Sejak awal, Jagat adalah tipikal perencana yang bergerak sesuai aturan dan alasan yang kuat.
Pembicaraan nya dengan Ega sedikit banyak membuat sang Erlger tertantang untuk membuktikan bahwa pernyataan serta kekhawatiran yang di tunjukkan atas hubungan sangat tidak dibutuhkan.
Ikrar Sastra Dunia memang memberikan perhatian, ketenangan serta hiburan. Remaja itu boleh melakukan segala hal demi bisa menyenangkan hati Jagat. Namun pada akhirnya semua itu akan berujung sia-sia saja karena ia tidak akan terpengaruh dengan mudah ataupun melemah perkara kebaikan terbalut kasih sayang maupun cinta di dalam nya.
Ikrar berbeda dengan pasangan yang akan ia ajak untuk menjalin hubungan dan direncanakan menuju jenjang pernikahan sebagai bentuk penyatuan resmi pada Tuhan. Karena pada dasarnya perlu kesetaraan terlebih dahulu agar bisa bersama. Terima atau tidak, fakta nya mereka berbeda pula dalam pembagian kelas sosial.
Ini hanya liburan. Kebersamaan mereka tidak lebih dari sekedar pertemanan singkat yang akan berakhir setelah tiga bulan.
Apabila telah selesai maka mereka akan kembali menjadi orang asing. Jagat sibuk dengan rutinitas pekerjaan nya lagi dan mengikuti perjodohan yang telah ditetapkan sedangkan Ikrar akan sibuk dengan pendidikan seraya menata masa depan.
Begitulah kisah mereka akan berakhir nanti.
'Ega sialan. Kalau bukan karena kekhawatiran berlebihan mu kemarin, aku tidak perlu sampai melakukan hal seperti ini sebagai bentuk pembuktian.'
Setelah puas dengan lamunan singkat nya, Jagat lalu mengalihkan pandangan menatap ke arah punggung si pemuda yang kini tengah memimpin jalan di depan. Sesuai rencana, hari ini mereka berdua akan pergi ke danau yang dimaksudkan oleh Ikrar untuk bersantai dan menghabiskan waktu bersama.
Berduaan tentu saja, mengingat tidak ada orang lain pula untuk bisa diajak.
Pemuda itu pun sedang memiliki waktu luang karena tidak ada kegiatan sekolah. Sehingga mereka putuskan untuk kembali saat malam. Mengakhiri pertemuan dengan melihat pemandangan dari atas bukit.
Ikrar bilang hal itu akan sangat menakjubkan. Meskipun ragu pada akhir nya Jagat menerima saja usulan tersebut.
"Apa kau merasa lelah?" tanya Ikrar tiba-tiba, entah sejak kapan sudah menghentikan langkah dan menatap bingung ke arah Jagat yang sama tidak mengerti nya.
Jagat yang menyadari hal tersebut kemudian menggelengkan kepala dan membalas pandangan terarah, "Tidak? Memangnya kenapa?"
"Pikiran mu seperti dipenuhi oleh hal lain, makanya aku mengira kau mungkin kelelahan."
"Itu mustahil, tidak ada yang salah dengan ketahanan tubuhku."
"Baiklah, katakan saja jika kau lelah. Aku bisa membawa mu di punggung ku."
Lagi, sebuah bentuk perhatian yang menurut sang Erlger sangat tidak dibutuhkan.
Tidak paham pula dengan arah pikiran Ikrar yang mengira ia akan luluh bila diberikan perlakuan lembut selayaknya hal yang diperlihatkan dalam drama.
"Tidak butuh." balasnya kemudian tanpa ragu.
Namun seakan tidak menerima hal tersebut, Ikrar kembali berujar, "Jangan terburu-buru, penawaran nya masih terus berlaku."
"Berhenti bercanda, cepat tunjukkan saja jalan nya."
"Kau selalu marah. Nanti cepat tua."
"Kalau kau tidak ingin melihatku marah maka diamlah."
Pada akhirnya pemuda itu menuruti perintah, meskipun ia suka melihat Jagat memperlihatkan ekspresi lain yang bukan wajah datar nya namun tetap saja mereka sedang dalam perjalanan sekarang. Tidak ada yang menguntungkan dengan membuat pria yang berusia lebih tua darinya merasa lelah bahkan sebelum mereka sampai pada kegiatan utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfectly Imperfect
RomanceTidak disarankan untuk dibaca oleh kalian yang memiliki Homophobic atau tidak menyukai Mpreg. - [Pengenalan] Kehidupan memiliki aturan. Semua hal harus berjalan sesuai dengan rencana agar tidak ada kesalahan yang terjadi dan menimbulkan masalah di m...