4. Keputusan Keluarga

10 2 0
                                    

Hubungan tanpa cinta adalah hal yang biasa. Keluarga Shankara merupakan bukti bahwa kesetaraan lah yang utama dan terlalu mementingkan perasaan di atas segala akan berakhir dalam kesengsaraan semata.

Pernikahan sesama Arcan telah menjadi hal lumrah di keluarga. Bila menolak maka Erlger dapat dipilih sebagai alternatif dalam berpasangan. Hal ini dilakukan demi menjaga garis keturunan darah murni yang telah berlangsung selama ratusan tahun agar tidak tercemar. Karena satu-satunya hal yang tidak bisa diterima dalam peraturan keluarga Shankara hanyalah menikahi seorang Laezilon yang dianggap biasa.

Selama ini Jagat dibesarkan dan dididik oleh segala ketentuan tersebut. Pemikiran untuk menjauhi Laezilon selalu ditanamkan demi menjaga kesempurnaan yang telah ada sejak awal.

Ia bukanlah manusia yang gagal sehingga sebisa mungkin mengikuti apa yang telah ditetapkan dengan menentukan Arcan pilihan sendiri.

Idelia bukan lah sosok yang sempurna namun setidaknya wanita tersebut bisa melengkapi segala kebutuhan yang Jagat perlukan dalam hubungan mereka. Sayang, ia justru terjebak dalam segala pengharapan tak berdasar hingga pada akhirnya jatuh menghantam realita dengan sangat keras.

Erlger unggulan yang terlahir dari kedua orang tua Arcan sepertinya justru kalah dari seorang Laezilon biasa yang bahkan tidak jelas asal usulnya.

"Aku kecewa padamu, nak."

Suara ibunya yang dingin dan menusuk mengawali pertemuan yang tengah berlangsung. Tepat pada hari yang sama setelah pernikahan Jagat berakhir dibatalkan, seluruh anggota keluarga Shankara memutuskan berkumpul untuk membahas perihal nama baik yang sedang dipertaruhkan.

Satu persatu pemberitaan yang mengabarkan soal kekacauan yang berlangsung pun mulai berdatangan. Bahkan hingga saat ini para pencari berita masih setia menunggu di luar kediaman demi bisa mendapatkan bahan baru guna mempermalukan lebih jauh.

Jagat sendiri tidak tahu harus menunjukkan sikap seperti apa. Isi kepala nya penuh dengan beragam ketidakterimaan yang mendera serta rasa malu akibat gagal menjalankan aturan keluarga.

"Bukan keinginan saya untuk gagal menikah. Namun kesalahan telah terjadi. Saya minta maaf." kata Jagat seraya menundukkan kepala dalam. Penyesalan telah menggerogoti diri, ia tahu akan ada konsekuensi yang diterima mengingat sang ibu pertama selaku pemimpin keluarga tidak pernah membedakan siapapun bila sudah menyangkut soal nama baik.

Untuk sesaat keheningan tercipta di ruang utama yang kerap menjadi tempat pertemuan keluarga. Masing-masing dari anggota yang hadir kini tenggelam dalam isi pemikiran sendiri, sedang sisanya ada yang terang-terangan berbisik dan membicarakan perihal kejadian secara terbuka.

Cukup lama hal itu berlangsung sampai akhir nya suara dari Yona Daffin Shankara kembali terdengar dan mengalihkan kembali perhatian dari setiap orang yang datang.

"Semua ini seharusnya bisa dicegah kalau saja kamu tidak kelewat percaya diri dengan merasa bahwa wanita itu bisa kamu kendalikan sepenuhnya."

Lagi, kalimat menusuk itu membuat Jagat menahan napas. Perasaan nya kian campur aduk, enggan menerima menjadi orang yang paling disalahkan atas kegagalan padahal ia sendiri adalah korban dari keputusan sepihak yang diambil oleh Idelia. Akan tetapi melawan pun tidak akan membuahkan hasil apa-apa, pada dasarnya ia tetap dianggap telah berbuat hal yang tidak semestinya. Maka dari itu Jagat hanya bisa menerima ucapan dan mengakui kecerobohan.

"Saya- bersalah."

"Sudah cukup. Menyesali sekarang pun sudah tidak ada guna nya. Lebih baik sekarang kita memikirkan soal waktu 'kelahiran' yang akan segera dimulai."

Benar, ada permasalahan lain yang perlu dipikirkan.

Bagi Erlger seperti Jagat, waktu 'kelahiran' adalah saat yang baik untuk bisa mengandung dan memiliki keturunan. Hal itu berlangsung setiap beberapa tahun sekali dengan lama durasi untuk melakukan pembuahan selama satu bulan.

Perfectly ImperfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang