Bab 11 : Teman

1K 79 2
                                    

"Selamat datang di Akademi Beverly, Lady Mallory Caroline de Caldwell"

Mallory tersenyum simpul ketika wanita setengah baya dengan rambut sedikit putih dan pakaian formal langsung menyambut kedatangannya begitu ia memasuki pintu gerbang akademi.

Sepertinya pemilik akademi, atau kepala akademi? Entahlah, Mallory juga tidak tahu.

"Salam kepada..?"

Wanita setengah baya itu tersenyum. "Panggil saja Nyonya Blair"

Mallory mengangguk.

"Salam kepada Nyonya Blair, semoga Dewi Achelois memberkahi anda dan keluarga" ucap Mallory memberi salam sembari membungkuk hormat.

Walaupun ia berasal dari dunia modern abad dua puluh satu, namun Mallory telah belajar banyak hal tentang etiket dasar di dunia ini. Untung saja pelayan kediaman Caldwell selalu mau membantunya.

Setidaknya, Mallory dapat mengetahui beberapa etiket dasar yang penting untuk dipelajari di sini. Seperti memberi salam formal contohnya.

"Salam kepada Lady Mallory Caroline de Caldwell, semoga Dewi Achelois memberkahi anda dan keluarga" balas Nyonya Blair dengan senyuman menawan di bibirnya seraya membungkuk hormat.

Mallory tersenyum.

"Bagaimana perjalanan anda, Lady?"

Mallory mengendikkan bahu. "Yah, membosankan" jawabnya jujur.

Nyonya Blair hanya tersenyum kecil menanggapi, sudah tidak heran dengan jawaban Mallory yang kurang nyaman didengar dan terkesan main-main.

Selama ini Mallory memang dirumorkan sebagai putri pertama Duke Caldwell yang susah diatur dan semaunya sendiri. Berbeda dengan Maela yang dikenal sebagai gadis baik-baik, tidak seperti kakaknya.

Mallory mendengus ketika tak sengaja mendengar cerita itu dari salah seorang pelayan yang tengah menggosip kemarin.

"Kalau begitu mari saya antarkan ke kamar anda, Lady"

Mallory mengangguk, kemudian melangkah mengikuti Nyonya Blair sembari membawa tas berisi pakaian-pakaiannya yang sebelumnya telah disiapkan oleh pelayan Kediaman Caldwell.

Mallory mengamati sekeliling lorong akademi. Dindingnya berwarna cokelat muda dengan ukiran emas abstrak.

Terdapat lentera di kanan kiri lorong yang Mallory duga sebagai sumber penerangan terbukti dari cahaya temaram yang menemani langkah mereka berdua melewati setiap ubin lantai di lorong ini.

Elegan. Satu kata itu berhasil masuk ke kepala Mallory ketika memperhatikan setiap interior Akademi Beverly.

Tak hanya lorong saja, setiap pintu kamar asrama yang mereka lewati pun terdapat ukiran emas dan lentera di atasnya, memberikan kesan menawan yang kentara.

Seberapa kaya pemilik akademi ini jika hampir seluruh interiornya memiliki ukiran emas yang tak sedikit?

Semua interior dalam akademi ini indah, sangat indah dan mewah. Mallory bahkan tak ingat apakah ia pernah menemukan tempat seindah ini sebelumnya selain Kediaman Caldwell?

"Sudah sampai, Lady. Ini kamar anda"

Mallory menghentikan langkah ketika suara lembut milik Nyonya Blair menyapa gendang telinganya.

"Oh?"

Mallory mengamati nomor pintu kamar yang tergantung di depan pintu, persis di bawah lentera.

"Seratus dua puluh lima?"

Nyonya Blair mengangguk, kemudian tersenyum.

"Benar, Lady. Nomor kamar anda adalah seratus dua puluh lima. Kapasitas kamar asrama adalah empat orang maksimal dalam satu kamar. Sehingga anda akan mempunyai tiga teman kamar di sini" jelas Nyonya Blair tanpa Mallory minta.

The Antagonist's ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang