~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~
Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang kebun Pesantren Abdullah. Yang mereka kira korban perampokan, nyatanya adalah mala petaka bagi mere...
Amora menggeleng kecil, tidak habis pikir dengan tingkah Leon. Amora ikut melanjutkan acara makan malamnya, mereka memang selalu merayakan apa pun berdua. Karena Amora yang merantau jauh meninggalkan orang tuanya, sedangkan Leon yang tidak memiliki siapa pun selain Amora.
"Kenapa kau tidak rayakan dengan rekanmu?"
"Sebenarnya sudah sejak tiga hari lalu, setelah itu aku sibuk melakukan operasi. Dan hari ini aku libur, kebetulan bertemu denganmu jadi aku sekalian saja."
"Harusnya kau mengabariku sejak awal, kau ini."
"Aku tahu, tapi kau kan sibuk. Aku tidak enak."
"Lain kali jangan seperti itu ya?"
"Okay."
⪼₰⌖⊱ζᾆɠą⊰⌖₰⪻
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kembali saja ke kamarmu, saya baik-baik saja."
"T-tapi.."
"Saya tidak akan laporkan polisi mengenai ini, tenang saja. Tidak apa-apa."
Mafaza memainkan jarinya, ia tidak tahu harus lakukan hal apa. Ia benar-benar sudah menyesal karena melakukan hal yang sangat berdosa.
"Saya minta maaf.."
"Baiklah. Kau harus lakukan 3 hukuman ini, yang pertama kau harus mematuhi semua perintah saya, yang kedua kau jangan coba-coba kabur, yang ketiga rawat saya."
Mafaza memainkan jarinya dan berpikir keras, apakah ia harus menerimanya atau tidak. Tapi, jika ia di laporkan ke polisi semuanya akan lebih merepotkan.
"Aku harus bagaimana..? Tapi jika aku masuk penjara aku bisa minta tolong bukan?" Batinnya.
"Saya akan bertanggung jawab, tidak masalah jika saya harus di penjara."
Ucapan Mafaza membuat rahang Daga mengeras, dan menatapnya tajam. "Sesulit itu kau untuk patuh hm?"
"T-Tidak.. saya hanya ingin bertanggung jawab.. saya tidak mau menanggung dosa besar atas kesalahan ini.." mafaza merunduk.
"Saya siapkan kamar yang nyaman, makanan yang lezat tapi kau memilih penjara? Baik."