"Ingat pesan ayah kemarin, Mallory"
Mallory memandang ayahnya yang juga memandangnya dengan pandangan yang tak terbaca, kemudian mengangguk.
Hari ini adalah hari keberangkatan Mallory ke akademi. Pagi ini, Mallory sudah dibangunkan oleh salah seorang pelayan yang kemudian beralih menyiapkan segala keperluan Mallory di akademi nanti.
Dan kini keempat anggota keluarga beserta seluruh pelayan dan pengawal di kediaman Caldwell berada di halaman depan dengan kereta kuda yang terpampang jelas di depan gerbang, siap menemani Sang Nona Muda Caldwell dalam keberangkatannya menuju akademi.
"Kakak benar-benar harus pergi sekarang? Maela masih ingin menghabiskan waktu bersama kakak"
Mallory mengalihkan pandangan, beralih memandang Maela yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
Jangan menangis sekarang, tolong!
Batin Mallory menjerit keras walaupun bibirnya melengkungkan senyuman menawan.
"Aku harus menempuh pendidikan di akademi, adikku. Jangan khawatir, aku akan selalu mengirimimu surat saat berada di sana, oke?"
Surat abal-abal maksudnya.
Maela mengangguk lucu, kemudian tersenyum lebar. "Maela akan selalu memberi kakak surat setiap hari!"
Mallory tersenyum. Senyum paksa, tepatnya. "Aku akan membacanya nanti"
Duke Albert memandang percakapan dua putrinya dengan kening berkerut. Sejak kapan kedua putrinya itu akur seperti ini? Bukan kah Mallory membenci Maela? Setidaknya itu yang ia tahu ketika memperhatikan interaksi dua putrinya selama ini.
"Jaga kesehatanmu di sana, Mallory"
Mallory beralih memandang Duchess Kathena yang berdiri di sebelah ayahnya. Ini pertama kali ibu tirinya itu berbicara dengannya setelah Mallory berada di dunia antah berantah ini.
Mallory tidak tahu bagaimana hubungan Mallory asli dengan ibu tirinya, entah apakah mereka berhubungan baik atau mungkin Mallory asli juga membenci ibu tirinya sama seperti dia membenci Maela.
Oleh sebab itu Mallory hanya mengangguk mengiyakan nasehat Duchess Kathena, enggan mengatakan sesuatu yang mungkin saja bisa membuat keadaan menjadi tidak nyaman.
"Aku pergi dulu, ayah"
Duke Albert mengangguk. "Selalu jaga diri di sana" ujarnya yang ditanggapi anggukan oleh Mallory.
"Aku akan merindukan kakak!" Maela mengerucutkan bibirnya lucu.
Mallory hanya terkekeh. "Aku juga"
Teruslah bermimpi karena aku tidak akan pernah membalas rindumu, adikku.
Haha.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Salam kepada Duke Albert Cassian de Caldwell, Duchess Kathena Isabel de Caldwell dan adikku Maela Isadora de Caldwell. Semoga Dewi Achelois memberkati kalian semua"
Mallory membungkuk melakukan penghormatan yang langsung dibalas oleh ketiga anggota keluarganya yang lain.
Tak mau menunda waktu lagi, Mallory pun segera berbalik dan melangkah menuju dimana kereta kuda dengan lambang Caldwell tertera di badan keretanya berada.
Para pelayan dan pengawal kediaman Caldwell yang membentuk barisan di kanan dan kiri Mallory pun membungkuk hormat sepanjang langkah Mallory menuju kereta kuda.
Maela menatap kepergian Mallory dengan mata berkaca-kaca. Hendak menangis namun tak bisa, mana mungkin ia menangisi keberangkatan kakaknya ke akademi? Ia tidak mau mengacaukan segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist's Throne
FantasyMallory pikir, hidupnya sudah berakhir. Ya, seharusnya begitu. Namun, kenapa ia malah berada di sini? "Jangan bermimpi untuk menaiki kursi takhta, adik. Sebaiknya, berlatihlah untuk mencium kakiku di masa depan mulai dari sekarang, adikku sayang" Eh...