Aku tak percaya hal ini bisa terjadi dalam hidupku!
Bagaimana bisa ini terjadi?
Bukankah ini adalah hal yang sangat mustahil terjadi? Tidak! Ini bahkan lebih mustahil dibandingkan diriku yang mati tertabrak truk isekai legendaris hingga menyebrang ke dunia lain.
Hal mustahil itu adalah...
AKU BERDANSA DENGAN EDGAR!
Dan masalahnya.. aku tidak bisa berdansa, sungguh!
Boro-boro berdansa, ikut senam zumba saja aku tidak bisa mengikuti gerakannya dengan baik, apalagi senam SKJ. Tentu saja aku tidak bisa.
"Akh.."
Aku menginjak sepatu mengkilat Edgar, aku memejamkan mata takut-takut kepalaku akan melayang seketika.
Tapi kenapa pula dia malah mengajakku berdansa?
Dia tidak se-ngenes itu hingga tak punya wanita yang ingin diajak berdansa hingga akhirnya ia terpaksa mengajak pelayannya untuk berdansa dengannya.
Wajahnya ini tampan. Tampan sekali malah. Selain rumor buruk yang selalu mengelilinginya, kuyakin pasti semua wanita akan klepek-klepek dengan ketampanannya. Apalagi wanita-wanita pecinta badboy. Wah, mereka sih akan dengan sangat senang hati mengajukan diri untuk berdansa dengannya.
"Tubuhmu kurus sekali."
Komentar yang sangat tiba-tiba. Aku terdiam untuk sepersekian detik demi mencerna apa yang pria super tampan ini katakan padaku.
"Nanti tubuhmu bisa terbang terhempas angin."
Apa dia sedang menghinaku?
Haha. Aku tidak sekurus itu. Apa kalian tahu? Mengomentari tubuh seorang gadis adalah sebuah hal yang dilarang.
Kata-kata seperti 'kamu gendutan ya?' atau 'kamu kurusan' adalah kata-kata yang paling terlarang untuk dikatakan pada seorang gadis.
Pada umumnya, para gadis merasakan perasaan kurang percaya diri terhadap tubuh mereka. Dan mengomentari bentuk tubuh mereka adalah sesuatu yang malah akan menambah rasa insecure mereka.
"Saya tidak sekurus itu."
Yara ini memang sedikit terlalu kurus, tapi dia tetap cantik kok.
"Kamu harus banyak makan."
Aku hanya manggut-manggut saja, daripada berdebat tiada henti, lebih baik manut dan mengangguk saja dulu.
Walau kuperhatikan selama beberapa waktu Edgar sepertinya hampir tidak pernah bersosialisasi dengan siapapun kecuali para pelayan di istananya, tapi ternyata kemampuan berdansanya bagus juga.
Pria itu sepertinya memiliki kesabaran seluas samudera dimana dia sama sekali tidak marah ketika aku berkali-kali menginjak sepatu mengkilatnya yang mahal itu. Walau terkadang dia juga punya kesabaran setipis tisu dibagi sepuluh dan asal nodong pedang, tapi hari ini pria itu terlihat lebih tenang dan tidak sekelam biasanya.
Gerakan dansa Edgar terlihat begitu luwes, seolah-olah pria itu memang ahli di bidangnya. Ia memutar tubuhku beberapa kali, lalu meletakkan satu tangannya di pinggulku serta tangan yang satu lagi saling bertautan dengan milikku.
Aku merasakan pipiku yang memanas. Apa aku mulai demam? Apa aku demam karena melihat cogan? Oh tentu tidak, kuyakin sih pipiku sudah memerah seperti kepiting rebus karena salah tingkah dengan sikap Edgar malam ini.
Musik sudah berhenti mengalun dari ballroom. Untuk sepersekian detik aku merasa membeku ketika menatap pria yang kini berdiri menjulang dihadapanku.
Rambut hitam agak gondrongnya tersapu angin malam, matanya yang terlihat kelam namun aku dapat melihat setitik kesedihan itu membuatku terpaku untuk sekejam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
FantasíaKata orang, kita bisa menyelesaikan masalah hidup dengan menikah. Punya penyimpangan seksual? Menikah solusinya. Pusing dengan kuliah dan skripsi? Menikah solusinya. Tak dapat-dapat pekerjaan? Maka menikah pula lah yang menjadi solusi. Kesulitan fin...