Mari kita lupakan tentang mulut sumbang itu!
Tapi entah mengapa tanganku terasa agak gatal untuk memberi sedikit pelajaran pada mereka.
Bukan pelajaran matematika yang disukai semua orang itu,
Tapi tentang pelajaran bagaimana caranya bersikap sopan dan beretika, kupikir para bangsawan disini lebih tak beretika dibandingkan dengan para rakyat jelata.
Kudengar mereka sudah melewati pelajaran etika yang berat sejak mereka kecil, tapi aku sama sekali tak melihat hasil dari pelajaran etika itu.
Setelah para keluarga kerajaan duduk diatas takhta mereka masing-masing, Sang Raja mulai berpidato untuk membuka acara. Pria itu seperti memiliki aura yang berbeda dibandingkan dengan orang lain, berbeda dengan pemeran utama pria yang seperti punya aura 'cling, cling' bersinar, Raja Albert ini memiliki aura penguasa yang sangat hebat.
Setelah sang Raja membuka acara secara resmi, para bangsawan mulai menjilat sana-sini untuk mencari koneksi kerja sama. Menjilat bangsawan tingkat tinggi demi mendapatkan kerja sama yang menguntungkan.
Aku pun kembali pada tugasku, mengambil nampan dan mulai menawarkan minuman kesana dan kemari, namun tiba-tiba ide gila mulai muncul di dalam pikiranku saat aku melihat bangsawan-bangsawan mulut sumbang itu sedang menjilat kesana kemari untuk mendapatkan koneksi.
Aku tersenyum kecil saat menertawakan ide gila yang muncul di dalam otak kecilku. Rasa-rasanya aku ingin sekali menyumpal mulut-mulut mereka dengan sambal ekstra pedas. Haha.
Pasti lucu sekali, bukan?
Aku melangkah dengan langkah pasti, semakin mendekat ke arah mereka yang kini tengah saling menjilat satu sama lain.
Tapi saat langkahku semakin dekat, seseorang malah menghalangi langkahku untuk semakin mendekat ke arah mereka.
"Apa kau sudah gila?"
Aku mendongak menatap orang itu. Suara yang sangat familiar, dia Edgar.
Pria itu langsung menarik tanganku dan membawaku ke suatu tempat.
Dia membuka pintu balkon dan membawaku ke arah balkon lalu melepaskan tanganku begitu saja.
"Bisakah kau tenang dan tidak buat masalah?"
Hei! Aku kan baru mau buat masalah, kok dia tahu sih apa yang akan kulakukan? Apa pria ini benar-benar cenayang?
"Buat masalah? Saya kan bel--"
"Maksudku, tidak buat masalah apapun." Berpura-pura bodoh dan polos adalah solusi untuk hal ini.
Aku kan cuman ingin membuat para bangsawan itu sedikit malu dengan memberinya sedikit pelajaran.
"Jangan pura-pura bodoh! Aku tahu apa yang ada di otak kecilmu. Kau itu sangat mudah tertebak."
Ah benar. Sepertinya Edgar memang cenayang. Beberapa kali dia memang bisa menebak isi pikiranku dengan sangat tepat sasaran. Pangeran satu ini memang beda.
"Wajah bodohmu itu sudah bisa mengatakan semua yang kau pikirkan."
Apa yang salah dengan wajahku?
Refleks aku meraba-raba wajahku, dan semuanya masih lengkap kok. Ada sepasang mata, hidung, dua lubang hidung, bibir tipis setipis tisu dan sepasanh telinga yang normal. Tidak ada yang salah dengan wajahku hingga Edgar bisa menebak isi pikiranku hanya dengan melihat wajahku.
"Saya tidak bodoh!" Aku merengut, bibirku dimajukan sebanyak lima senti, aku tak terima ia mengataiku bodoh. Aku ini cukup pintar tahu! Pintar meng-halu maksudku. Haha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
FantasyKata orang, kita bisa menyelesaikan masalah hidup dengan menikah. Punya penyimpangan seksual? Menikah solusinya. Pusing dengan kuliah dan skripsi? Menikah solusinya. Tak dapat-dapat pekerjaan? Maka menikah pula lah yang menjadi solusi. Kesulitan fin...