin mengangguk, "Bagus deh kalau begitu. Kalau butuh bantuan atau ada apa-apa, jangan ragu untuk datang ke kami ya."

Lily tersenyum, merasa diterima dengan hangat, "Pasti, Kak. Terima kasih banyak."

"Sama-sama, Lily. Semoga sukses di sekolah dan selamat menikmati masa-masa sekolah!" tambah Kak Cathy dengan senyum tulus.

Dengan itu, percakapan pun berakhir. Shasa, Lily, dan Delynn melanjutkan langkah mereka menuju ruang musik, meninggalkan Kak Elin dan Kak Cathy yang masih tersenyum melihat keakraban mereka. Meski Delynn tetap dengan sikap dinginnya, keberadaan Lily yang hangat memberi warna baru dalam dinamika persahabatan mereka.

Mereka tiba di depan ruang musik. Shasa membuka pintu perlahan, dan terdengar beberapa suara alat musik dari siswa-siswa yang sedang berlatih di dalamnya. Mereka berjalan masuk ke dalam ruangan dengan hati-hati, menemui suasana yang penuh semangat dan kegiatan.

Namun, seketika suasana menjadi hening. Semua mata tertuju ke depan ruangan, tempat Kak Greesel, Kak Gendis, Kak Cynthia, dan teman mereka Aralie berdiri di depan mikrofon masing-masing. Di sana, Erine tengah bersiap dengan pianonya, Oline dengan biolanya, dan Kak Chelsea dengan drumnya. Ketika Erine mulai memainkan melodi indahnya, penampilan mereka pun dimulai.

(Play musiknya)

Greesel melangkah maju, wajahnya penuh dengan keyakinan. Dia menatap lurus ke depan, suaranya menggema dengan kekuatan yang tak terduga. "Here comes a wave meant to wash me away," dia mulai bernyanyi, suaranya menggema di ruangan itu. "A tide that is taking me under. Swallowing sand, left with nothing to say. My voice drowned out in the thunder."

Gendis bergabung dengan suara lantangnya, matanya berkaca-kaca namun penuh semangat. "But I won't cry and I won't start to crumble. Whenever they try to shut me or cut me down," dia bernyanyi, menegaskan tekadnya dengan setiap kata yang diucapkannya.

Cynthia berdiri di samping mereka, tatapan penuh tekad menyala di matanya. "I won't be silenced. You can't keep me quiet. Won't tremble when you try it. All I know is I won't go speechless," suaranya penuh dengan semangat yang membara.

Flashlight [Lilynn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang