Bab 12 : Elodie Orion

157 15 4
                                    

"Namanya Elodie Moira de Orion"

Mallory kini tengah duduk di lantai beralaskan karpet berwarna merah maroon bersama dengan Kasia dan Aelia di hadapannya. Mereka memutuskan untuk sedikit berbincang agar dapat saling mengenal satu sama lain.

"Elodie?"

Aelia mengangguk. "Namanya Elodie. Dia sedikit angkuh dan sombong- tapi sebenarnya dia orang yang baik"

Mallory mengangguk-anggukkan kepalanya. Tak peduli juga sih sebenarnya.

"Elodie mungkin akan kembali nanti sore, biasanya dia lebih memilih berkeliling akademi daripada berdiam diri di kamar seperti kami. Padahal hobinya adalah tidur" ucap Kasia seraya tertawa kecil. Elodie memang aneh, hobinya tidur tapi dia tidak betah di kamar seharian.

Mallory tersenyum kikuk. Tidak tahu harus merespon bagaimana lagi.

"Sepertinya kau tidak seburuk apa yang orang-orang katakan" ujar Aelia.

Mallory mengerjap. Apakah namanya seburuk itu?

"Memangnya, namaku sangat buruk di lingkungan para bangsawan?" tanya Mallory sembari menaikkan sebelah alisnya.

Aelia langsung menggeleng ribut. "Tidak terlalu kok. Tapi para bangsawan sering membicarakanmu yang berulang kali mencoba mencelakai uh- siapa namanya aku lupa"

"Maela?" tebak Mallory.

Aelia mengangguk mengiyakan. "Nah benar. Maela. Aku sering mendengar rumor bahwa kau sering mencoba mencelakai adikmu sendiri"

Kasia mengangguk. "Benar! Rumor apa itu? Bagaimana mungkin gadis secantik dan semenawan dirimu berniat mencelakai adikmu sendiri? Omong kosong" sedari awal Kasia benar-benar sudah terpesona oleh Mallory. Gadis itu sangat cantik dan menawan.

Sudut bibir Mallory tertarik. "Itu bukan rumor"

Kasia dan Aelia menaikkan sebelah alisnya tak paham.

"Aku memang berniat menyingkirkan adikku, Maela dari hidupku. Selamanya"

Dapat Mallory lihat Kasia dan Aelia sedikit tersentak. Oh, apakah fakta itu terlalu mengejutkan? Mallory tidak peduli.

"K-kau ingin menyingkirkan adikmu?" tanya Kasia tak percaya.

Mallory mengangguk dengan santai. Punggungnya ia sandarkan pada kayu penyangga ranjang di belakangnya.

"Tapi kenapa?" tanya Aelia.

Mallory menaikkan sebelah alisnya. "Apa itu penting bagimu?"

Aelia mengerjap pelan sebelum akhirnya menggeleng.

"Jadi?" tanya Mallory yang entah apa maksudnya.

Kasia menaikkan sebelah alisnya. "Jadi?" tanyanya balik gagal paham.

"Kalian masih mau menjadi temanku setelah tahu bahwa rumor buruk tentangku itu adalah fakta?"

Kasia dan Aelia saling menatap, seolah berbicara lewat tatapan mereka.

"Tentu saja!" ucap gadis dengan gaun berwarna peach itu girang.

"Lagipula kau pasti memiliki alasan tersendiri sehingga melakukan hal itu, bukan?"

Mallory mengerjap. Ia tak salah dengar, kan?

Padahal ia pikir kedua gadis itu akan langsung memusuhinya sehingga ia tidak perlu repot-repot berteman dengan mereka.

Yah, tujuan Mallory mengatakan kebenaran pada mereka bahwa ia memang berniat mencelakai adiknya sendiri semata-mata hanya agar mereka berdua berubah pikiran dan menolak berteman dengannya.

The Antagonist's ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang