Delynn bersiap-siap untuk menjemput Lily. Ia berpakaian rapi, memakai parfum favoritnya, dan pergi ke garasi untuk memanaskan mobil. Setelah memastikan semua siap, ia meminta izin pada ibunya dan beranjak menuju rumah Lily. Setibanya di sana, Delynn memarkirkan mobilnya di depan rumah Lily, lalu turun dan memencet bel.
Kathrina, ibu Lily, membuka pintu dan menyambut Delynn dengan senyum hangat.
"Selamat sore tante," sapa Delynn sambil mencium sopan tangan Kathrina
"Sore Delynn... kamu cakep banget, yuk masuk dulu, tante panggil Lily dulu," katanya dengan ramah.
"Iya, tante," jawab Delynn dengan malu-malu, sedikit tersipu dengan pujian itu.
Delynn duduk di ruang tamu sambil menunggu Lily. Tak lama kemudian, Lily muncul di tangga, sangat cantik dalam balutan pakaian yang feminim, dengan perpaduan tanktop cardigan dengan skirt diatas lutut, membuat penampilannya tetap santai namun tetap stylish . Delynn terdiam sejenak, tak bisa mengalihkan pandangannya.
"Lily, kamu... cantik banget," kata Delynn sambil tertunduk malu, wajahnya sedikit memerah.
Lily tersenyum, merasa senang dengan pujian dari Delynn. "Makasih, Delynn. Kamu juga cakep hari ini," jawabnya sambil menghampiri Delynn.
Setelah berpamitan dengan Kathrina, mereka berdua berjalan keluar rumah dan masuk ke dalam mobil. Delynn membuka pintu untuk Lily sebelum masuk ke sisi kemudi. Mereka pun berangkat menuju mal dengan hati yang berdebar, siap menikmati waktu sore bersama teman-teman mereka.
Saat dalam perjalanan menuju mall, Delynn tampak fokus dan hati-hati dalam mengemudi, berusaha membuat Lily merasa senyaman mungkin. Lily, yang duduk di sebelahnya, terus memperhatikan Delynn sambil tersenyum, terpesona dan kagum melihat Delynn yang sedang menyetir.
Delynn, yang merasa diperhatikan, menoleh ke arah Lily. "Kenapa, Lily? Ada yang salah?" tanyanya dengan lembut.
Lily tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Delynn ternyata kalau lagi bawa mobil makin cakep, suka deh," jawab Lily dengan suara lembut.Wajah Delynn perlahan memerah mendengar perkataan Lily.
"Lily, jangan diliatin terus aaa, aku malu," kata Delynn, wajahnya perlahan memerah dengan ekspresi malu.
Lily terkekeh melihat wajah Delynn yang merah. "Delynn bisa salting juga ternyata."
"Mangkanya jangan diliatin terus, aku ga fokus nih," balas Delynn, mencoba tetap fokus pada jalan.
Lily kembali terkekeh. "Iya, iya."
Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan suasana yang lebih hangat dan penuh canda, menikmati momen kebersamaan mereka.
Mereka pun sampai di mall. Delynn memarkirkan mobilnya dengan hati-hati, lalu keluar dan berjalan beriringan dengan Lily menuju pintu masuk. Di lobi, mereka bertemu dengan Shasa, Nayla, Lana, Fritzy, Moreen, Levi, Ribka, Aralie, dan Trisha. Semua tampak cantik dan menawan dengan outfit santai namun tetap stylish. Delynn dan Lily pun bergabung dan menyapa teman-temannya.
"Hei, sudah pada sampai ya," sapa Shasa sambil tersenyum.
"Sudah, dan kalian semua terlihat keren!" puji Lily.
Sesaat kemudian, Erine datang menggandeng Oline, keduanya mengenakan baju couple yang menarik perhatian teman-temannya.
"Wah, kalian berdua kompak banget," kata Lana dengan kekaguman.
"Thanks! Kita memang suka tampil serasi," jawab Erine sambil tertawa.
Di sisi lain mall, Nala dan Nachia tampak berjalan berdua sambil bergandeng tangan menuju ke arah mereka. Tak lama, Regie dan Kimmy juga sudah sampai, melengkapi kelompok mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Flashlight [Lilynn]
Teen FictionDelynn, seorang gadis SMA yang dikenal dengan sikapnya yang dingin, menemukan dunianya perlahan berubah ketika Lily, seorang gadis yang ceria dan baik hati, menjadi tetangga dan teman sekelasnya. Meskipun awalnya Delynn menolak, kehangatan dan kebai...