BAB 18🥀

16 6 0
                                    

Dh gak keras nyampe bab 18 aj wkwkw, tetapi semangat dehh walaupun kga ada yang baca 😁🤍 untuk satu dua orang mksshh ya, walupun CMN nge-scroll doang hehehe 🤍 Oky deh jgn byk bcot langsung cuss baca


Happy reading ✨
*
*
*
*

"Nata!" Teriak gadis cantik berambut sepinggang berlari cepat menuruni anak tangga terbawah, ditanganinya terlihat menyembul satu batang coklat berbungkus pita pink lucu yang ia genggam dengan erat, gadis itu berhenti berlari ia membungkuk menekan dadanya yang teras sesak sehabis berlari.

Devanata Laki-laki tinggi berwajah tampan dengan mata setajam elang memberhentikan langkah panjangnya, ia berbalik-menghadap tepat pada gadis tinggi yang memanggil namanya barusan.

Gadis yang memegang coklat di tangannya Tersenyum manis, Andra yang melihat senyum itu menatap datar lebih tepatnya terkesan tak minat.

Gadis bermata coklat cantik itu, menyodorkan sebungkus coklat silver Queen berpita manis ke arah laki-laki tampan di hadapannya, nata hanya melirik datar tanpa ada keingin mengambilnya dan mengucapkan terimakasih.

Laki-laki itu menghembuskan nafas Lelah, bisakah hari ini saja hidupnya tenang? Terlalu banyak gadis kurang perhatian di sekolah ini yang selalu mengejar dirinya, dan ia tak menyukai hal itu, menurut nya merea cantik pasti bisalah mendapatkan laki-laki yang lebih baik darinya?

Gisel ashura, gadis moots wanted disekolah lentera harapan, selain karena parasnya yang cantik tapi dia juga memiliki bakat dalam bidang sains, banyak yang menyukai seseorang Gisela ashura namun.. Gisel lebih memilih menyukai dan mengejar seseorang yang belum tentu menyukai dirinya jiga.

Gisel Tersenyum tipis, menatap dalam Raut wajah tak minat laki-laki yang ia cintai dengan perasaan sesak, "masih belum luluh juga Nat?" Batin Gisel sedih.

Laki-laki itu mendorong pelan punggung tangan Gisel yang menggenggam Coklat menjauh darinya, "bisa berhenti ngasih gue coklat? Gue gak suka sama coklat." ucap nata melengang pergi menuruni tangga terkahir lantai dua.

Gisel Tersenyum miris, air mata mulai mengalir perlahan di pelupuk mata indahnya, ia mengusap kasar air mata itu lalu mengubah ekspresi wajahnya menjadi Tersenyum tipis cerah.

"Ga apa-apa sel, Lo yang nekat mencintai dia, jadi Lo juga harus nekat buat ngerasain rasa sakit ini!"

*
🥀🥀🥀
*

Gadis berambut sepinggang berdiri tegap di samping meja Aluna yang tengah duduk manis sembari mencatat sesuatu di buku notes kecilnya,  gadis itu bersedekap dada, memicingkan mata guna melihat ekspresi Luan dengan seksama."Tadi pagi Gue ngeliat parkiran depan tadi banyak cewek-cewek yang ngerubuni mobil kak Alyandra, dan salah satunya ada Lo didekat dia," Lily menggantung ucapnya ia melirik eksepsi Luan yang seperti bisanya datar, dingin, dan tak minat.

"Sebenarnya Lo ada hubungan apa sih sama ka Andra? Akhir-akhir ini gue ngerasa Lo lebih dekat sama dia?" Lugas Lily penuh selidik, gadis itu sampai mencondongkan tubuhnya untuk menatap lebih jelas raut wajah Aluna yang duduk disampingnya.

Gadis berambut sebahu itu menghela nafas panjang, ia melirik Lily yang masih setia Mentap dirinya dengan ekspresi yang seolah menuntut penjelasan. "Salah liat lo" lugas Luna kembali mencatat sesuatu di nots books nya.

Lily menatap curiga, "masa sih? Tapi itu kek beneran Lo deh na" bimbang Lily menaikkan sebelah alisnya.

Luna melirik malas ia memasukan nots books nya kedalam laci meja lalu beranjak dari kursi, lengan bebasnya  menarik cepat Lily yang langsung mendelik.

"Ngapain njirr?!" Tanya Lily kaget sekaligus heran, pasalnya ia tadi tengah duduk santai eh tiba-tiba di tarik gini, apa gak kaget coba?.

"Ke kantin" jawab Luna santai sembari menyeret tubuh Lily yang kini hanya pasra.

kini keduanya telah tiba di kantin kedua, Luna memaksa gadis itu untuk duduk di bangku Kantin. Lily mematung lemot, " ngapain kesini?" Tanyanya.

Gadis berambut sebahu itu menghembuskan nafas lelah Lily ternyata se-ngebung dan se-lemot itu ya, "buat pargoy li!" Lily menggeleng kaget.

"ehhh sad_"

Plak!

"Buat makan lah pe'a!" Kesal luna menoyor gemas jidat mengkilap Lily yang kini mengadu kesakitan karna ulah geplakan tiba-tibanya.

"Santai njirr, ini jidat bukan kayu Lo geprek!" Kesalnya menatap sengit ke arah Aluna yang kini terkekeh kecil dengan tangan yang ia angkat menutupi birainya yang tertawa.

"Iya maaf"

Lily Tersenyum licik, sepertinya ia memiliki ide cerdik di otaknya sekarang, gadis berbandana pink itu bersedekap dada menatap cemberut ke arah aluna yang sedang menatap orang-orang di kantin dengan ekspresi datar "gak gue maafin Lo na" ucapanya main-main, Luna melirik, ia mengerjap polos.

"Gue udah minta maaf,"

Lily terdiam, sialan ni anak! Rencananya melenceng ANJIRRR?!

Lily menunduk, "Iya sih" gadis berambut panjang itu mengalihkan perhatiannya ke arah lain, ia tak ingin menatap wajah datar gadis di hadapannya terlalu lama bisa-bisa pingsan dikarenakan tatapan gadis itu yang terlampau tajam.

"Lo mau pesan apa?"

Lily mendongak, gadis itu menatap cengo. "Apakah gadis dingin itu bertanya padanya?"

"Lily!"

baru kali ini gue denger ni anak suaranya gede. "Gue bakso aja, pakek cabe sepuluh kilo." Luna menggeleng, "gue pesanin tapi Lo makan sampai habis!" Baru selangkah Luna ingin melangkah ke arah stand bakso tangannya sudah lebih dulu di cekal oleh Lily.

"Bercanda NJIR, cabenya satu sendok aja"

Luna menganguk, toh dia malas berdebat juga huh!

TBC
*
*
*
*
sempatkan vote 🔔

Semesta Untuk Aluna (Tamat) - (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang