16. Kebersamaan

5 2 0
                                    

"Aku— ini pertama kali nya aku melihat Jagat seperti itu." kata Ikrar pada sang ibu seraya tak henti memberikan usapan lembut di wajah tenang kekasih hati yang kini tengah tertidur di atas ranjang miliknya.

Selagi menaruh gelas berisikan air dengan penutup guna menghindari debu, Nada yang juga berada di ruangan yang sama dengan cepat menarik pipi dari putra nya. Mengoreksi cara bicara Ikrar yang dinilai tidak sopan.

"Nak, seharusnya kamu tidak berbicara seperti itu dengan Jagat. Ibu tidak mengajari kamu menjadi anak yang kurang ajar."

Ikrar lantas mengeluarkan ringisan kala tarikan tersebut berhasil mengenai pipi. Kemudian bergerak menghindari sebisa mungkin sambil mengusap bekas memerah yang ditimbulkan.

"Sakit, Bu." keluh nya sesaat sebelum meneruskan "Lagipula Jagat jadi suka karena gaya bicara ku yang seperti ini."

"Tidak akan ada yang suka kalau kamu bertingkah tidak sopan, nak." tegur Nada lagi yang sukses membuat Ikrar tanpa sengaja mengungkapkan rahasia yang selama ini ia simpan.

"Ibu tidak tahu. Sewaktu datang pertama kali Jagat terlihat sangat sedih dan kesepian. Dia seperti orang yang akan menghilang kapan saja kalau tidak didekati."

Tentu saja hal tersebut membuat Nada terkejut, tidak menyangka bahwa putra nya akan melakukan hal yang dianggap tabu.

"Kamu melihatnya?"

"Aku tahu aku salah. Maafkan aku karena asal menggunakan kemampuan begitu saja. Tetapi mana mungkin aku bisa berhenti saat melihatnya akan segera mengakhiri hidup sendiri." kata Ikrar berusaha menjelaskan dengan wajah tertunduk dalam, merasa bersalah karena telah melanggar perintah kedua orang tuanya.

"Ikrar, kamu tidak mengatakan hal ini pada kami waktu itu."

"Aku minta maaf."

"Apa ini hanya sekedar perasaan kasihan? Kamu merasa seperti itu pada nya?"

Gelengan kepala cepat segera diberikan sebagai tanggapan atas pertanyaan. Ikrar tidak segila itu mempermainkan perasaan seseorang hanya karena perasaan sedih sesaat. Ada alasan mengapa ia berani mengambil tindakan untuk melihat masa depan sang kekasih.

"Tidak. Jangan berpikir seperti itu, Bu. Aku memang merasa kasihan tetapi disaat yang sama aku juga benar-benar jatuh cinta padanya. Dia orang yang sama dan selalu aku tunggu selama ini." ujarnya masih berusaha menjelaskan.

Apapun yang terjadi di antara mereka berdua sebelumnya, Ikrar sungguh memiliki perasaan. Pembawaan, kepercayaan diri, keteguhan dan keberanian sang Erlger telah membuatnya jatuh hati. Meskipun ia tidak suka bagaimana waktu itu Jagat selalu berbicara seakan tengah merendahkan orang lain, namun hal tersebut tidak cukup menghilangkan perasaan yang ia simpan dalam diam.

Rasa kagum berubah menjadi cinta yang dalam. Asalkan bersama Jagat, Ikrar yakin akan mendapatkan kebahagiaan yang selama ini telah ia nanti-nantikan.

"Takdir ku, cinta ku, pasangan ku. Dalam kehidupan ini aku hanya akan memberikan hati pada Jagat seorang." tambahnya kemudian. Tanpa ragu menyuarakan isi hati seraya kembali menatap wajah tertidur sang terkasih.

Melihat hal tersebut membuat Nada tidak bisa melawan lagi. Ikrar memang membuat kesalahan karena memaksakan kehendak untuk bisa bersama diawal. Akan tetapi yang lebih penting saat ini adalah memastikan bahwa hal tersebut tidak terjadi lagi. Karena biar bagaimanapun akan selalu ada bayaran atas kemampuan yang digunakan.

"Ibu paham tetapi berjanjilah untuk berhenti menggunakan kemampuan mu, Ikrar. Tidak semua hal bisa kamu lihat secara sembarang. Biarlah alur kehidupan berjalan sebagaimana mestinya."

"Aku mengerti."

"Lakukan apa yang seharusnya kamu lakukan. Selama itu baik, ibu dan ayah akan selalu mendukung mu."

Perfectly ImperfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang