13. Menentukan Pilihan

3 2 0
                                    

"Sudah aku bilang kan? Memilihmu adalah pilihan yang tidak masuk akal."

Bila berbicara menggunakan logika, maka Ikrar Sastra Dunia bukanlah pilihan tepat untuk Jagat.

Berusia muda, belum menuntaskan pendidikan sekolah, masih bergantung pada orang tua, dari keluarga biasa dan seorang Laezilon pula.

Kalau Jagat masih menilai dengan pemikiran lama, maka jangankan untuk berbicara di awal pertemuan, ia tidak akan pernah memandang pemuda itu karena perbedaan status sosial mereka.

Tetapi penilaian nya kali ini telah bercampur oleh perasaan yang sulit dimengerti. Maka tak ayal keraguan cukup banyak telah menyelimuti diri.

Karena di satu sisi, ia ingin melewati segalanya asal bisa bersama pemuda tersebut. Namun di sisi lain ada masa depan serta kehidupan nya yang dipertaruhkan bila terlalu mengutamakan perasaan berujung mengambil tindakan tidak rasional.

Entah apa yang harus dilakukan. Pada akhirnya Jagat memilih mengalah sehingga hanya dapat menyerahkan segala keputusan bergantung pada pembicaraan mereka.

"Apa karena aku seorang Laezilon?" tanya Ikrar kemudian seraya membawa tangan Jagat agar berada dalam genggaman.

Tidak ada penolakan sama sekali yang diberikan, hanya membiarkan hal tersebut terjadi di depan mata seraya memfokuskan pikiran pada arah pembicaraan.

"Terlalu banyak hal yang perlu dipikirkan."

"Bukankah katanya kau seseorang yang egois? Lagipula aku yang melempar diriku sendiri padamu maka seharusnya itu bukan masalah." balas Ikrar lagi.

"Tetapi bukan berarti aku harus menerima nya."

"Lalu kau lebih suka diatur oleh keluarga mu sendiri dan menjalani pernikahan yang tidak bahagia?"

"Perjodohan— adalah hal yang biasa."

"Jadi? Kalau pernikahan itu tidak berjalan baik maka bukan masalah?"

Helaan napas lelah dikeluarkan oleh pria yang berusia lebih tua. Merasa sia-sia telah menjelaskan semua.

Kalau pada akhirnya pemuda itu masih tetap keras kepala dan berusaha menjadi pasangan nya, maka sebanyak apapun ia meminta agar menyerah itu tidak akan ada artinya.

"Menjadi pasangan ku pun akan membuatmu menyesal di kemudian hari." kali ini ganti Jagat yang membalas ucapan.

Hingga berujung dibungkam oleh balasan dari Ikrar setelahnya, "Tidak akan."

Sungguh, Jagat masih tidak yakin bahwa ini adalah keputusan yang tepat. Akan tetapi keraguan berlarut-larut hanya akan membuat ia ataupun Ikrar terluka karena nya. Lagipula ia sendiri tidak cukup yakin untuk melepaskan pemuda itu begitu saja.

Maka jadilah pertaruhan diambil. Menyerahkan keputusan, perasaan dan kehidupan kepada sang remaja. Menjadikan sang Laezilon sebagai pasangan serta bagian dari masa depan nya.

"Aku tidak akan melepaskan mu walaupun kau menangis dan mengatakan ingin pergi. Apapun yang terjadi kau hanya akan bersama ku sepanjang hidupmu, kau paham?" tanya disuarakan dengan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan.

Awalnya Ikrar tidak paham, namun setelah menyimak kata akhirnya ia dapat mengerti bahwa apa yang akan di lalui selanjutnya jelas tidak akan mudah. Ikrar sadar bahwa dirinya memiliki banyak kekurangan yang juga dapat menyulitkan Jagat, namun bukan berarti hal seperti itu akan membuat dirinya menyerah begitu saja.

Telah menaruh hati dan memberikan nya hanya kepada sang Erlger. Kalau setelah semua itu ia justru melepaskan dengan sangat mudah maka Ikrar adalah orang paling bodoh yang pernah ada.

Perfectly ImperfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang