23. I want to talk

2K 121 19
                                    

⪼₰⌖⊱ζᾆɠą⊰⌖₰⪻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⪼₰⌖⊱ζᾆɠą⊰⌖₰⪻

"Nona sudah bangun? Syukurlah, Nona mau air? Sebentar."

Alpha menuangkan segelas air untuk Mafaza, dan memberikannya pada Mafaza, ia menerima tanpa memberontak. Energinya sudah habis, ia meneguk air itu hingga habis.

"Ada yang sakit? Saya panggilkan Dokter ya?"

Mafaza menggeleng, dan duduk bersandar di headbord kasurnya. "Anda siapa?"

"Ah iya, saya Alpha, anak buahnya Tuan muda rekannya Leon." Jelas Alpha.

"Tidak mungkin aku bilang sahabatnya, nanti dia ge'er." Batinnya.

"Ouh."

Alpha mengangguk cepat, "nona butuh sesuatu? Mungkin makanan, atau apa?" tanya Alpha.

Mafaza menggelengkan kepalanya pelan, "baiklah ini ada bunga dari Tuan muda, di kulkas itu ada coklat, kue, dan es krim. Nona mau?"

"Saya tidak suka yang terlalu manis seperti itu." Jawab Mafaza.

Jleb!

"Habislah.. mungkin pulang nanti Tuan Muda akan menggantung kami." Batin Alpha.

"Umn.. kuenya rasa keju Nona mau?"

Mafaza mengangguk. Alpha langsung mengambil kuenya dan menyajikannya untuk Mafaza. "Untung saja tadi aku pilih keju, pilihan Leon yang serba manis sangat buruk." Batin Alpha.

"Silakan Nona."

Mafaza menerimanya, "terima kasih." Ia langsung mencicipinya.

"Bagaimana Nona?"

"Enak." Jawab Mafaza.

Alpha menghela lega, "hahh.. syukurlah."

Helaan Alpha membuat Mafaza menoleh, "kenapa?"

"E-eh.. tidak Nona, tidak apa-apa." Alpha terlihat gugup.

"Tidak apa-apa? Lalu kenapa menghela?"

"Ah.. tidak apa-apa Nona, jika Nona tidak menyukai semua barang yang di sediakan kami bisa di gantung hidup-hidup.."

"Jadi ini semua ide kalian? Bukan dia?" tanya Mafaza menyelidiki.

"B-bukan begitu.. Tuan muda meminta kami membelinya." Alpha baru kali ini sangat gugup, seolah-olah nyawanya ada di tangan Mafaza.

"Jika bukan untuk apa gugup? Tidak baik berbohong Tuan, Tuhan bisa murka." Ucap Mafaza.

"Tapi Nona.. kalau saya mengatakan sebenarnya Tuan bisa marah dan menghukum kami.. mungkin membunuh kami." Alpha merunduk dan terlihat pasrah.

"Iblis sekali sikapnya, di mana dia? Saya mau bicara dengannya." Pupus Mafaza.

"J-jangan Nona.. saya bisa mati.."

ZAGA: Mafia Shadows Behind the Veil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang