BAB 20🥀

15 6 0
                                    

Happy reading🥀❤️‍🩹
*
*
*
*

"Devanata Ini coklat lo berhamburan dikolong meja gue anjir!!" Teriak dika berkacak pinggang mana kala matanya menangkap berbagai macam jenis coklat batangan dengan pita pink lucu yang membalutinya berhamburan tak tersentuh di kolong mejanya.

Nata yang baru tiba di ambang pintu melirik singkat, ia mengangkat bahu acuh. "buat lo" ucapnya sembari berjalan santai ke arah bangku paling tengah.

Dika menggeleng, "gue gak bisa habisin sendiri NJIRR, banyak bet tu coklat." Kesalnya melirik eneg ke arah tumpukan batangan coklat yang menggunung, jujur saja ya ia sudah muak memakan coklat setiap hari!

Laki-laki itu beranjak berjalan ke arah meja paling pojok, ditangan nya terdapat satu batang coklat yang dirinya genggam, ia taruh di bawah laci meja seseorang dengan cepat lalu berlari kecil ke arah bangku sampai kanan nata.

"Belum nyerah?" Tanya nata sembari mengeluarkan handphone iPhone yang berada di dalam saku celana abu-abu, laki-laki yang kadang memakai kaca mata itu menggeleng keras, "kaga ada kata menyerah di dalam kamus gue!" Tegasnya membusungkan dada bangah.

"Baru kali ini gue rasa perkataan Lo benar dik" ucap nata dengan mata yang tetap fokus pada handphone yang berada di genggamannya.

Laki-laki berkaca mata kotak bening itu menatap malas, "perkataan gue emang selalu benar" ucapnya melirik singkat ke arah nata yang terlihat masih asik mengerakan jari-jemarinya di atas layar handphone.

Satu persatu siswa-siswi kelas 12 MIPA 2 mulai hadir, melangkah secara acak dan mulai duduk rapi di bangkunya masing-masing, dikarnakan lonceng jam pertama yang akan berbunyi delapan menit lagi.

"Ta Lo ben-"

BRAK!

"ASTAGAFIRULLAH, YALLAH GENDRA!!" Teriaknya Kaget Dika sampai mengusap dadanya beberapa kali guna meredakan debaran jantungnya yang hampir lompat dari tempatnya, laki-laki itu melirik datar ke arah gendra yang masih mengendong tas di punggungnya.

Gendra nyengir tak berdosa, laki-laki itu mengangkat dua jarinya membentuk huruf V "sorry bro, gue Sengaja heheheh" ucapannya cengegesan sembari mengaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Selamat pagi para penghuni neraka jahanam" sapa raffasyah berjalan' mendekat ke arah bangku nata dan dika berada, laki-laki itu Tersenyum manis bak malekat namun tak sesuai dengan ucapannya barusan.

"Ta boleh gak gue gebukin Rafa?" Tanya dika melirik nata yang kini membuka buku tugasnya.

Nata mengangguk, membuat Raffa yang melihat anggukkan sang wakil ketua Zerlover itu mendelik kaget. "Canda doang anjir!"  Ucapnya tak Santai.

Gendra Tersenyum mengejek, "APALAH badan doang gedek tapi pas diajak betumbuk sama Dika ciut kek balon" Gendra tertawa ngik-ngik di tempatnya.

Rafa melirik datar, ia mengingat sesuatu. Tak selang beberapa detik laki-laki berkulit sawo matang itu tersenyum tak kalah mengejek, "gue mah masih mending, dari pada Lo gak bisa berantem sama sekali" ucapanya.

"Bang liat no taik kadal ngata-ngatain chrus Lo" tunjuk Gendra ke arah rafa yang berdiri menatap- mendelik ke arah gendra yang kini tersenyum tipis.

"Boong ta! Mana ada gue jelek-jelekin nama chrus Lo! Ehh... Jangan kan nama chrus Lo, chrus Lo itu aja gue gak tau siapa njirrr." Elak Rafa melotot ke arah Gendra yang menutup mulut nya menahan tawa.

"Bisa diam?"

Kelas yang tadinya berisik, kini hening detik itu juga saat sang singa putih Zerlover berbicar dengan nada datar.

Gendra, Dika, maupun raffasyah ketiga mahluk random Tersebut hanya Dapat terdiam kaku di tempat duduk mereka masing-masing.

"Yaa Allah gini baget punya wakil dingin"

*
🥀🥀🥀
*

"KA Andra! Foto dong plis!"

"KA ANDRA AKU MAU JADI PACAR KAKA!"

"Andra gue dah nyiapin kue terlezat buat Lo di makan ya!!"

Dua langkah! Baru dua langkah ia berjalan masuk ke area koridor kelas, dirinya sudah mendapatkan berbagai macam teriakan siswi-siswi random.

Andra menyugar rambutnya kebelakang guna menghilangkan jejek keringat yang berjatuhan di pelipis, namun ekspektasi mereka terlalu tinggi

"ANJ! GILAK GANTENG BAGET!!"

"WOHOI!! GTG BETT NJIRE!"

"KA ANDRA AKU PADA MU!!"

"MASYAALLAH ilope kakak!!!"

Sialan apa-apaan ini padahal dirinya hanya berniat menghapus jejak kering itu tapi mengapa para gadis harus berteriak?!

Andra Tersenyum datar, laki-laki itu berjalan cepat masuk ke dalam kelasnya, beruntung lah bu Widi telah hadir dan duduk tenang di kursi guru, jadi tak berniat lagi tu cewek-cewek gatel bisa untuk masuk kelasnya, secara Bu Widi adalah guru matematika yang terkenal kiler.

Tok!

Tok!

"Assalamualaikum, Maaf terlambat masuk" ucap Andra menatap hormat ke arah Bu Widi yang kini menatapnya dirinya dengan ekspresi biasa.

"Waalikumsalamsalam" tangan wanita itu meliuk menyuruh untuk laki-laki itu segara masuk.

"Baik anak-anak pelajar pertama akan di mulai, sebelum belajar mari lah kita berdoa terlebih dahulu... Berdoa di mulai!"

Hening

"Berdoa selesai."

"Buka buku paket mtk kalian halaman 167 kegiatan 8.7 soal esai 1-20 kerjakan dengan cara! Setelah selesai kumpu ke meja ibu."

Seisi kelas menggangguk kompak.

"Baik Bu!!"

TBC
*
*
*
*
Sempatkan vote 🔔


Semesta Untuk Aluna (Tamat) - (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang