Mari balik ke PoV Yara.
****
"Yara!"
"Seterusnya kau tak usah mengantar makanan untukku lagi. Fokus saja dengan pekerjaanmu." Aku terkesiap, langkahku yang hampir saja mencapai pintu kamarnya langsung berhenti seketika.
Ini adalah pertama kali ia memanggil namaku.
Kupikir pria itu bahkan tak perduli siapa namaku karena ia kerap memanggilku dengan sebutan 'Hei' alih-alih memanggil dengan namaku.
Apa aku telah membuat kesalahan?
Apa kata-kataku tadi membuatnya tersinggung?
Aku keluar dari kamar pangeran itu dengan tatapan bingung.
Jadi, bukankah aku tidak harus mengantarkan makanan ke kamarnya lagi?
Haha.
Jadi bukankah hidupku akan tenang dan tak lagi sering bertatap muka dengannya?
Lagi-lagi aku tersenyum.
Kerjaanku berkurang. Itulah yang kupikirkan pertama kali. Namun entah mengapa ada perasaan sedikit tak rela ketika aku harus membiarkan pria itu sendirian kembali dan mengurung diri di kamarnya.
Dia sepertinya tak seburuk yang orang lain kira.
Entah apa sebabnya pria itu menjadi sosok pemurung, yang kutahu pasti ia hanyalah sosok yang butuh sedikit perhatian dan terlihat sangat kesepian.
Senyumku memudar. Memang kerjaanku akan berkurang dan aku tak harus lagi bolak-balik ke kamar sang pangeran. Tapi, pria itu akan terus mengurung diri di dalam kamarnya. Sendirian dan kesepian.
*****
Lupakan soal Pangeran Edgar dulu. Walaupun hidupnya menyedihkan, ia tetaplah seorang pangeran. Ia bisa makan makanan apapun yang ia mau, dan ia juga bisa membeli barang apapun yang ia inginkan.
Seharusnya aku lebih mengasihani diriku sendiri jika hal itu menyangkut tentang finansial.
Nasib! Nasib!
Sudah berpuluh-puluh novel tentang perpindahan jiwa atau apalah itu yang sudah kubaca, dan kebanyakan mereka merasuki tubuh bangsawan!
Minimal Baron. Tak perlu bangsawan tinggi, yang penting aku cuman ingin menikmati hidup dengan meminum teh sembari melihat langit senja saja.
Bekerja keras bagai kuda. Rasa-rasanya hidupku tak ada bedanya dengan budak korporat yang bekerja lembur demi seperak uang lembur.
Huhu.
Sedih memang.
Seperti air yang mengalir, waktu berlalu begitu saja. Kini, tepat satu hari sebelum pesta yang nantinya akan menjadi awal rancangan kemeriahan hari jadi kerajaan.
Dekorasinya bukan main!
Kemewahan ada dimana-mana. Alat makan yang terbuat dari perak, hingga dekorasi pesta yang megah dan kebanyakan memakai rangkaian bunga segar yang langka.
Ini sih bukan sekedar pesta!
Seumur hidupku aku bahkan tak pernah terlibat dalam acara apapun yang pernah diselenggarakan di sekolah atau tingkat RT. Lomba tujuh belasan pun aku merasa ogah untuk terlibat di dalamnya.
Dan kini, aku terlibat dalam acara sebesar ini. Eitss, bukan sebagai tamu, tapi tetap sebagai pelayan. Dan yang paling membuatku bahagia adalah akan ada gaji tambahan bagiku bulan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
FantasiKata orang, kita bisa menyelesaikan masalah hidup dengan menikah. Punya penyimpangan seksual? Menikah solusinya. Pusing dengan kuliah dan skripsi? Menikah solusinya. Tak dapat-dapat pekerjaan? Maka menikah pula lah yang menjadi solusi. Kesulitan fin...